Ariana Siap Jaga Tradisi Emas
Sebenarnya di kelas 81 kg putra itu cukup berimbang. Biasa posisinya saling geser. Kalau saya dalam posisi fit dan top performance terbaik, saya biasa di posisi pertama.
DENPASAR, NusaBali
Atlet angkat besi andalan Bali I Ketut Ariana (kelas 81 kg) bertekad meningkatkan beban angkatan pada PON Papua XX/2021. Ariana menargetkan minimal 150 kg untuk snatch, dan 185 kg untuk clean and jerk. Jika berhasil, Ariana sangat yakin dapat meraih medali emas di Papua.
Sebelumnya, Ariana pada Pra PON ada di peringkat emat, karena cedera otot bahu. Dia pun memantau lawan-lawannya, baru berkutat pada angka 145 kg snatch, dan 180 kg clean and jerk. Ariana bertekad ingin melampaui angkatan para rival tersebut.
"Sebenarnya di kelas 81 kg putra itu cukup berimbang. Biasa posisinya saling geser. Kalau saya dalam posisi fit dan top performance terbaik, saya biasa di posisi pertama. Saat Pra PON saya kan masih cedera dan gagal turun di SEA Games Filipina 2019," ucap Ketut Ariana, Selasa (6/10).
Menurut atlet kelahiran Melaya, Jembrana, 6 September 1990 itu, saat ini proses pemulihan cederanya baru berjalan sekitar 85 persen usai operasi. Pemulihan cedera otot bahu dilakukan di rumahnya di Banjar Melaya Tengah Kaja. Jadi kondisi Ariana belum pulih 100 persen.
Apalagi situasi pandemi Covid-19, Ariana mengakui, tidak leluasa melakukan pemulihan pasca cedera. Hanya saja anak pasangan I Ketut Sukita dan Ni Wayan Manis ini juga mengakui atlet lainnya yang lolos PON juga demikian. Yakni, belum bisa maksimal dalam persiapan, usai
PON diundur pada tahun 2021.
Bagi atlet Ariana masih ada banyak waktu untuk mengembalikan fisik ke top performance. Ariana bertekad pada PON di Papua merah medali emas, setelah hanya meraih medali perak secara beruntun pada PON sebelumnya. Dia merasa di PON Papua muncul keinginan kuat meraih medali emas. Hal itu sekaligus melanjutkan tradisi atlet angkat besi meraih medali emas di PON.
Ariana mengakui untuk rival berat datang dari atlet angkat besi asal Jawa Barat dan Kalimantan Timur, yakni Hasbi dan Triyanto.
"Jika target beban itu kami mampu wujudkan, maka 99 persen saya yakin dapat meraih medali emas. Sisanya satu persen keberuntungan lagi. Sebab, angkat besi merupakan cabor terukur," tegas Ketut Ariana.
Sementara pelatih Ariana, Joko Honggono menegaskan, strategi ke PON Papua memang masih akan dibahas bersama antara lifter, tim pelatih, dan pengurus PABSI Bali. Apalagi, Ariana dalam Pra PON berada di posisi empat besar. Jelas harus ditingkatkan agar lebih maksimal.
Sedangkan dari tempat terpisah, Ketua PABSI Bali Wayan Bun Setiady berharap cedera Ariana segara pulih kembali. Mengingat, sampai saat ini tim pelatih belum berani memberi porsi latihan lebih. "Ketut 'Banat' Ariana memang kami target meraih medali emas di PON Papua," kata Bun Setiady. *dek
Sebelumnya, Ariana pada Pra PON ada di peringkat emat, karena cedera otot bahu. Dia pun memantau lawan-lawannya, baru berkutat pada angka 145 kg snatch, dan 180 kg clean and jerk. Ariana bertekad ingin melampaui angkatan para rival tersebut.
"Sebenarnya di kelas 81 kg putra itu cukup berimbang. Biasa posisinya saling geser. Kalau saya dalam posisi fit dan top performance terbaik, saya biasa di posisi pertama. Saat Pra PON saya kan masih cedera dan gagal turun di SEA Games Filipina 2019," ucap Ketut Ariana, Selasa (6/10).
Menurut atlet kelahiran Melaya, Jembrana, 6 September 1990 itu, saat ini proses pemulihan cederanya baru berjalan sekitar 85 persen usai operasi. Pemulihan cedera otot bahu dilakukan di rumahnya di Banjar Melaya Tengah Kaja. Jadi kondisi Ariana belum pulih 100 persen.
Apalagi situasi pandemi Covid-19, Ariana mengakui, tidak leluasa melakukan pemulihan pasca cedera. Hanya saja anak pasangan I Ketut Sukita dan Ni Wayan Manis ini juga mengakui atlet lainnya yang lolos PON juga demikian. Yakni, belum bisa maksimal dalam persiapan, usai
PON diundur pada tahun 2021.
Bagi atlet Ariana masih ada banyak waktu untuk mengembalikan fisik ke top performance. Ariana bertekad pada PON di Papua merah medali emas, setelah hanya meraih medali perak secara beruntun pada PON sebelumnya. Dia merasa di PON Papua muncul keinginan kuat meraih medali emas. Hal itu sekaligus melanjutkan tradisi atlet angkat besi meraih medali emas di PON.
Ariana mengakui untuk rival berat datang dari atlet angkat besi asal Jawa Barat dan Kalimantan Timur, yakni Hasbi dan Triyanto.
"Jika target beban itu kami mampu wujudkan, maka 99 persen saya yakin dapat meraih medali emas. Sisanya satu persen keberuntungan lagi. Sebab, angkat besi merupakan cabor terukur," tegas Ketut Ariana.
Sementara pelatih Ariana, Joko Honggono menegaskan, strategi ke PON Papua memang masih akan dibahas bersama antara lifter, tim pelatih, dan pengurus PABSI Bali. Apalagi, Ariana dalam Pra PON berada di posisi empat besar. Jelas harus ditingkatkan agar lebih maksimal.
Sedangkan dari tempat terpisah, Ketua PABSI Bali Wayan Bun Setiady berharap cedera Ariana segara pulih kembali. Mengingat, sampai saat ini tim pelatih belum berani memberi porsi latihan lebih. "Ketut 'Banat' Ariana memang kami target meraih medali emas di PON Papua," kata Bun Setiady. *dek
Komentar