Senior Golkar Membelot ke Jaya-Wira
Wijaya Akan Diadili Partainya
I Gusti Putu Wijaya dukung IKG Sanjaya-Edi Wirawan di Pilkada 2020, dengan alasan Tabanan butuh pemimpin berpengalaman dan punya wawasan luas
TABANAN, NusaBali
Kader senior Golkar, I Gusti Putu Wijaya, 65, membelot dukung pasangan I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan (Jaya-Wira), Cabup-Cawabup Tabanan yang diusung PDIP bersama Gerindra, di Pilkada Tabanan 2020. IGP Wijaya yang notabene mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2005-2010 pun bakal diadili induk partainya.
Aksi pembelotan dukungan tersebut terang-terangan dilakukan IGP Wijaya saat Jaya-Wira menggelar deklarasi di rumahnya yakni Jero Jambe, Banjar Kutuh Kelod, Desa Kutuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Sabtu (3/10) sore. IGP Wiyana yang hadir dalam deklarasi di kediamannya sore itu, mengatakan dukungan kepada IKG Sanjaya sudah dialirkan sejak Pilkada Tabanan 2010 silam, ketika maju tarung periode pertama sebagai Cawabup pendamping Ni Putu Eka Wiryastuti.
“Sekarang pun titiyang ingin ketemu dan memberikan dukungan kepada Jaya-Wira untuk periode 2020-2025,” ujar Wijaya dalam sambutannya sore itu. Kenapa dukung Jawa-Wira, padahal Golkar bersama mitra koalisinya, yakni NasDem-Demokrat, mengusung pasangan AA Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa di Pilkada Tabanan 2020?
Menurut Wijaya, dirinya pilih dukung Jaya-Wira, karena dengan kondisi sekarang yang sedang sulit akibat pandemi Covid-19, tentu sangat dibutuhkan pasangan calon pemimpin yang memiliki pengalaman dan wawasan luas. Kriteria itu ada pada IKG Sanjaya, Ketua DPC PDIP Tabanan yang sudah dua periode menjabat Wakil Bupati Tabanan. Demikian pula Made Edi Wirawan, Ketua PAC PDIP Kediri yang sudah tiga periode duduk di DPRD Tabanan.
“Kita mengharapkan (pemimpin) bukan hanya sekadar karena ambisi, mungkin barangkali euforia kelompok. Tentu kita tidak mengharapkan (pemimpin) tahun ini hanya coba-coba. Tetapi, kita butuh calon pemimpin yang berpengalaman. Saya yakin betul Pak Sanjaya mampu membawa Tabanan ke arah yang lebih baik,” tandas Wijaya.
Mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Bali era Ketut Sudikerta ini menyebutkan, ketika menjadi Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin Provinsi Bali pada Pilpres 2019, dirinya sempat memiliki keinginan kenapa Bali tidak bikin koaliasi permanen Merah-Kuning (PDIP-Golkar), seperti halnya di Badung. “Sekalipun hal itu tidak bisa kita wujudkan secara formal, tetapi saya kira nggak usah khawatir, Pak Sanjaya. Hati nurani ini, saya yakin dan mudah-mudahan Jaya-Wira memperoleh kemenangan yang signifikan di Pilkada Tabanan,” jelas mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali di era Orde Baru ini.
Wijaya juga mengingatkan ketika nanti menang Pilkada Tabanan 2020, Jaya-Wira harus memperhatikan desa wisata dan masalah penanganan sampah. “Tolong diperhatikan dua hal itu,” tegas Wijaya, yang sebelumnya sempat maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) dari Golkar di Pilkada Tabanan 2005, namun dipecundangi incumbent Nyoman Adi Wiryatama (PDIP).
Sementara, Cabup IKG Sanjaya mengucapkan terima kasih kepada senior Golkar IGP Wijaya dan masyarakat di Banjar Kutuh Kelod, Desa Kutuh, Kecamatan Kerambitan yang teklah memberikan dukungan untuk Jaya-Wira. “Kami mengucapkan terima kasih atas dukungannya dan mohon doa restu,” jelas Sanjaya.
