Jembatan Kuning Nusa Penida Ambruk, 8 Tewas, 37 Luka-luka
Seluruh korban tewas adalah pamedek dari kawasan seberang Nusa Penida yang hendak tangkil ke Pura Bakung di Ceningan
Sebetulnya, Pemkab Klungkung sudah memasang papan peringatan agar berhati-hati melintas di Jembatan Kuning, sejak Selasa (12/10) lalu. Pasalnya, beberapa tali sling ditemukan sudah putus, besi pun telah berkarat karena termakan usia. Namun, imbauan peringatan tersebut tidak diindahkan.
Beberapa detik sebelum jembatan ambruk, jumlah pamedek yang melintas mencapai sekitar 75 orang, baik naik sepeda motor maupun jalan kaki. Tepat pukul 18.10 Wita, tiba-tiba mulai terdengar suara retakan di jembatan. Hal ini sontak membuat pamedek yang berada di atas jembatan panik dan segera menepi. “Sayangnya, pamedek yang terjebak di tengah-tengah jembatan, tidak sempat menyelamatkan diri,” ujar sumber NusaBali di lapangan.
Suasana pun kian mencekam disertai teriakan histeris. Pasalnya, posisi jembatan kian miring paasca terdengar bunyi retakan. Dalam tempo 5 menit, Jembatan Kuning putus di tengah-tengah hingga tenggelam ke laut sekitar pukul 18.15 Wita. Puluhan pamedek yang terjebak di dalamnya juga berjatuhan ke laut, demikian pula sepeda motor dan pengendaranya. “Untuk menghindari tertimpa puing jembatan ambruk, sejumlah pamedek juga ada yang langsung melompat dari atas sejauh mungkin ke tengah laut,” katanya.
Jumlah korban tewas akibat musibah jembatan ambruk ini mencapai 8 orang, termasuk salah satunya balita usia 3 tahun, serta dua anak berusia 9 tahun dan 6 tahun. Sedangkan jumlah korban terluka masih simpang siur. Ada yang menyebut hanya 12 orang, tapi ada pula mengatakan kor-ban terluka tembus 37 orang.
Para korban tadi alam dievakusi petugas TNI/Polri, BPBD Klungkung, dan satuan lainnya, dengan dibantu warga sekitar. Mereka dibawa ke Puskesmas Nusa Penida II di Desa Lembongan. Selain korban tewas berjumlah 8 orang dan puluhan korban terluka, perugas gabungan tadi malam masih melakukan pencarian sejumlah pamedek yang hilang.
SELANJUTNYA . . .
Beberapa detik sebelum jembatan ambruk, jumlah pamedek yang melintas mencapai sekitar 75 orang, baik naik sepeda motor maupun jalan kaki. Tepat pukul 18.10 Wita, tiba-tiba mulai terdengar suara retakan di jembatan. Hal ini sontak membuat pamedek yang berada di atas jembatan panik dan segera menepi. “Sayangnya, pamedek yang terjebak di tengah-tengah jembatan, tidak sempat menyelamatkan diri,” ujar sumber NusaBali di lapangan.
Suasana pun kian mencekam disertai teriakan histeris. Pasalnya, posisi jembatan kian miring paasca terdengar bunyi retakan. Dalam tempo 5 menit, Jembatan Kuning putus di tengah-tengah hingga tenggelam ke laut sekitar pukul 18.15 Wita. Puluhan pamedek yang terjebak di dalamnya juga berjatuhan ke laut, demikian pula sepeda motor dan pengendaranya. “Untuk menghindari tertimpa puing jembatan ambruk, sejumlah pamedek juga ada yang langsung melompat dari atas sejauh mungkin ke tengah laut,” katanya.
Jumlah korban tewas akibat musibah jembatan ambruk ini mencapai 8 orang, termasuk salah satunya balita usia 3 tahun, serta dua anak berusia 9 tahun dan 6 tahun. Sedangkan jumlah korban terluka masih simpang siur. Ada yang menyebut hanya 12 orang, tapi ada pula mengatakan kor-ban terluka tembus 37 orang.
Para korban tadi alam dievakusi petugas TNI/Polri, BPBD Klungkung, dan satuan lainnya, dengan dibantu warga sekitar. Mereka dibawa ke Puskesmas Nusa Penida II di Desa Lembongan. Selain korban tewas berjumlah 8 orang dan puluhan korban terluka, perugas gabungan tadi malam masih melakukan pencarian sejumlah pamedek yang hilang.
SELANJUTNYA . . .
Komentar