Hari Pariwisata Dunia 2020
Buruh Hotel Kawasan Asia Pasifik Serukan Pemulihan Pariwisata
Serikat buruh menyerukan lebih banyak tindakan pemerintah untuk membentuk arah industri pariwisata baru setelah Covid-19
DENPASAR, NusaBali
Sembilan bulan terakhir, pandemi Covid-19 telah berdampak buruk pada kesehatan, mata pencaharian, upah, dan keamanan kerja buruh hotek dan pariwisata. Pembatasan perjalanan internasional, penutupan perbatasan, dan penguncian seluruh kota telah menyebabkan penurunan drastic dalam pariwisata, baik internasional maupun domestik.
Memperingati Hari Pariwisata Dunia yang jatuh pada 27 September, serikat buruh yang mewakili buruh hotel dan pariwisata di 14 negara kawasan Asia Pasifik serukan pemulihan pariwisata yang aman dan berkelanjutan. Keempat belas negara ini yaitu Kamboja, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Vanuatu.
Dengan ditutupnya hotel, resor, dan perusahaan serta jutaan buruh pariwisata menganggur akibat pandemi, serikat buruh menyerukan kepada pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial dan perlindungan pekerjaan dan bagi pengusahaan untuk mempertahankan buruh, membayar upah, dan menghormati hak-hak.
“Yang dikatakan para buruh adalah mereka tidak terlalu banyak, mereka siap untuk pembukaan kembali hotel dan perusahaan yang aman,” kata Galih Tri Panjalu, Sekretaris Umum Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) Indonesia, Selasa (22/9).
“Itu berarti hotel dan resor perlu mempertahankan buruh sebagai investasi dalam pemulihan industri yang aman dan berkelanjutan. Itu juga berarti bahwa pengusaha tidak boleh memanfaatkan situasi untuk menyerang serikat buruh dan melemahkan hak-hak buruh,” lanjutnya.
Serikat buruh juga meminta pemerintah untuk mengimplementasikan rencana aksi dan kebijakan komperhensif yang mendukung pemulihan industri pariwisata sebagai sumber penting lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Ini termasuk bantuan untuk usaha kecil dan menengah yang mempekerjakan sebagian besar buruh pariwisata.
Di saat yang sama, serikat buruh menyerukan lebih banyak tindakan pemerintah untuk membentuk arah industri pariwisata baru setelah Covid-19. Hal ini diungkapkan oleh Danny Edralin, Sekertaris Umum National Union of Workers in Hotel, Restaurant and Allied Industries (NUHWRAIN) di Filipina, yang menyatakan bahwa krisis ini justru merupakan peluang untuk membangun kembali pariwisata dengan lebih baik.
“Kita tidak bisa kembali ke industri pariwisata sebelum pandemi Covid-19. Seluruh industri terlalu rapuh dan bergantung pada paket pariwisata massal dari hanya beberapa negara. Itu menyebabkan terlalu banyak kepadatan, terlalu banyak polusi, dan tidak menunjukkan penghormatan terhadap budaya dan tradisi kita. Upah rendah dan pekerjaan tidak aman, musiman dan tidak permanen. Jadi tidak banyak manfaat bagi masyarakat setempat. Kita perlu membangun kembali pariwisata dengan lebih baik agar lebih ramah lingkungan, melestarikan budaya kita, dan memberikan kontribusi sosial dan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat kita,” tegasnya.*cr74
Komentar