Ancam Copot Dirut RSUD Sanjiwani Jika Tak Sanggup Digitalisasi
Bupati Gianyar Launching Aplikasi RS Payangan Saat Refleksi 2 Tahun Paket Aman
Ketika masyarakat mengambil nomor pendaftaran dalam aplikasi digital RS Payangan, sudah terpampang dokter siapa yang akan menangani dan jam berapa pasien ini akan dilayani
GIANYAR, NusaBali
Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra launching aplikasi RS Payangan dengan konsep layanan digital kesehatan, Minggu (20/9) malam. Bupati Mahayastra acungi jempol RS Payangan, yang sudah mampu berinovasi kendati baru 8 bulan beroperasi. Sementara, Direktur Utama RSUD Sanjiwani Gianyar, dr Ida Komang Upeksa, diancam akan dilengserkan jika tidak sanggup lakukan digitaliasi pelayanan.
Launching aplikasi RS Payangan ini dilakukan saat acara ‘Refleksi 2 Tahun Kepemimpinan Bupati Mahayastra-Wakil Bupati AA Gde Mayun (Paket Aman)’ di halaman belakang Kantor Bupati Gianyar, Minggu malam. RS Payangan adalah rumah sakit milik Pemkab Gianyar yang berlokasi di Desa Melinggih, Kecamatan Payangan. Meski baru 8 bulan beroperasi, RS Payangan tampil sebagai rumah sakit pertama di Gianyar yang menerapkan sistem digital dalam pelayanan.
Menurut Bupati Mahayastra, RS Payangan dipilih sebagai rumah sakit pertama yang menerapkan sistem digital, karena RSUD Sanjiwani Gianyar---rumah sakit milik pemerintah lainnya yang berlokasi di Kota Gianyar belum siap menerapkan aplikasi tersebut. Terkait aplikasi digital di RS Payngan tersebut, Bupati Mahayastra meminta masyarakat supaya menggunakannya dengan baik.
Ada pun pelayanan digital yang dimaksud adalah ketika masyarakat mengambil nomor pendaftaran dalam sebuah aplikasi, sudah terpampang dokter siapa yang akan menangani dan jam berapa pasien ini akan dilayani. Jika pelayanannya tidak bagus, masyarakat bisa memberikan komentar. Jika seorang dokter terlalu banyak mendapatkan komentar negatif dari masyarakat, maka Bupati Mahayastra akan mengambil tindakan tegas.
“Jika menemukan seorang dokter atau petugas apa pun tidak menjalankan tugasnya dengan baik, masyarakat bisa memberikan komentarnya langsung melalui aplikasi tersebut. Kalau seorang dokter terlalu banyak mendapatkan komentar buruk, maka saya akan mengambil tindakan tegas,” ancam Mahayastra.
Dalam kesempatan itu, Mahayastra memberikan target kepada Dirut RSUD Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, untuk mempersiapkan aplikasi serupa dalam kurun waktu 3 bulan. Paling tidak, Januari 2021 mendatang RSUD Sanjiwani sudah harus menerapkan sistem pelayanan digital.
Jika sistem digitalisasi ini tidak direalisasikan sesuai target yang dipatok, maka Dirut RSUD Sanjiwani akan dilengserkan dari jabatannya. “Saya paling tidak senang memecat orang. Hal yang paling saya hindari adalah menonjobkan orang. Tapi, jika Pak Dirut (RSUD Sanjiwani) tidak bisa menjalankannya, lebih baik mundur,” warning Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan yang uuga Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Menurut Mahayastra, penerapatan sistem digital di rumah sakit merupakan hal yang telah dipikirkannya sejak lama. Hal ini berdasarkan banyaknya keluhan masyarakat atas pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit milik pemerintah seperti RSUD Sanjiwani. “Sekarang sudah tidak zamannya main-main. Baik Direktur, dokter, atau siapa pun, gaji kita terukur dalam kinerja,” tandas Mahayastra, yang sedmpat dua periode menjabat Ketua DPRD Gianyar (2004-2009, 2009-2013).
Sementara itu, Dirut RSUD Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, berjanji akan berusaha memenuhu target digitaliasasi yang diberikan Bupati Mahayastra. Menurut dr Upeksa, digitalisasi sudah menjadi kebutuhan mutlak di era digital dan masa pandemi Covid-19. Selain itu, digitalisasi juga sangat strategis dan sejalan dengan kebijakan Bupati Gianyar.