Terkait aspirasi pengembangan desa wisata dan penanganan sampah sebagaimana diszampaikan Wijaya, menurut Sanjaya, hal itu sejalan dengan visi-misi Jaya-Wira. “Persolan sampah ini memang menjadi persoalan utama di Tabanan. Dalam penanganan ke depan, sampah memang harus ditangani dari hulu. Artinya, mulai ditangani dari banjar. Persoalan sampah akan kita jadikan blueprint ke depan,” tegas politisi PDIP asal Desa Dauh Pala, Kecamatan Tabanan ini.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu (4/10), Ketua DPD II Golkar Tabanan I Nyoman Wirya mengatakan tidak ada masalah terkait dukungan Wijaya untuk Jaya-Wira. Menurut Wirya, biasanya kalau keluar 1, akan datang 5. "Tidak masalah,” tandas Wirya.
Wirya pun membantah jika dengan membelotnya Wijaya, Golkar disebut tidak solid. "Tidak ada begitu. Dari PDIP juga ada yang mendukung kita (pasangan Ngurah Panji-Budiasa, Red). Karena itu dukungan pribadi, kita tidak bisa melarang. Yang jelas, dari induk partai sudah menegaskan bahwa kita mengusung calon," papar politisi asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Tabanan ini.
Di sisi lain, Ketua Tim Pemenangan Paket Ngurah Panji-Budiasa, I Made Asta Darma, mengakui sudah mengetahui IGP Wijaya membelot dukung Jaya-Wira. Namun, kata Asta Darma, dukungan yang diberikan itu secara pribadi. “Itu dukungan pribadi, Pak Wijaya sekarang tidak lagi jadi pengurus Golkar. Memang dia masih senior Golkar,” tegas Asta Darma, Minggu kemarin. “Golkar solid kok,” lanjut politisi Golkar asal Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan yang juga anggota DPRD Tabanan ini.
Sementara itu, IGP Wijaya kemungkinan akan diadili induk partainya, Golkar, karena membelot di Pilkada Tabanan 2020. "Wijaya membelot dukung Jaya-Wira di Tabanan. Dia akan diadili," ujar sumber NusaBali di internal DPD Golkar Bali, Minggu kemarin.
Benarkah? Saat dihubungi NusaBali kemarin, Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPD I Golkar Bali, Dewa Made Suamba Negara, mengakui ada informasi awal bahwa Wijaya mendukung calon yang bukan diusung partainya. "Tetapi, itu baru isu. Kalau faktanya, saya baru sekarang dengar. Nanti kami akan cermati informasi Pak Wijaya di Tabanan," ujar Suamba Negara.
Menurut Suamba Negara, kemungkinan Wijaya akan diajak bicara dulu soal dukung mendukung calon di Tabanan. "Mungkin Pak Wijaya belum mengikuti konsolidasi dan sosialiasi di Tabanan soal Paslon yang diusung Golkar. Saya dengan Pak Wijaya sangat dekat. Ya, kita akan pendekatan pribadi dulu dengan Pak Wijaya," papar politisi Golkar asal Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.
Suamba Negara masih berusaha mencari kebenaran informasi pembelotan Wijaya melalui Ketua DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Wirya. "Secara lisan kita juga masih meminta informasi dari Ketua DPD II Golkar Tabanan. Kita yakin konsolidasi dan sosialiasi harus dimaksimalkan dulu, supaya kader benar-benar paham terkait dengan Paslon yang kita usung di Pilkada Tabanan," katanya.
Sebaliknya, Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry menyatakan akan mengambil sikap tegas terkait kasus pembelotan Wijaya di Tabanan. "Kita akan minta laporan kepada DPD II Golkar Tabanan dulu. Kita mau dengar keterangan DPD II Golkar Tabanan secara jelas," kata Sugawa Korry.
