Fotografer Tampilkan 40 Foto dalam 'Grubug Ageng'
DENPASAR, NusaBali
Turut menyemarakkan ajang Denpasar Festival 2020, sebanyak 40 karya fotografi dari 15 fotografer media massa lokal, nasional, hingga internasional dipamerkan di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Kota Denpasar.
Pameran yang dibuka sejak Sabtu (3/10) hingga 31 Desember 2020 ini bertajuk Grubug Ageng (Bali di Tengah Pandemi Covid-19).
Sesuai tajuknya, pameran foto ini menceritakan situasi pandemi Covid-19 yang melanda Bali sejak Maret lalu, yang ditangkap dalam lensa jurnalisme. Melalui pameran ini, para fotografer berharap untuk mengedukasi masyarakat bahwa Covid-19 itu nyata adanya, dan berdampak dalam segala aspek kehidupan.
“Yang kami harapkan, 40 foto ini bisa mewakili dan menggambarkan apa sih yang benar-benar terjaid selama Grubug Ageng Pandemi Covid-19 ini, untuk akhirnya bisa disampaikan ke masyarakat. Yang pertama, bahwa ini kondisi yang sebenarnya terjadi, sebagai proses sosialisasi dan edukasi ke masyarakat kalau memang yang sudah dilakukan selama ini untuk melawan virus ini,” ungkap Naufal Fikri Yusuf, salah seorang fotografer dari ANTARA Foto yang mengikuti pameran ini.
Seolah bercerita, foto-foto ini menampilkan kronologi dari awal masuknya Covid-19, yang berdampak pada situasi Bandara Internasional Ngurah Rai. Kemudian, tertangkap juga fenomena-fenomena yang menjadi dampak pandemi pada aspek kehidupan masyarakat, seperti pada perjuangan para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan.
Juga, foto pelaku industri pariwisata yang dirumahkan sehingga harus banting setir berjualan, Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Denpasar, hingga pada aspek pendidikan, yakni dimulainya proses belajar mengajar secara daring. Tak terkecuali, kegiatan beribadah yang tak luput dari dampak pandemi.
Di balik lensa yang menangkap semua fenomena ini, terdapat fotografer media massa yang tetap terjun ke lapangan menangkap fenomena ini untuk kemudian disampaikan ke masyarakat. “Sebenarnya memang ini bagian dari pekerjaan rutin kita sehari-hari, mencari fakta yang ada, dan yang kami ambil dan pamerkan di sini, itu memang fakta yang benar-benar terjadi,” lanjut fotografer yang akrab disapa Fikri ini.
“Tidak jarang kita fotografer jurnalis dalam mengambil foto di pekerjaan sehari-hari, sebenarnya beberapa kali berada dalam kondisi yang berbahaya. Mungkin teman-teman jurnalis yang merasakannya di tempat-tempat yang beresiko. Cuma mau tidak mau karena bagian dari tugas kami untuk menginformasikan hal tersebut pada masyarakat, itu kami lakukan,” ungkapnya.
Pameran ini pun medapatkan apresiasi dari Pemerintah Kota Denpasar. Seperti yang diungkapkan oleh Sekda Kota Denpasar, AA Ngurah Rai Iswara yang berkesempatan hadir dalam hari pertama pameran ini. “Covid ini akan terus mengingatkan kita dari generasi ke generasi lewat jepretan. Jadi jepretan ini kan nyata sekali, yang diindahkan. Oleh sebab itu, kita harus berterima kasih pada juru foto yang akan memberikan suatu informasi prosesi bagaimana new normal yang kita elu-elukan sekarang ini, dia kan bercerita dari awal,” ujarnya.
“Jadi foto itu, memberikan suatu peluang bagi generasi kita untuk pembelajaran diri, bahwa kalau ada situasi seperti ini, langkah-langkah yang harus dilakukan seperti ini. Jadi foto itu bukan hanya dilihat dalam kasat mata, dia akan memberikan satu pelajaran. Pameran seperti ini terus dinarasikan demikian rupa. Nah ini luar biasa,” katanya mengapresiasi.*cr74
Komentar