Mantan Bupati Ketut Sundria Ubah Wajah Kota Tabanan
TABANAN, NusaBali
Mantan Bupati Tabanan periode 1989-1994 Brigjen (Purn) I Ketut Sundria meninggal dunia pada, Senin (21/9) pukul 15.16 Wita di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
Bupati yang dikenal tegas ini sudah dimakamkan pada Selasa (22/9) di Pemakaman San Diego Hills, Karawang Jawa Barat. Bagi Ketua DPD II Golkar Tabanan, I Nyoman Wirya, yang saat itu sudah menjadi pengurus Golkar Kecamatan Kerambitan saat menjabat Bupati Tabanan, Ketut Sundria dikenal tegas.
Bupati Sundria kala itu juga sangat memperhatikan pembangunan akses jalan menuju ke Pura Sad Khayangan yang ada di Tabanan, seperti Pura Luhur Tanah Lot dan Pura Luhur Batukau. “Dulu jalan menuju Pura Batukau dan Pura Tanah Lot sempit, akses parkir juga sempit lalu dibuka dengan membabat hutan,” ungkap Nyoman Wirya saat dihubungi, Selasa (22/9).
Tak hanya akses jalan ke Pura yang diperhatikan, akses jalan menuju Kantor Bupati Tabanan dan akses Jalan Gajah Mada Tabanan juga diperlebar. Termasuk juga penataan kota di depan Terminal Pesiapan. Sehingga berkat perubahan yang signifikan itu, Tabanan menjadi kota pertama yang mendapatkan penghargaan Adipura di Bali.
“Saat itu Tabanan juga dikenal kota kecil terbersih. Jadi Pak Sundria yang memotori ini,” tandasnya. Dengan kondisi itu menurut Wirya saat kepemimpinan Bupati Ketut Sundria merupakan awal pembangunan Tabanan yang siginifikan. “Pokoknya kelihatan Tabanan berubah itu dari kepemimpinan Ketut Sundria,” katanya.
Wirya menambahkan pada saat kepemimpinan Bupati Ketut Sundria, cara kerjanya selalu menerapkan gotong royong. Di mana pemerintah memberikan bantuan, kemudian masyarakat yang diminta mengerjakan secara gotong royong,” tambahnya. Selain sebagai Bupati Tabanan, Ketut Sundria juga sempat menjabat Ketua DPD I Golkar Bali periode 1992-1998 dan Ketua DPRD Bali (1997-1999) .
Terpisah Ketua PHDI Provinsi Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja, menyatakan sangat kehilangan atas kepergian Ketut Sundria. Alit Wiratmaja memiliki kenangan tersendiri dengan Ketut Sundria saat menjadi Ketua Golkar Bali. Alit Wiratmaja saat itu dipercaya menjadi Ketua Bidang Penerangan dan Penerbitan Media Massa Golkar Bali pada tahun 1992.
Kala itu, kata Alit Wiratmaja, dirinya masih sebagai jurnalis. Ketut Sundria pun mengajak sejumlah tokoh pers untuk bergabung. Berkat saran Ketut Sundria pula, Alit Wiratmaja membuat majalah Ananta Boga. Majalah berisikan seputar kegiatan Golkar. Namun Alit Wiratmaja tidak lama memegang posisi Ketua Bidang Penerangan dan Penerbitan Media Massa.
"Saya hanya sampai tahun 1996, karena ada penugasan ke Australia. Dari sana saya jarang kontak dengan beliau. Untuk itu, saya kehilangan beliau. Apalagi saya tidak mengetahui beliau meninggal dan baru tahu kabarnya dari anda," kata Alit Wiratmaja. Bagi Alit Wiratmaja, Ketut Sundria adalah sosok yang pekerja keras, disiplin dan berpikir strategis untuk memajukan Golkar Bali. Bahkan dia juga tidak sungkan mendampingi Ketum Golkar saat itu, Harmoko berkeliling Bali. *k22
Komentar