Terisolir, Krama Bukit Galah Bangun Jembatan
AMLAPURA, NusaBali
Krama Desa Adat Bukit Galah, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem membangun jembatan penghubung menuju Banjar Sebun.
Jembatan sepanjang 6 meter dengan lebar 4 meter itu bantuan dari Kementerian Sosial dalam program keserasian sosial dengan anggaran Rp 100 juta. Setelah jembatan rampung, maka krama Desa Adat Bukit Galah tidak lagi terisolir.
Bendesa Adat Bukit Galah, I Putu Suyasa, mengatakan krama Desa Adat Bukit Galah dengan jumlah penduduk 38 KK sempat terisolir, tidak bisa kembali ke kampungnya semenjak mengungsi akibat erupsi Gunung Agung 22 September 2017 lalu. Desa Adat Bukit Galah berada di kawasan rawan bencana (KRB) III, warganya paling lama mengungsi hingga tahun 2018. Mereka tidak bisa masuk keluar kampung bawa kendaraan, hanya jalan kaki karena jembatan hancur diterjang banjir bandang.
Bendesa Adat Bukit Galah Putu Suyasa terus berjuang bersama warganya agar bisa mewujudkan jembatan. Dijanjikan oleh Kadis PUPR Karangasem I Ketut Sedana Merta dengan dana APBD, namun akhirnya batal karena semua dana fisik dialihkan untuk penanganan Covid-19. Akhirnya ada solusi dari Kementerian Sosial memberikan bantuan Rp 150 juta, masing-masing Rp 100 juta untuk pembangunan jembatan dan Rp 50 juta untuk dana operasional.
Jembatan dikerjakan swakelola digarap Forum Keserasian Sosial Desa Adat Bukit Galah yang diketuai I Kadek Sutarwa. Material batu dan pasir bisa dengan mudah didapatkan untuk kelancaran pembangunan, namun kesulitan air. Saat ini pengerjaan tuntas 40 persen. Kepala Bidang Linjamsos (Perlindungan Jaminan Sosial) Dinas Sosial Karangasem I Gede Sumartana bersama jajarannya mengecek realisasi pembangunan fisik jembatan, Kamis (24). “Saya mengapresiasi semangat krama Desa Adat Bukit Galah membangun jembatan agar akses desa bisa lancar,” jelas I Gede Sumartana. *k16
1
Komentar