Pekak Tewas Tenggelam di Tukad Saba
Diduga karena terpeleset, pekak Mara yang sudah mulai linglung tenggelam dalam sungai berkedalaman 2 meter.
SINGARAJA, NusaBali
Seorang kakek (pekak) Wayan Mara, 81, ditemukan tewas tenggelam di sungai (tukad) Saba, Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng, Rabu (30/9) sore pukul 17.30 Wita. Diketahui, korban yang merupakan warga Banjar Dinas Sema, Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini tenggelam setelah sebelumnya diduga tercebur di sungai karena linglung.
Berdasar informasi yang dihimpun di lapangan, jenazah korban Wayan Mara yang tenggelam di sungai dengan bagian kepala terlihat mengambang di permukaan itu pertama kali dilihat oleh Perbekel Desa Patemon, I Ketut Winaya, 51. Saat itu, Perbekel yang tinggal di Banjar Dinas Apit Yeh, Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini tengah melintas di tepi sungai.
Adanya temuan mayat itu kemudian disampaikan kepada warga sekitar lainnya. Sejumlah warga sekitar termasuk pihak keluarga yang menerima informasi itu pun langsung mengevakuasi jenazah korban untuk dibawa ke rumah duka, dan melapor ke Polsek Seririt. Pihak kepolisian bersama salah satu petugas medis dari Puskesmas Seririt yang turun langsung melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban.
Kapolsek Seririt, Kompol Gede Juli mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban Wayan Mara. Korban yang kelahiran 31 Desember 1938 ini meninggal diduga karena tenggelam di sungai yang memiliki kedalaman sekitar 2 meter tersebut. "Tidak diketahui kejadian jelasnya. Mungkin saja korban terpeleset saat melintas sehingga tercebur sungai. Yang jelas tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban," ujarnya.
Dari pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan kejadian tersebut sebagai musibah. Sesuai keterangan anak korban, Kadek Sama, 46, korban Wayan Mara yang sudah tua tersebut memang sering linglung atau bingung dan sering berjalan sendiri melintasi sungai tersebut menuju ke rumah keluarganya yang berada di seberang sungai.
Menurut pengakuan Kadek Sama, sebelumnya ayahnya sempat pergi meninggalkan rumah pada, pagi hari sekitar pukul 06.00 Wita, sebelum ditemukan tewas. Kadek Sama saat itu melihat kamar ayahnya sudah dalam keadaan kosong. Selang ia dan pihak keluarga berusaha mencari di sekitar Desa Patemon dan juga mengumumkan melalui Facebook. Namun saat dilakukan pencarian korban tidak kunjung ditemukan.
Sore harinya pria yang bekerja sebagai teknisi iniimendapat informasi dari warga bahwa ayahnya ditemukan warga tenggelam di sungai Saba. Selanjutnya ia menuju TKP untuk memastikan informasi itu. "Sebelumnya korban sudah tiga kali ditemukan kebingungan sendiri di sekitar sungai tersebut. Dari pihak keluarga telah mengikhlaskan atas meninggalnya korban dan meminta tidak dilakukan otopsi," tutupnya. *cr75
Seorang kakek (pekak) Wayan Mara, 81, ditemukan tewas tenggelam di sungai (tukad) Saba, Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng, Rabu (30/9) sore pukul 17.30 Wita. Diketahui, korban yang merupakan warga Banjar Dinas Sema, Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini tenggelam setelah sebelumnya diduga tercebur di sungai karena linglung.
Berdasar informasi yang dihimpun di lapangan, jenazah korban Wayan Mara yang tenggelam di sungai dengan bagian kepala terlihat mengambang di permukaan itu pertama kali dilihat oleh Perbekel Desa Patemon, I Ketut Winaya, 51. Saat itu, Perbekel yang tinggal di Banjar Dinas Apit Yeh, Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini tengah melintas di tepi sungai.
Adanya temuan mayat itu kemudian disampaikan kepada warga sekitar lainnya. Sejumlah warga sekitar termasuk pihak keluarga yang menerima informasi itu pun langsung mengevakuasi jenazah korban untuk dibawa ke rumah duka, dan melapor ke Polsek Seririt. Pihak kepolisian bersama salah satu petugas medis dari Puskesmas Seririt yang turun langsung melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban.
Kapolsek Seririt, Kompol Gede Juli mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban Wayan Mara. Korban yang kelahiran 31 Desember 1938 ini meninggal diduga karena tenggelam di sungai yang memiliki kedalaman sekitar 2 meter tersebut. "Tidak diketahui kejadian jelasnya. Mungkin saja korban terpeleset saat melintas sehingga tercebur sungai. Yang jelas tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban," ujarnya.
Dari pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan kejadian tersebut sebagai musibah. Sesuai keterangan anak korban, Kadek Sama, 46, korban Wayan Mara yang sudah tua tersebut memang sering linglung atau bingung dan sering berjalan sendiri melintasi sungai tersebut menuju ke rumah keluarganya yang berada di seberang sungai.
Menurut pengakuan Kadek Sama, sebelumnya ayahnya sempat pergi meninggalkan rumah pada, pagi hari sekitar pukul 06.00 Wita, sebelum ditemukan tewas. Kadek Sama saat itu melihat kamar ayahnya sudah dalam keadaan kosong. Selang ia dan pihak keluarga berusaha mencari di sekitar Desa Patemon dan juga mengumumkan melalui Facebook. Namun saat dilakukan pencarian korban tidak kunjung ditemukan.
Sore harinya pria yang bekerja sebagai teknisi iniimendapat informasi dari warga bahwa ayahnya ditemukan warga tenggelam di sungai Saba. Selanjutnya ia menuju TKP untuk memastikan informasi itu. "Sebelumnya korban sudah tiga kali ditemukan kebingungan sendiri di sekitar sungai tersebut. Dari pihak keluarga telah mengikhlaskan atas meninggalnya korban dan meminta tidak dilakukan otopsi," tutupnya. *cr75
Komentar