Fenomena Halo Matahari Muncul, BBMKG Sebut Tak Membahayakan
MANGUPURA, NusaBali
Fenomena halo matahari yang terjadi di Pulau Dewata pada Minggu (27/9) siang menjadi daya tarik tersendiri.
Saat itu, matahari tampak dikelilingi oleh lingkaran bulat dan mengeluarkan warna. Meski hanya terjadi beberapa jam, fenomena ini banyak yang mengaitkan dengan pra tanda kejadian yang membahayakan dalam waktu dekat. Namun, hal itu dibantah oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar.
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, menerangkan fenomena halo matahari terjadi pada Minggu sekitar pukul 12.00 Wita tersebut merupakan hal yang biasa dan tidak ada pertanda apa pun, serta tidak membahayakan bagi manusia. Fenomena itu merupakan fenomena optis karena adanya pembiasan atau perpendaran sinar matahari oleh awan cirrus (awan tinggi) yang mengandung sedikit uap air dan butiran debu es.
“Fenomena itu biasa, tidak ada hubungannya dengan kejadian lain dan tidak berpengaruh terhadap masyarakat,” kata Iman, Minggu (27/9) siang.
Masih menurut Iman, halo merupakan fenomena biasa yang merupakan fenomena optis yakni adanya lingkaran cahaya baik di sekitar matahari maupun bulan. Cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah ke dalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi. “Fenomena ini sering terjadi dan biasa saja. Fenomena ini dikategorikan normal,” tegasnya.
Ditanya terkait apa ada efek terhadap alam, Iman menyebut halo matahari ini tidak ada efeknya dan tidak menandakan akan terjadi fenomena lain. Sementara durasi waktunya juga tergantung dari keberadaan adanya butiran es di atmosfer. Fenomena ini juga bisa terjadi tergantung kondisi cuaca. Namun umumnya terjadi saat cuaca cerah.
Untuk fenomena halo matahari pada Minggu kemarin, berlangsung pukul 12.00 Wita hingga 13.00 Wita. “Tidak ada dampak atau pratanda apapun. Masyarakat bisa menyaksikan fenomena tersebut dengan jelas,” tutur Iman. *dar
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, menerangkan fenomena halo matahari terjadi pada Minggu sekitar pukul 12.00 Wita tersebut merupakan hal yang biasa dan tidak ada pertanda apa pun, serta tidak membahayakan bagi manusia. Fenomena itu merupakan fenomena optis karena adanya pembiasan atau perpendaran sinar matahari oleh awan cirrus (awan tinggi) yang mengandung sedikit uap air dan butiran debu es.
“Fenomena itu biasa, tidak ada hubungannya dengan kejadian lain dan tidak berpengaruh terhadap masyarakat,” kata Iman, Minggu (27/9) siang.
Masih menurut Iman, halo merupakan fenomena biasa yang merupakan fenomena optis yakni adanya lingkaran cahaya baik di sekitar matahari maupun bulan. Cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah ke dalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi. “Fenomena ini sering terjadi dan biasa saja. Fenomena ini dikategorikan normal,” tegasnya.
Ditanya terkait apa ada efek terhadap alam, Iman menyebut halo matahari ini tidak ada efeknya dan tidak menandakan akan terjadi fenomena lain. Sementara durasi waktunya juga tergantung dari keberadaan adanya butiran es di atmosfer. Fenomena ini juga bisa terjadi tergantung kondisi cuaca. Namun umumnya terjadi saat cuaca cerah.
Untuk fenomena halo matahari pada Minggu kemarin, berlangsung pukul 12.00 Wita hingga 13.00 Wita. “Tidak ada dampak atau pratanda apapun. Masyarakat bisa menyaksikan fenomena tersebut dengan jelas,” tutur Iman. *dar
Komentar