Empat Alat Deteksi Longsor di Banjar Sega Rusak
AMLAPURA, NusaBali
Empat alat EWS (early warning system) di Banjar Sega, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem rusak sejak 2 tahun lalu.
Alat ini berfungsi untuk deteksi longsor, pergerakan tanah, dan lampu sirine bahaya. Sebelum rusak berat, alat-alat pendeteksi bencana ini sering korslet. Alat ekstensometer pendeteksi gerakan tanah rusak akibat digoyang angin kencang
Kelian Banjar Dinas Sega, I Komang Kariana, mengatakan alat-alat EWS tidak berfungsi lagi. Petugas BPBD Karangasem rutin melakukan pembersihan dan mengganti baterai, namun alat-alat pendeteksi bencana ini tidak bisa dipakai lagi. EWS dipasang tahun 2015, sempat berfungsi normal membaca pergerakan tanah. Struktur tanah di Banjar Sega dikenal labil, rawan longsor, ambles (turun ke bawah), dan bergeser. “Saya sudah laporkan ke BPBD, katanya harus menunggu datangnya petugas teknisi dari Bandung. Di Karangasem tidak ada teknisi menangani EWS,” ungkap Komang Kariana, Kamis (1/10).
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengakui setelah mengecek alat-alat tersebut, keempat unit EWS rusak. Keempat alat EWS itu yakni ekstensometer (pendeteksi gerakan tanah), repeater, dan sirine. Sedangkan alat rainmeter (penakar hujan) dan tiltmeter (alat mengukur kemiringan tanah) masih baik. “Alat pendeteksi kemiringan tanah dan pendeteksi longsor tidak berfungsi. Ada empat alat yang dipasang petugas BPBD sejak tahun 2015, kami rutin melakukan pengecekan hanya saja tidak bisa memperbaiki karena tidak punya tenaga teknisi,” kata Ida Bagus Ketut Arimbawa.
Akibat alat pendeteksi longsor dan pergerakan tanah rusak, setiap musim hujan tidak bisa memantau pergerakan tanah di Banjar Sega yang langganan longsor menutupi akses jalan. “Saya sudah laporkan ke BNPB agar mendatangkan teknisi untuk melakukan perbaikan,” ungkap Ida Ketut Arimbawa. Gara-gara terjadi kerusakan, alat-alat yang terpasang di Banjar Sega belum bisa konek dengan alat yang terpasang di Kantor BPBD Karangasem. *k16
1
Komentar