Tari Siwa Nataraja Siap Buka Denfest 2020
Kreatifitas Meretas Batas di Tengah Pandemi Covid-19
Denfest 2020 dibuka, Jumat (3/10) besok berlangsung selama tiga bulan hingga bulan Desember mendatang secara daring (virtual).
DENPASAR, NusaBali
Memasuki akhir tahun 2020, Pemkot Denpasar kembali bersiap untuk menggelar Denpasar Festival (Denfest) untuk kali ke-13 di tahun 2020 ini. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Wisnutama Kusubandio, dijadwalkan membuka Denfest yang digelar secara daring pada, Jumat (2/10) besok dengan sajian pementasan Garapan Siwa Nataraja yang dipusatkan di Dharma Negara Alaya Kota Denpasar.
Suasana Denfest tahun ini dipastikan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 mewajibkan penerapan protokol kesehatan, sehingga festival dilaksanakan dengan dua sistem, yakni secara online sistem dan offline sistem dan berlangsung selama 3 bulan penuh dari Oktober hingga Desember.
Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani didampingi Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu ‘Lengkong’ Yuliarta saat diwawancarai, Rabu (30/9) menjelaskan Denfest merupakan etalase produk-produk kreatif unggulan Kota Denpasar. Pada ajang itulah proses kreatif masyarakat dalam setahun hadir di depan publik secara luas. “Produk kreatif tersebut dapat berupa ekspresi, kreasi dan kontribusi terhadap kotanya,” ujar Dezire.
Selama 12 tahun pelaksanaan Denfest, sedikit banyak telah memberikan pengaruh terhadap pola pikir dan gerak pembangunan Kota Denpasar yang berfokus pada dua hal. Pertama, proaktivitas menanggapi isu dan tantangan jaman yang tergambar dalam gerakan inklusif melibatkan semua kalangan. Kedua, keberanian membuka jalan untuk berinovasi yang diawali dengan memetakan potensi, target, lalu mencapainya dengan jalan yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan sendiri.
“Kedua hal ini tercermin dalam dinamika sehari-hari yang puncaknya tertuang dalam perayaan tahunan Denfest,” jelas Dezire. Pada saat itu 3 A, yakni Atraksi, Akses, dan Amenitas dirumuskan sebagai komponen kepariwisataan nasional.
“Untuk memajukan kepariwisataan nasional, tiga komponen yang seluruhnya menyakup perayaan, petualangan, destinasi, atraksi, fasilitas, hospitalitas, publisitas, cita rasa, cinderamata, dan pengalaman itulah yang harus dikembangkan. Maka sembilan hal itu kemudian menjadi kisi-kisi pengembangan Denpasar Festival di masa depan dengan tajuk Denpasar Festival Berbasis Kepariwisataan. Simulasi-simulasi pun telah dibuat untuk itu,” ujar Dezire
Memasuki 2020 Pandemi Covid-19 mewabah hanmpir di seluruh dunia, tak terkecuali Denpasar juga terdampak. Kondisi ini pun mengakibatkan banyak aktifitas terhenti, aktivitas di Kota Denpasar pun demikian. Dampak ikutannya, kondisi ekonomi masyarakat menjadi terpuruk. “Sebagai kota kreatif, Denpasar tak mau berpangku tangan dan meratapi pandemi ini. Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Walikota, IGN Jaya Negara menugasi Badan Kreatif (BKraf) Denpasar untuk membuat terobosan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” paparnya
Beranjak dari ide dan semangat untuk tidak berdiam diri tersebut akhirnya lahir program-program yang mendorong siapa saja untuk menjalankan usaha rumahan berbasis daring. Untuk memudahkan UMKM melakukan pemasaran bersama, BKraf menghadirkan pasar digital ‘Makin Dekat’. Setali tiga uang, akhirnya dari sana pula lahir konsep virtual untuk penyelenggaraan Denpasar Festival 2020.