Terkait sanksi, jika Wijaya benar-benar membelot, menurut Sugawa Korry, akan diputuskan DPP Golkar. "Nanti DPP Golkar yang akan memutuskan sanksi. Jadi, setelah kami mendapatkan laporan dari DPD II Golkar Tabanan, akan dilanjutkan ke DPP Golkar," tegas Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini. *des,nat
Aksi pembelotan dukungan tersebut terang-terangan dilakukan IGP Wijaya saat Jaya-Wira menggelar deklarasi di rumahnya yakni Jero Jambe, Banjar Kutuh Kelod, Desa Kutuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Sabtu (3/10) sore. IGP Wiyana yang hadir dalam deklarasi di kediamannya sore itu, mengatakan dukungan kepada IKG Sanjaya sudah dialirkan sejak Pilkada Tabanan 2010 silam, ketika maju tarung periode pertama sebagai Cawabup pendamping Ni Putu Eka Wiryastuti.
“Sekarang pun titiyang ingin ketemu dan memberikan dukungan kepada Jaya-Wira untuk periode 2020-2025,” ujar Wijaya dalam sambutannya sore itu. Kenapa dukung Jawa-Wira, padahal Golkar bersama mitra koalisinya, yakni NasDem-Demokrat, mengusung pasangan AA Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa di Pilkada Tabanan 2020?
Menurut Wijaya, dirinya pilih dukung Jaya-Wira, karena dengan kondisi sekarang yang sedang sulit akibat pandemi Covid-19, tentu sangat dibutuhkan pasangan calon pemimpin yang memiliki pengalaman dan wawasan luas. Kriteria itu ada pada IKG Sanjaya, Ketua DPC PDIP Tabanan yang sudah dua periode menjabat Wakil Bupati Tabanan. Demikian pula Made Edi Wirawan, Ketua PAC PDIP Kediri yang sudah tiga periode duduk di DPRD Tabanan.
“Kita mengharapkan (pemimpin) bukan hanya sekadar karena ambisi, mungkin barangkali euforia kelompok. Tentu kita tidak mengharapkan (pemimpin) tahun ini hanya coba-coba. Tetapi, kita butuh calon pemimpin yang berpengalaman. Saya yakin betul Pak Sanjaya mampu membawa Tabanan ke arah yang lebih baik,” tandas Wijaya.
Mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Bali era Ketut Sudikerta ini menyebutkan, ketika menjadi Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin Provinsi Bali pada Pilpres 2019, dirinya sempat memiliki keinginan kenapa Bali tidak bikin koaliasi permanen Merah-Kuning (PDIP-Golkar), seperti halnya di Badung. “Sekalipun hal itu tidak bisa kita wujudkan secara formal, tetapi saya kira nggak usah khawatir, Pak Sanjaya. Hati nurani ini, saya yakin dan mudah-mudahan Jaya-Wira memperoleh kemenangan yang signifikan di Pilkada Tabanan,” jelas mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali di era Orde Baru ini.
Wijaya juga mengingatkan ketika nanti menang Pilkada Tabanan 2020, Jaya-Wira harus memperhatikan desa wisata dan masalah penanganan sampah. “Tolong diperhatikan dua hal itu,” tegas Wijaya, yang sebelumnya sempat maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) dari Golkar di Pilkada Tabanan 2005, namun dipecundangi incumbent Nyoman Adi Wiryatama (PDIP).
Sementara, Cabup IKG Sanjaya mengucapkan terima kasih kepada senior Golkar IGP Wijaya dan masyarakat di Banjar Kutuh Kelod, Desa Kutuh, Kecamatan Kerambitan yang teklah memberikan dukungan untuk Jaya-Wira. “Kami mengucapkan terima kasih atas dukungannya dan mohon doa restu,” jelas Sanjaya.
