Sayan Pertahankan Arsitektur Leluhur
GIANYAR, NusaBali
Guna mempertahankan keaslian arsitektur kuno, Desa Adat Sayan, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, merestorasi Candi Kurung Pura Desa dan Puseh.
Arsitektur kuno ini dipertahankan karena memiliki bentuk, ukiran, dan sejarah sarat nilai-nilai. Hanya beberapa bagian candi yang rusak yang diperbaiki dengan bahan baru. Tujuannya, tiada lain untuk mempertahankan seni ukir para leluhur terdahulu dan sebagai bentuk penghormatan pada perjuangan leluhur yang terdahulu dalam proses pembuatannya. Bahkan dalam proses pencarian bahan batu padas yang konon mencari secara gotong royong ke Sungai Ayung di barat Desa Sayan.
Bendesa Adat Sayan, dr Tjokorda Gede Ardana Sukawati menjelaskan terdapat dua candi yang direstorasi. “Restorasi yang pertama ada candi yang sebagai pemedal di Pura Puseh. Sedangkan yang kedua ini candi pemedal yang ada di Pura Desa. Tapi tempatnya sama masih satu areal pura,” jelasnya saat ditemui, Minggu (19/9).
Restorasi dipilih untuk mempertahankan bentuk bangunan dan nilai sejarah. Mulai dari bentuk candi, ukiran, hingga bahan. “Sebab para orang tua kami terdahulu bukan main susahnya mencari bahan candi, dan bentuknya hingga seperti ini,” paparnya.
Umur candi diperkirakan telah ratusan tahun, tidak terlalu berisi ukiran, hanya bakalan batu padas yang didapat dari Sungai Ayung. Proses restorasi sekitar tiga bulan. “Entah apa sebabnya para orang tua kami memilih tidak mengisi ukiran penuh. Apa yang ada itu yang kami pertahankan,” imbuhnya.
Tinggi candi yang direstorasi sekitar 25 meter jika dihitung dari dasar candi. Bagian candi yang rusak diganti dan ditembel dengan bahan sama. Sehingga tidak mengurangi bentuk maupun arsitektur yang ada sebelumnya. Sebab mempertahankan sejarah sebagai bentuk bhakti kepada leluhur.
Pura ini diempon enam banjar di Desa Adat Sayan. Areal Pura Desa dan Puseh setempat terdiri dari tiga mandala. Mulai dari Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Dia meyakini bangunan kuno lebih bertaksu dibandingkan bangunan baru.
Keberadaan pura ini tidak terlepas dengan keberadaan Puri Sayan. Tjokorda Gede Ardana memaparkan Puri Sayan berawal dari sebagai pamacek jagat (penguasa wilayah) berawal sekitar 50 - an warga. Pada zaman tersebut, Desa Sayan jadi tempat hidup secara nomaden hingga akhirnya membuat Pura Khayangan Tiga. *nvi
1
Komentar