Fotografer Ikuti Inkubasi Capture Kemenparkeraf
MANGUPURA, NusaBali
Puluhan fotograper dari Bali dan beberapa kota besar Indonesia, mengikuti Course of Professional Talents and Incubation Program for Photographers (Capture) yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Bali.
Capture bertujuan mendorong kewirausahaan dan profesionalisme di kalangan fotograper nasional yang sudah memiliki basic skill, namun perlu meng-up grading skill business-nya. Kegiatan Capture digelar di Trans Hotel Seminyak, Kuta, 4-7 Oktober 2020.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparkeraf M Neil El Hilmam mengatakan Capture merupakan sebuah kegiatan inkubasi bisnis untuk para fotografer Indonesia.”Ini dibuat dengan inisiasi mengembangkan fotografer semi profesional yang memiliki kualifikasi untuk menghasilkan karya fotografi yang dapat menunjang ekonomi kreatif dan pariwisata nasional,” ujarnya dalam sambutan secara daring saat pembukaan Capture, Minggu (4/10).
Capture sendiri merupakan bagian dari program photopreneur Indonesia kerjasama antara Kemenparkeraf dengan IPPA. Pelaksanaan Capture di Bali ini merupakan kegiatan inkubasi yang ketiga. Sebelumnya, kegiatan serupa digelar di Bandung dan Jogjakarta.
Direktur Industri Kreatif Film Televisi dan Animasi Kemenparkeraf Saifullah menambahkan, Capture merupakan bentuk inkubasi mendorong kewirausahaan dan profesionalisme di kalangan fotograper nasional. “Tujuannya mendorong, kewirausahaan dan profesionalisme di kalangan fotograper nasional,” ujar Saiflulkah yang merupakan salah satu pembicara dalam inkubasi yang juga diikuti beberapa fotograper luar daerah, di antaranya dari Makassar dan Jogjakarta.
Untuk mendorong kewirausahaan dan profesionalisme tersebut, salah satunya dilakukan melalui proses sertifikasi. Sebagaimana Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi ini untuk memastikan kualitas fotograper.“Ini menjadi alat bagi kita untuk mencegah impact dari persaingan antar fotograper di negara-negara ASEAN. Karena dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka semua orang (di negara ASEAN) dengan berbagai profesi bisa kerja dimanapun. ”Kami berharap sertifikasi itu sepeerti SNI, mecegah masuknya barang yang jelek. Harus ada standar nasional,” ujarnya.
Winarni KS, salah seorang fotograper asal Makasar mengaku bersemangat dating ke Bali untuk mengikuti program Kemenparekraf. “Karena yang di Bali saya dengar yang terakhir,” ujar perempuan yang terjun sebagai fotograper profesional sejak lima tahun silam.
Winarni pun berharap dapat memperdalam kemampuannya dalam mempertajam fotografi untuk food photo dan produknya, termasuk soal manajemen. *k17
Komentar