Covid-19 Bikin Ekspor Bali Anjlok
Ekspor ke Jepang, Australia, Tiongkok ,Taiwan dan Singapura menunjukkan trend positif
DENPASAR,NusaBali
Memasuki bulan ke enam masa pandemi Covid-19 kinerja ekspor Bali menunjukkan penurunan. Hal tersebut ditunjukkan ekspor Bali pada Agustus lalu dibanding bulan sebelumnya yakni bulan Juli.
Ekspor Bali pada bulan Agustus tercatat turun sedalam -0,55 persen (m to m) dari 33.994.467 dollar AS pada bulan Juli menjadi 33.807.208 dollar AS pada bulan Agustus. Bila dibanding nilai ekspor Bali pada Agustus 2019, ekspor Bali turun sedalam -27,19 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho menyampaikan Kamis (1/10). Dikatakan Adi Nugroho ekspor Bali tersebut dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia. “Secara kumulatif, nilai ekspor barang Provinsi Bali pada periode Januari-Agustus 2020 juga turun dibanding periode sebelumnya,” kata Adi Nugroho.
Pada Januari-Agustus 2019 nilai ekspor Bali tercatat 390.501.006 dollar AS. Sedang pada Januari-Agustus 2020 hanya 293.686.294 dollar AS atau turun -24,79 persen.
Dari 10 negara tujuan utama ekspor Bali, nilai ekspor ke 5 negara yang mengalami penurunan. Penurunan terdalam dengan tujuan Inggris (-19,14 persen) yang didominasi turunnya nilai ekspor produk barang- barang rajutan serta produk pakaian jadi bukan rajutan. Yang lainnya adalah ekspor dengan tujuan Amerika Serikat minus -13,25 persen, dengan tujuan Prancis-18,28 persen, Jerman -10,06 persen dan ke Belanda turun -9,43 persen. Nilai penurunan terbanyak dengan tujuan Amerika Serikat.
“Penurunan ini terutama karena turunnya ekspor ikan dan udang,” ujar Adi Nugroho.
Sedang ekspor ke lima negara lainnya, Jepang, Australia, Tiongkok , Taiwan dan Singapura dalam trend positif meningkat.
“Adanya gambaran menurun pada dominasi dan meningkatnya pada empat besar negara lainnya, menyiratkan kemungkinan adanya konsolidasi ulang tentang pembagian mitra dagang Provinsi Bali ke luar negeri,” ujarnya.Yang ke Amerika mulai dikurangi yang ke negara lain dikembangkan.
Dari sisi komoditas, produk ikan dan udang tetap mendominasi nilai ekspor Bali dengan kontribusi 30,22 persen dari nilai 10.217.364 dollar. Nilainya menurun -4,98 persen dari Juli sebesar 10.752.461 dollar. Lima besar komoditas ekspor Bali adalah ikan dan udang, yang kedua komoditas perhiasan dan permata, ketiga kayu dan barang dari kayu, pakaian jadi bukan rajutan dan perabotan penerangan rumah.
Sama dengan ekspor kinerja impor Provinsi Bali pada bulan Agustus 2020 menunjukkan penurunan. Untuk diketahui nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri bulan Agustus sebesar 3.530.390. Jumlah ini menunjukkan turun turun -22,16 persen dibanding bulan Juli (m to m) yang tercatat 4.535.697.Secara year on year (yoy), nilai impor Provinsi Bali pada bulan Agustus turun -85,47 persen.
Secara kumulatif, nilai impor periode Januari-Agustus 2020 tercatat sebesar 67.520.281 dollar atau turun -60,90 persen dibanding periode sama tahun 2019 sebesar 172.692.752.
Dari 5 besar negara asal impor, hanya impor dari Australia yang tercatat mengalami peningkatan setinggi 65,23 persen (m to m) terutama disebabkan naiknya impor produk benda-benda dari batu, gips dan semen.
Sedang untuk komoditas impor dengan nilai terbesar pada Agustus adalah impor mesin dan perlengkapan mekanik. Kontribusi atau share-nya 27,54 persen dari total impor Bali pada Agustus sebesar 3.530.390 dollar.
Sebelumnya Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar Putu Terunanegara, menyatakan tidak adanya penerbangan langsung dari Bali ke luar negeri karena pandemi Covid-19 menyebabkan komoditas ekspor mengalami hambatan. Terutama untuk produk pertanian Bali. “ Memang membuat komoditas pertanian mengalami hambatan pengiriman khususnya untuk ekspor,” ujar Terunanegara.
Karena khusus untuk produk pertanian yang merupakan ekspor produk fresh atau segar, tidak mungkin dikirim dengan container (laut) karena waktunya lama, sehingga produk keburu rusak.
