BNPB Cari Lontar Erupsi Gunung Agung
AMLAPURA, NusaBali
Rombongan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dipimpin Kasubdit Pengembangan Standar Muh Roby Amri mencari lontar yang memuat erupsi Gunung Agung di Objek Wisata Museum Pustaka Lontar, Banjar Dukuh Bukit Ngandang, Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem, Jumat (2/10).
Penelusuran lontar untuk mencari tahu mitigasi yang dilakukan zaman dulu. Tim hanya menemukan lontar geguritan tentang erupsi Gunung Agung.
Tim BPNB turun ke Museum Pustaka Lontar didampingi Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem Ida Ketut Arimbawa. Rombongan diterima Bendesa Adat Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya, Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Adat Dukuh Penaban I Nengah Sudana, dan pemerhati lontar Bali Ida I Dewa Gede Catra. Satu cakep lontar yang ditemukan memuat erupsi Gunung Agung tahun 1710. Isi lontar itu sekilas dibacakan Ida I Dewa Gede Catra. Isinya memuat mulai awal tanda-tanda Gunung Agung meletus hingga terjadi puncak letusan.
Hanya saja mitigasi pemerintah saat itu sangat tradisional tanpa didukung sarana transportasi dan alat komunikasi yang canggih. Muh Roby Amri mengatakan, awalnya mendengar adanya Museum Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban sehingga tertarik untuk berkunjung sambil menanyakan adanya lontar yang memuat erupsi Gunung Agung. “Ternyata ada satu cakep lontar memuat erupsi Gunung Agung. Ini merupakan catatan sejarah,” katanya. Sebab saat itu belum mampu mendokumentasikan peristiwa, kecuali melalui tulisan di daun lontar.
Bendesa Adat Dukuh Penaban, Jro Nengah Suarya, mengapresiasi kedatangan rombongan BNPB yang menaruh kepercayaan buat keberadaan Museum Pustaka Lontar. “Kebetulan di museum menyimpan catatan sejarah erupsi Gunung Agung, makanya saya perlihatkan dan isinya dibacakan,” kata Jro Nengah Suarya. Mengenai perbandingan mitigasi zaman dulu dengan sekarang, BNPB yang mengetahui. Paling tidak semakin banyak orang luar berkunjung ke Museum Pustaka Lontar semakin dikenal objek wisata yang baru dibangun tahun 2017 ini. *k16
Tim BPNB turun ke Museum Pustaka Lontar didampingi Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem Ida Ketut Arimbawa. Rombongan diterima Bendesa Adat Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya, Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Adat Dukuh Penaban I Nengah Sudana, dan pemerhati lontar Bali Ida I Dewa Gede Catra. Satu cakep lontar yang ditemukan memuat erupsi Gunung Agung tahun 1710. Isi lontar itu sekilas dibacakan Ida I Dewa Gede Catra. Isinya memuat mulai awal tanda-tanda Gunung Agung meletus hingga terjadi puncak letusan.
Hanya saja mitigasi pemerintah saat itu sangat tradisional tanpa didukung sarana transportasi dan alat komunikasi yang canggih. Muh Roby Amri mengatakan, awalnya mendengar adanya Museum Pustaka Lontar di Desa Adat Dukuh Penaban sehingga tertarik untuk berkunjung sambil menanyakan adanya lontar yang memuat erupsi Gunung Agung. “Ternyata ada satu cakep lontar memuat erupsi Gunung Agung. Ini merupakan catatan sejarah,” katanya. Sebab saat itu belum mampu mendokumentasikan peristiwa, kecuali melalui tulisan di daun lontar.
Bendesa Adat Dukuh Penaban, Jro Nengah Suarya, mengapresiasi kedatangan rombongan BNPB yang menaruh kepercayaan buat keberadaan Museum Pustaka Lontar. “Kebetulan di museum menyimpan catatan sejarah erupsi Gunung Agung, makanya saya perlihatkan dan isinya dibacakan,” kata Jro Nengah Suarya. Mengenai perbandingan mitigasi zaman dulu dengan sekarang, BNPB yang mengetahui. Paling tidak semakin banyak orang luar berkunjung ke Museum Pustaka Lontar semakin dikenal objek wisata yang baru dibangun tahun 2017 ini. *k16
Komentar