Terkait aspirasi pengembangan desa wisata dan penanganan sampah sebagaimana diszampaikan Wijaya, menurut Sanjaya, hal itu sejalan dengan visi-misi Jaya-Wira. “Persolan sampah ini memang menjadi persoalan utama di Tabanan. Dalam penanganan ke depan, sampah memang harus ditangani dari hulu. Artinya, mulai ditangani dari banjar. Persoalan sampah akan kita jadikan blueprint ke depan,” tegas politisi PDIP asal Desa Dauh Pala, Kecamatan Tabanan ini.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu (4/10), Ketua DPD II Golkar Tabanan I Nyoman Wirya mengatakan tidak ada masalah terkait dukungan Wijaya untuk Jaya-Wira. Menurut Wirya, biasanya kalau keluar 1, akan datang 5. "Tidak masalah,” tandas Wirya.
Wirya pun membantah jika dengan membelotnya Wijaya, Golkar disebut tidak solid. "Tidak ada begitu. Dari PDIP juga ada yang mendukung kita (pasangan Ngurah Panji-Budiasa, Red). Karena itu dukungan pribadi, kita tidak bisa melarang. Yang jelas, dari induk partai sudah menegaskan bahwa kita mengusung calon," papar politisi asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Tabanan ini.
Di sisi lain, Ketua Tim Pemenangan Paket Ngurah Panji-Budiasa, I Made Asta Darma, mengakui sudah mengetahui IGP Wijaya membelot dukung Jaya-Wira. Namun, kata Asta Darma, dukungan yang diberikan itu secara pribadi. “Itu dukungan pribadi, Pak Wijaya sekarang tidak lagi jadi pengurus Golkar. Memang dia masih senior Golkar,” tegas Asta Darma, Minggu kemarin. “Golkar solid kok,” lanjut politisi Golkar asal Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan yang juga anggota DPRD Tabanan ini.
Sementara itu, IGP Wijaya kemungkinan akan diadili induk partainya, Golkar, karena membelot di Pilkada Tabanan 2020. "Wijaya membelot dukung Jaya-Wira di Tabanan. Dia akan diadili," ujar sumber NusaBali di internal DPD Golkar Bali, Minggu kemarin.
Benarkah? Saat dihubungi NusaBali kemarin, Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPD I Golkar Bali, Dewa Made Suamba Negara, mengakui ada informasi awal bahwa Wijaya mendukung calon yang bukan diusung partainya. "Tetapi, itu baru isu. Kalau faktanya, saya baru sekarang dengar. Nanti kami akan cermati informasi Pak Wijaya di Tabanan," ujar Suamba Negara.
Menurut Suamba Negara, kemungkinan Wijaya akan diajak bicara dulu soal dukung mendukung calon di Tabanan. "Mungkin Pak Wijaya belum mengikuti konsolidasi dan sosialiasi di Tabanan soal Paslon yang diusung Golkar. Saya dengan Pak Wijaya sangat dekat. Ya, kita akan pendekatan pribadi dulu dengan Pak Wijaya," papar politisi Golkar asal Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.
Suamba Negara masih berusaha mencari kebenaran informasi pembelotan Wijaya melalui Ketua DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Wirya. "Secara lisan kita juga masih meminta informasi dari Ketua DPD II Golkar Tabanan. Kita yakin konsolidasi dan sosialiasi harus dimaksimalkan dulu, supaya kader benar-benar paham terkait dengan Paslon yang kita usung di Pilkada Tabanan," katanya.
Sebaliknya, Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry menyatakan akan mengambil sikap tegas terkait kasus pembelotan Wijaya di Tabanan. "Kita akan minta laporan kepada DPD II Golkar Tabanan dulu. Kita mau dengar keterangan DPD II Golkar Tabanan secara jelas," kata Sugawa Korry.
Terkait sanksi, jika Wijaya benar-benar membelot, menurut Sugawa Korry, akan diputuskan DPP Golkar. "Nanti DPP Golkar yang akan memutuskan sanksi. Jadi, setelah kami mendapatkan laporan dari DPD II Golkar Tabanan, akan dilanjutkan ke DPP Golkar," tegas Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini. *des,nat
1
Komentar