Kata Terunanegara, buah naga, mangga, kopi , vanili dan manggis merupakan diantara komoditas pertanian yang yang potensial dan beberapa diantaranya sudah ekspor. *K17.
Memasuki bulan ke enam masa pandemi Covid-19 kinerja ekspor Bali menunjukkan penurunan. Hal tersebut ditunjukkan ekspor Bali pada Agustus lalu dibanding bulan sebelumnya yakni bulan Juli.
Ekspor Bali pada bulan Agustus tercatat turun sedalam -0,55 persen (m to m) dari 33.994.467 dollar AS pada bulan Juli menjadi 33.807.208 dollar AS pada bulan Agustus. Bila dibanding nilai ekspor Bali pada Agustus 2019, ekspor Bali turun sedalam -27,19 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho menyampaikan Kamis (1/10). Dikatakan Adi Nugroho ekspor Bali tersebut dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia. “Secara kumulatif, nilai ekspor barang Provinsi Bali pada periode Januari-Agustus 2020 juga turun dibanding periode sebelumnya,” kata Adi Nugroho.
Pada Januari-Agustus 2019 nilai ekspor Bali tercatat 390.501.006 dollar AS. Sedang pada Januari-Agustus 2020 hanya 293.686.294 dollar AS atau turun -24,79 persen.
Dari 10 negara tujuan utama ekspor Bali, nilai ekspor ke 5 negara yang mengalami penurunan. Penurunan terdalam dengan tujuan Inggris (-19,14 persen) yang didominasi turunnya nilai ekspor produk barang- barang rajutan serta produk pakaian jadi bukan rajutan. Yang lainnya adalah ekspor dengan tujuan Amerika Serikat minus -13,25 persen, dengan tujuan Prancis-18,28 persen, Jerman -10,06 persen dan ke Belanda turun -9,43 persen. Nilai penurunan terbanyak dengan tujuan Amerika Serikat.
“Penurunan ini terutama karena turunnya ekspor ikan dan udang,” ujar Adi Nugroho.
Sedang ekspor ke lima negara lainnya, Jepang, Australia, Tiongkok , Taiwan dan Singapura dalam trend positif meningkat.
“Adanya gambaran menurun pada dominasi dan meningkatnya pada empat besar negara lainnya, menyiratkan kemungkinan adanya konsolidasi ulang tentang pembagian mitra dagang Provinsi Bali ke luar negeri,” ujarnya.Yang ke Amerika mulai dikurangi yang ke negara lain dikembangkan.
Dari sisi komoditas, produk ikan dan udang tetap mendominasi nilai ekspor Bali dengan kontribusi 30,22 persen dari nilai 10.217.364 dollar. Nilainya menurun -4,98 persen dari Juli sebesar 10.752.461 dollar. Lima besar komoditas ekspor Bali adalah ikan dan udang, yang kedua komoditas perhiasan dan permata, ketiga kayu dan barang dari kayu, pakaian jadi bukan rajutan dan perabotan penerangan rumah.
Sama dengan ekspor kinerja impor Provinsi Bali pada bulan Agustus 2020 menunjukkan penurunan. Untuk diketahui nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri bulan Agustus sebesar 3.530.390. Jumlah ini menunjukkan turun turun -22,16 persen dibanding bulan Juli (m to m) yang tercatat 4.535.697.Secara year on year (yoy), nilai impor Provinsi Bali pada bulan Agustus turun -85,47 persen.
Secara kumulatif, nilai impor periode Januari-Agustus 2020 tercatat sebesar 67.520.281 dollar atau turun -60,90 persen dibanding periode sama tahun 2019 sebesar 172.692.752.
Dari 5 besar negara asal impor, hanya impor dari Australia yang tercatat mengalami peningkatan setinggi 65,23 persen (m to m) terutama disebabkan naiknya impor produk benda-benda dari batu, gips dan semen.
Sedang untuk komoditas impor dengan nilai terbesar pada Agustus adalah impor mesin dan perlengkapan mekanik. Kontribusi atau share-nya 27,54 persen dari total impor Bali pada Agustus sebesar 3.530.390 dollar.
Sebelumnya Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar Putu Terunanegara, menyatakan tidak adanya penerbangan langsung dari Bali ke luar negeri karena pandemi Covid-19 menyebabkan komoditas ekspor mengalami hambatan. Terutama untuk produk pertanian Bali. “ Memang membuat komoditas pertanian mengalami hambatan pengiriman khususnya untuk ekspor,” ujar Terunanegara.
Karena khusus untuk produk pertanian yang merupakan ekspor produk fresh atau segar, tidak mungkin dikirim dengan container (laut) karena waktunya lama, sehingga produk keburu rusak.
Kata Terunanegara, buah naga, mangga, kopi , vanili dan manggis merupakan diantara komoditas pertanian yang yang potensial dan beberapa diantaranya sudah ekspor. *K17.
Komentar