“Sebagai ekspresi optimisme bahwa dengan kreativitas yang dijalankan secara benar keadaan sesulit apa pun pasti dapat dihadapi dengan selamat, Denpasar Festival 2020 mengibarkan tema “Kreativitas Meretas Batas” (Beyond Limit), dan akan berlangsung selama 3 bulan dengan platform digital bernama http://denfest.kreativi.id/ serta menghadirkan 189 mata acara dengan melibatkan 407 komunitas muda Kota Denpasar,” ujar Dezire
Siwa Nataraja merupakan Siwa yang digambarkan dalam pose sedang menari. Siwa diyakini sebagai dewa yang menarikan seluruh kesadaran kosmis. Karenanya Siwa diyakini sebagai sumber segala tarian indah. “Dewa Siwa diyakini merupakan sumber dari mana kesadaran dan kreativitas kesenian menyebar (ngebek) dan kepadanya menyublim (ngingkes). Bagi dunia fana, Dewa Siwa menari untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian. Dalam fase tertinggi, Siwa menari untuk melepaskan jiwa individu dari segala belenggu maya (ilusi),” ujarnya
Adapun morfologi pelaksanaan Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020 ini terdiri atas OPD Pemkot, Institusi Pendidikan, Budayawan & Antropolog, Kelompok Budaya & Seni, Pelaku Umkm Perdagangan, Pengembang Disain & Kreatif dan Organisasi Sosial Masyarakat. Inilah nantinya kita sebut pola Gotong Royong membangkitkan pereknomian masyarakat. Denfest kali ini turut menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari Food Festival, Craft, Fashion dan Exhibition, Virtual Fashion Show, Pilem Mebarung, Kompetisi Kreatif Piala Walikota, Visualisasi Puisi, Drama Satu Babak, Lomba Esai Foto Denfest 2020, Lomba Sketsa Denfest 2020, Lomba Ogoh-ogoh Virtual, Mendongeng, Late Art Competition, Music Battle, Workshop Fotografi, Workshop Keramik dan Workshop F & B.
Selain itu, beragam hiburan dari tradisi, modern dan kontemporer juga akan hadir dalam pelaksanaan Denfest 2020 ini. Namun demikian, kembali protokol kesehatan menjadi penglima utama pelaksanaannya. Sehingga masyarakat dapat tetap produktif dan aman di masa Covid-19 ini, dan perekonomian dapat kembali tumbuh. *mis
Suasana Denfest tahun ini dipastikan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 mewajibkan penerapan protokol kesehatan, sehingga festival dilaksanakan dengan dua sistem, yakni secara online sistem dan offline sistem dan berlangsung selama 3 bulan penuh dari Oktober hingga Desember.
Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani didampingi Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu ‘Lengkong’ Yuliarta saat diwawancarai, Rabu (30/9) menjelaskan Denfest merupakan etalase produk-produk kreatif unggulan Kota Denpasar. Pada ajang itulah proses kreatif masyarakat dalam setahun hadir di depan publik secara luas. “Produk kreatif tersebut dapat berupa ekspresi, kreasi dan kontribusi terhadap kotanya,” ujar Dezire.
Selama 12 tahun pelaksanaan Denfest, sedikit banyak telah memberikan pengaruh terhadap pola pikir dan gerak pembangunan Kota Denpasar yang berfokus pada dua hal. Pertama, proaktivitas menanggapi isu dan tantangan jaman yang tergambar dalam gerakan inklusif melibatkan semua kalangan. Kedua, keberanian membuka jalan untuk berinovasi yang diawali dengan memetakan potensi, target, lalu mencapainya dengan jalan yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan sendiri.
“Kedua hal ini tercermin dalam dinamika sehari-hari yang puncaknya tertuang dalam perayaan tahunan Denfest,” jelas Dezire. Pada saat itu 3 A, yakni Atraksi, Akses, dan Amenitas dirumuskan sebagai komponen kepariwisataan nasional.
