RS Pratama Dijadikan Tempat Karantina OTG
AMLAPURA, NusaBali
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Karangasem survey Rumah Sakit Pratama di Banjar Labuhan Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (29/9).
RS Pratama ini rencananya dijadikan tempat karantina orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan. Selama ini Karangasem kesulitan tempat karantina karena kapasitas RSUD Karangasem hanya 55 orang.
Tim yang turun melakukan survei ke RS Pratama yakni Ketua GTPP Karangasem I Ketut Sedana Merta bersama Koordinator Bidang Kesehatan I Gusti Bagus Putra Pertama dan Sekretaris GTPP Ida Ketut Arimbawa. “Kami melakukan survei untuk cari tempat karantina OTG dan gejala ringan,” ungkap Ketut Sedana Merta. Hasil survei, kapasitas RS Pratama hanya 27 orang. Jika ditemukan adanya OTG dan gejala ringan dari Kecamatan Kubu diprioritaskan karantina di RS Pratama.
RS Pratama dioperasikan sejak Januari 2016. Dibangun di lahan milik Pemprov Bali seluas 11.000 meterpersegi. Sejak dioperasikan hanya didukung 6 dokter umum, 10 bidan, dan 20 tenaga paramedis. Pembangunan RS Pratama awalnya melalui proses permohonan lahan milik Pemprov Bali melalui usulan surat Bupati Karangasem No 590/2676/tata pem, per 15 Agustus 2013. Surat itu juga dapat dukungan dari Camat Kubu I Ketut Artha Sedana melalui surat per 13 Agustus 2013 No 590/375/Pem, dan surat dari Perbekel Tianyar Barat, I Gede Rudana per 13 Agustus 2013, No 593.3/52/Pem.
Dukungan pembebasan lahan juga datang dari penggarap lahan I Nyoman Kembeng dari Banjar Taman Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu. Sekretaris GTPP Ida Ketut Arimbawa mengatakan, alternatif paling tepat selain di RSUD Karangasem untuk karantina OTG dan gejala ringan adalah di RS Pratama. Apalagi pasien di RS Pratama tidak banyak, sebab telah ada Puskesmas Kubu I dan Puskesmas Kubu II. *k16
Tim yang turun melakukan survei ke RS Pratama yakni Ketua GTPP Karangasem I Ketut Sedana Merta bersama Koordinator Bidang Kesehatan I Gusti Bagus Putra Pertama dan Sekretaris GTPP Ida Ketut Arimbawa. “Kami melakukan survei untuk cari tempat karantina OTG dan gejala ringan,” ungkap Ketut Sedana Merta. Hasil survei, kapasitas RS Pratama hanya 27 orang. Jika ditemukan adanya OTG dan gejala ringan dari Kecamatan Kubu diprioritaskan karantina di RS Pratama.
RS Pratama dioperasikan sejak Januari 2016. Dibangun di lahan milik Pemprov Bali seluas 11.000 meterpersegi. Sejak dioperasikan hanya didukung 6 dokter umum, 10 bidan, dan 20 tenaga paramedis. Pembangunan RS Pratama awalnya melalui proses permohonan lahan milik Pemprov Bali melalui usulan surat Bupati Karangasem No 590/2676/tata pem, per 15 Agustus 2013. Surat itu juga dapat dukungan dari Camat Kubu I Ketut Artha Sedana melalui surat per 13 Agustus 2013 No 590/375/Pem, dan surat dari Perbekel Tianyar Barat, I Gede Rudana per 13 Agustus 2013, No 593.3/52/Pem.
Dukungan pembebasan lahan juga datang dari penggarap lahan I Nyoman Kembeng dari Banjar Taman Sari, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu. Sekretaris GTPP Ida Ketut Arimbawa mengatakan, alternatif paling tepat selain di RSUD Karangasem untuk karantina OTG dan gejala ringan adalah di RS Pratama. Apalagi pasien di RS Pratama tidak banyak, sebab telah ada Puskesmas Kubu I dan Puskesmas Kubu II. *k16
Komentar