Pedagang Pasar Umum Sukawati Berkemas
Bangunan Pasar Segera Dibongkar, Ditampung di Lokasi Sementara
Proyek Revitalisasi Pasar Sukawati Blok C (eks Pasar Umum Sukawati) akan segera dimulai, pemindahan pedagang dan pembongkaran pun dikebut.
GIANYAR, NusaBali
Bangunan Pasar Umum Sukawati akan dibongkar, Kamis (8/10) ini. Para pedagang pun sibuk berkemas melakukan pemindahan barang. Seperti tampak, Senin (5/10), pedagang jenis pakaian di Lantai II Pasar Umum Sukawati bahkan sudah seluruhnya mengosongkan tempat. Hanya tampak pengangkutan beberapa rak tempat berjualan.
Salah satu pedagang sepatu-sandal, Asmi Wijaya, mengaku sudah berkemas sejak, Jumat (2/10) lalu. Sebab, volume barang yang harus diangkut cukup banyak. Selain itu, pengangkutan juga terkendala masih ramainya aktifitas pedagang pelataran. "Mulai Jumat malam saya angkut sedikit demi sedikit," ungkapnya. Asmi mengaku, waktu pengangkutan yang paling efektif yakni sore sampai malam hari. "Karena pagi di bawah masih ramai, jadi sore baru angkut-angkut," ujarnya.
Meskipun telah mendapat tempat di pasar relokasi di Banjar Gelumpang, Desa Sukawati, Asmi belum menata barang di tempat baru. "Sementara simpan di rumah dulu, karena di tempat relokasi saya lihat belum siap. Mungkin lagi sebulan baru efektif itu," ujarnya.
Asmi sendiri termasuk pedagang lawas. Pria yang tinggal di Blahbatuh ini mengaku mulai berjualan di Pasar Sukawati sejak tahun 1991. "Jualan di pelataran dulu, setelah Pasar dibangun sekitar Tahun 1995 baru mulai di lantai II permanen," terangnya. Suka duka dialami selama lebih dari 25 tahun mengais rejeki. Hanya saja, sejak pandemi Covid-19 penjualan sandal sepatu turun drastis.
"Biasanya mulai tahun ajaran baru ramai beli sepatu, sekarang belajar online jadi agak sepi," kenangnya. Ditambah kini harus memindahkan barang, Asmi merasa sudah jatuh tertimpa tangga. "Mau bagaimana lagi, sudah keinginan pemerintah. Ikut saja," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan pedagang kain, Ni Ketut Rasin. "Saya juga belum pindah ke relokasi. Sementara barang masih disimpan di rumah dulu. Lihat situasi, baru pindah kesana. Sudah dapat tempat," ujar pedagang lansia asal Banjar Puaya, Desa Batuan ini.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Gianyar melakukan pengundian 754 pedagang selama dua hari, Jumat (2/10) dan Sabtu (3/10) di tempat penampungan sementara di Banjar Gelumpang, Sukawati. Relokasi pedagang terkesan dikebut. Maju sekitar 1,5 bulan dari rencana awal pemindahan pedagang yang diagendakan sekitar bulan November 2020. Meski terkesan mendadak, para pedagang tetap antusias datang mengambil nomor undian.
Ditemui di lokasi penampungan sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Luh Gede Eka Suary, mengatakan Proyek Revitalisasi Pasar Sukawati Blok C (eks Pasar Umum Sukawati) akan segera dimulai. Dengan demikian pemindahan pedagang dan pembongkaran Pasar Umum Sukawati dikebut. “Dipercepat, setelah Kementerian PUPR zoom meeting waktu lalu. Kami dikasih waktu 2 minggu sama Bapak (Bupati Gianyar, Made Mahayastra),” ujarnya.
Maka itu, perpindahan pedagang juga harus segera dilakukan. “Kami ditarget tanggal 7 Oktober ini, sudah bersih (pedagang sudah direlokasi, red). Maksimal tanggal 8,” ujarnya. Hanya saja, tempat penampungan sementara baru rampung sekitar 80%.
Pantauan NusaBali, saat pengundian nomor urut pedagang, masih tampak sejumlah pekerja yang sibuk memasang paving, membangun toilet dan lain sebagainya. Berdasarkan informasi pada papan proyek, Pembangunan Pasar penampungan dengan nomor kontrak 027/049-pasar penampungan/Disperindag/2020 ini dikerjakan selama 135 hari kalender. Proyek yang dimulai 9 Juli 2020 ini, semestinya selesai sekitar 4,5 bulan atau sekitar November. “Di sini kelihatannya masih berjalan, bukan dia yang salah (kontraktor, red). Kita yang mempercepat,” jelas Eka Suary. Meski demikian, pihaknya memastikan penampungan sementara ini sudah siap ditempati oleh pedagang.