“Untuk memajukan kepariwisataan nasional, tiga komponen yang seluruhnya menyakup perayaan, petualangan, destinasi, atraksi, fasilitas, hospitalitas, publisitas, cita rasa, cinderamata, dan pengalaman itulah yang harus dikembangkan. Maka sembilan hal itu kemudian menjadi kisi-kisi pengembangan Denpasar Festival di masa depan dengan tajuk Denpasar Festival Berbasis Kepariwisataan. Simulasi-simulasi pun telah dibuat untuk itu,” ujar Dezire
Memasuki 2020 Pandemi Covid-19 mewabah hanmpir di seluruh dunia, tak terkecuali Denpasar juga terdampak. Kondisi ini pun mengakibatkan banyak aktifitas terhenti, aktivitas di Kota Denpasar pun demikian. Dampak ikutannya, kondisi ekonomi masyarakat menjadi terpuruk. “Sebagai kota kreatif, Denpasar tak mau berpangku tangan dan meratapi pandemi ini. Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Walikota, IGN Jaya Negara menugasi Badan Kreatif (BKraf) Denpasar untuk membuat terobosan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” paparnya
Beranjak dari ide dan semangat untuk tidak berdiam diri tersebut akhirnya lahir program-program yang mendorong siapa saja untuk menjalankan usaha rumahan berbasis daring. Untuk memudahkan UMKM melakukan pemasaran bersama, BKraf menghadirkan pasar digital ‘Makin Dekat’. Setali tiga uang, akhirnya dari sana pula lahir konsep virtual untuk penyelenggaraan Denpasar Festival 2020.
“Sebagai ekspresi optimisme bahwa dengan kreativitas yang dijalankan secara benar keadaan sesulit apa pun pasti dapat dihadapi dengan selamat, Denpasar Festival 2020 mengibarkan tema “Kreativitas Meretas Batas” (Beyond Limit), dan akan berlangsung selama 3 bulan dengan platform digital bernama http://denfest.kreativi.id/ serta menghadirkan 189 mata acara dengan melibatkan 407 komunitas muda Kota Denpasar,” ujar Dezire
Siwa Nataraja merupakan Siwa yang digambarkan dalam pose sedang menari. Siwa diyakini sebagai dewa yang menarikan seluruh kesadaran kosmis. Karenanya Siwa diyakini sebagai sumber segala tarian indah. “Dewa Siwa diyakini merupakan sumber dari mana kesadaran dan kreativitas kesenian menyebar (ngebek) dan kepadanya menyublim (ngingkes). Bagi dunia fana, Dewa Siwa menari untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian. Dalam fase tertinggi, Siwa menari untuk melepaskan jiwa individu dari segala belenggu maya (ilusi),” ujarnya
Adapun morfologi pelaksanaan Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020 ini terdiri atas OPD Pemkot, Institusi Pendidikan, Budayawan & Antropolog, Kelompok Budaya & Seni, Pelaku Umkm Perdagangan, Pengembang Disain & Kreatif dan Organisasi Sosial Masyarakat. Inilah nantinya kita sebut pola Gotong Royong membangkitkan pereknomian masyarakat. Denfest kali ini turut menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari Food Festival, Craft, Fashion dan Exhibition, Virtual Fashion Show, Pilem Mebarung, Kompetisi Kreatif Piala Walikota, Visualisasi Puisi, Drama Satu Babak, Lomba Esai Foto Denfest 2020, Lomba Sketsa Denfest 2020, Lomba Ogoh-ogoh Virtual, Mendongeng, Late Art Competition, Music Battle, Workshop Fotografi, Workshop Keramik dan Workshop F & B.
Selain itu, beragam hiburan dari tradisi, modern dan kontemporer juga akan hadir dalam pelaksanaan Denfest 2020 ini. Namun demikian, kembali protokol kesehatan menjadi penglima utama pelaksanaannya. Sehingga masyarakat dapat tetap produktif dan aman di masa Covid-19 ini, dan perekonomian dapat kembali tumbuh. *mis
Komentar