Menuruat dr Upeksa, sebenarnya sudah dibuat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SIBE). “Beberapa layanan di RSUD Sanjiwani sudah kita laksanakan dengan sistem elektronik. Tinggal me-matching-kan sistem yang ada di RSUD Sanjiwani dengan sistem di SPBE. Astungkara, bisa kita laksanakan dalam 3 bulan ke depan, mudah-mudahan tidak ada hambatan," papar dr Upeksa saat dikonfirmasi NusaBali di Gianyar, Senin (21/9). Sekadar dicatat, dr Ida Komang Upeksa sendiri sudah 7 tahun menjabat sebagai Dirut RSUD Sanjiwani. Dia sebelumnya naik menggantikan dr Swastika. *nvi
Launching aplikasi RS Payangan ini dilakukan saat acara ‘Refleksi 2 Tahun Kepemimpinan Bupati Mahayastra-Wakil Bupati AA Gde Mayun (Paket Aman)’ di halaman belakang Kantor Bupati Gianyar, Minggu malam. RS Payangan adalah rumah sakit milik Pemkab Gianyar yang berlokasi di Desa Melinggih, Kecamatan Payangan. Meski baru 8 bulan beroperasi, RS Payangan tampil sebagai rumah sakit pertama di Gianyar yang menerapkan sistem digital dalam pelayanan.
Menurut Bupati Mahayastra, RS Payangan dipilih sebagai rumah sakit pertama yang menerapkan sistem digital, karena RSUD Sanjiwani Gianyar---rumah sakit milik pemerintah lainnya yang berlokasi di Kota Gianyar belum siap menerapkan aplikasi tersebut. Terkait aplikasi digital di RS Payngan tersebut, Bupati Mahayastra meminta masyarakat supaya menggunakannya dengan baik.
Ada pun pelayanan digital yang dimaksud adalah ketika masyarakat mengambil nomor pendaftaran dalam sebuah aplikasi, sudah terpampang dokter siapa yang akan menangani dan jam berapa pasien ini akan dilayani. Jika pelayanannya tidak bagus, masyarakat bisa memberikan komentar. Jika seorang dokter terlalu banyak mendapatkan komentar negatif dari masyarakat, maka Bupati Mahayastra akan mengambil tindakan tegas.
“Jika menemukan seorang dokter atau petugas apa pun tidak menjalankan tugasnya dengan baik, masyarakat bisa memberikan komentarnya langsung melalui aplikasi tersebut. Kalau seorang dokter terlalu banyak mendapatkan komentar buruk, maka saya akan mengambil tindakan tegas,” ancam Mahayastra.
Dalam kesempatan itu, Mahayastra memberikan target kepada Dirut RSUD Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, untuk mempersiapkan aplikasi serupa dalam kurun waktu 3 bulan. Paling tidak, Januari 2021 mendatang RSUD Sanjiwani sudah harus menerapkan sistem pelayanan digital.
Jika sistem digitalisasi ini tidak direalisasikan sesuai target yang dipatok, maka Dirut RSUD Sanjiwani akan dilengserkan dari jabatannya. “Saya paling tidak senang memecat orang. Hal yang paling saya hindari adalah menonjobkan orang. Tapi, jika Pak Dirut (RSUD Sanjiwani) tidak bisa menjalankannya, lebih baik mundur,” warning Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan yang uuga Ketua DPC PDIP Gianyar ini.
Menurut Mahayastra, penerapatan sistem digital di rumah sakit merupakan hal yang telah dipikirkannya sejak lama. Hal ini berdasarkan banyaknya keluhan masyarakat atas pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit milik pemerintah seperti RSUD Sanjiwani. “Sekarang sudah tidak zamannya main-main. Baik Direktur, dokter, atau siapa pun, gaji kita terukur dalam kinerja,” tandas Mahayastra, yang sedmpat dua periode menjabat Ketua DPRD Gianyar (2004-2009, 2009-2013).
Sementara itu, Dirut RSUD Sanjiwani, dr Ida Komang Upeksa, berjanji akan berusaha memenuhu target digitaliasasi yang diberikan Bupati Mahayastra. Menurut dr Upeksa, digitalisasi sudah menjadi kebutuhan mutlak di era digital dan masa pandemi Covid-19. Selain itu, digitalisasi juga sangat strategis dan sejalan dengan kebijakan Bupati Gianyar.
Menuruat dr Upeksa, sebenarnya sudah dibuat Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SIBE). “Beberapa layanan di RSUD Sanjiwani sudah kita laksanakan dengan sistem elektronik. Tinggal me-matching-kan sistem yang ada di RSUD Sanjiwani dengan sistem di SPBE. Astungkara, bisa kita laksanakan dalam 3 bulan ke depan, mudah-mudahan tidak ada hambatan," papar dr Upeksa saat dikonfirmasi NusaBali di Gianyar, Senin (21/9). Sekadar dicatat, dr Ida Komang Upeksa sendiri sudah 7 tahun menjabat sebagai Dirut RSUD Sanjiwani. Dia sebelumnya naik menggantikan dr Swastika. *nvi
Komentar