“Secara umum sudah siap menampung pedagang, sudah 80% ini,” ujarnya. Proyek Pasar Umum Sukawati senilai Rp 5.711.200.000 ini digarap oleh Konsultan Perencana CV Tataring Bali, Kontraktor Pelaksana PT Karya Dinamis Mesari dan Konsultan Pengawas CV Bali Becik. *nvi
Salah satu pedagang sepatu-sandal, Asmi Wijaya, mengaku sudah berkemas sejak, Jumat (2/10) lalu. Sebab, volume barang yang harus diangkut cukup banyak. Selain itu, pengangkutan juga terkendala masih ramainya aktifitas pedagang pelataran. "Mulai Jumat malam saya angkut sedikit demi sedikit," ungkapnya. Asmi mengaku, waktu pengangkutan yang paling efektif yakni sore sampai malam hari. "Karena pagi di bawah masih ramai, jadi sore baru angkut-angkut," ujarnya.
Meskipun telah mendapat tempat di pasar relokasi di Banjar Gelumpang, Desa Sukawati, Asmi belum menata barang di tempat baru. "Sementara simpan di rumah dulu, karena di tempat relokasi saya lihat belum siap. Mungkin lagi sebulan baru efektif itu," ujarnya.
Asmi sendiri termasuk pedagang lawas. Pria yang tinggal di Blahbatuh ini mengaku mulai berjualan di Pasar Sukawati sejak tahun 1991. "Jualan di pelataran dulu, setelah Pasar dibangun sekitar Tahun 1995 baru mulai di lantai II permanen," terangnya. Suka duka dialami selama lebih dari 25 tahun mengais rejeki. Hanya saja, sejak pandemi Covid-19 penjualan sandal sepatu turun drastis.
"Biasanya mulai tahun ajaran baru ramai beli sepatu, sekarang belajar online jadi agak sepi," kenangnya. Ditambah kini harus memindahkan barang, Asmi merasa sudah jatuh tertimpa tangga. "Mau bagaimana lagi, sudah keinginan pemerintah. Ikut saja," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan pedagang kain, Ni Ketut Rasin. "Saya juga belum pindah ke relokasi. Sementara barang masih disimpan di rumah dulu. Lihat situasi, baru pindah kesana. Sudah dapat tempat," ujar pedagang lansia asal Banjar Puaya, Desa Batuan ini.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Gianyar melakukan pengundian 754 pedagang selama dua hari, Jumat (2/10) dan Sabtu (3/10) di tempat penampungan sementara di Banjar Gelumpang, Sukawati. Relokasi pedagang terkesan dikebut. Maju sekitar 1,5 bulan dari rencana awal pemindahan pedagang yang diagendakan sekitar bulan November 2020. Meski terkesan mendadak, para pedagang tetap antusias datang mengambil nomor undian.
Ditemui di lokasi penampungan sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Luh Gede Eka Suary, mengatakan Proyek Revitalisasi Pasar Sukawati Blok C (eks Pasar Umum Sukawati) akan segera dimulai. Dengan demikian pemindahan pedagang dan pembongkaran Pasar Umum Sukawati dikebut. “Dipercepat, setelah Kementerian PUPR zoom meeting waktu lalu. Kami dikasih waktu 2 minggu sama Bapak (Bupati Gianyar, Made Mahayastra),” ujarnya.
Maka itu, perpindahan pedagang juga harus segera dilakukan. “Kami ditarget tanggal 7 Oktober ini, sudah bersih (pedagang sudah direlokasi, red). Maksimal tanggal 8,” ujarnya. Hanya saja, tempat penampungan sementara baru rampung sekitar 80%.
Pantauan NusaBali, saat pengundian nomor urut pedagang, masih tampak sejumlah pekerja yang sibuk memasang paving, membangun toilet dan lain sebagainya. Berdasarkan informasi pada papan proyek, Pembangunan Pasar penampungan dengan nomor kontrak 027/049-pasar penampungan/Disperindag/2020 ini dikerjakan selama 135 hari kalender. Proyek yang dimulai 9 Juli 2020 ini, semestinya selesai sekitar 4,5 bulan atau sekitar November. “Di sini kelihatannya masih berjalan, bukan dia yang salah (kontraktor, red). Kita yang mempercepat,” jelas Eka Suary. Meski demikian, pihaknya memastikan penampungan sementara ini sudah siap ditempati oleh pedagang.
“Secara umum sudah siap menampung pedagang, sudah 80% ini,” ujarnya. Proyek Pasar Umum Sukawati senilai Rp 5.711.200.000 ini digarap oleh Konsultan Perencana CV Tataring Bali, Kontraktor Pelaksana PT Karya Dinamis Mesari dan Konsultan Pengawas CV Bali Becik. *nvi
1
Komentar