Buleleng Musim Angin Kencang, Waspadai Pohon Tumbang
Di awal bulan Oktober dilaporkan sudah lima pohon tumbang.
SINGARAJA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng mengingatkan agar warga tetap waspada dengan hujan lebat yang disertai angin kencang. Khususnya bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan, seperti berkendara di jalan, mengingat saat ini sudah memasuki musim pancaroba dengan kondisi angin yang kencang yang bisa memicu pohon tumbang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng mencatat sudah lebih lima kali terjadi peristiwa pohon yang dilaporkan tumbang sejak awal bulan Oktober. Kejadian ini dominan dipicu hujan disertai angin kencang serta kondisi pohon yang sudah keropos pada bagian akar. Peristiwa pohon tumbang di antaranya terjadi di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada; Desa Anturan, Desa Pemaron, dan Kelurahan Banjar Jawa di Kecamatan Buleleng.
"Dan saat ini (kemarin), kami menerima laporan pohon perindang yang tumbang di Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk tepatnya di depan Balai Perikanan Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak. Beruntung masyarakat atau pengguna jalan tidak ada yang tertimpa," ungkap Kepala BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (6/10). Peristiwa tersebut terjadi pukul 12.30 Wita, pohon yang tumbang langsung dibersihkan oleh petugas BPBD setempat.
Dia menyebutkan pohon perindang yang tumbang adalah pohon asem dengan diameter sekitar 1,5 meter dengan tinggi sekitar 10 meter. Pohon tersebut tumbang disebabkan angin kencang yang kini mulai terjadi di wilayah pesisir Buleleng akibat dari peralihan musim kemarau ke hujan. "Kendati tidak ada korban, namun kami meminta warga tetap waspada dan berhati. Khususnya pengguna kendaraan yang melintas di jalan raya," ujarnya.
Dijelaskannya, wilayah Buleleng saat ini belum memasuki musim dengan curah hujan cukup tinggi. Musim penghujan baru akan mulai terjadi pada bulan Desember mendatang. Namun hal ini sudah patut menjadi kewaspadaan dari warga, karena angin kencang akibat anomali perubahan musim sudah terjadi belakangan ini "Informasi dari BMKG, wilayah Buleleng sejak pertengahan September lalu sudah mulai terjadi angin kencang diikuti dengan hujan intensitas ringan (gerimis)," ucapnya.
Ida Bagus Suadnyana melanjutkan, intensitas hujan di bawah garis rata-rata cukup ringan namun disertai angin kencang diprediksi terjadi hingga bulan November. Sedangkan untuk tinggi gelombang air laut di Bali Utara 0,5-2 meter. Ini juga patut jadi perhatian para nelayan di pesisir Buleleng. "Jadi kami imbau bukan hanya warga, tetapi nelayan untuk tetap berhati-hati terhadap perubahan musim ini. Karena angin kencang dan ombak di laut tidak bisa kami diprediksi," tandas dia. *cr75
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng mencatat sudah lebih lima kali terjadi peristiwa pohon yang dilaporkan tumbang sejak awal bulan Oktober. Kejadian ini dominan dipicu hujan disertai angin kencang serta kondisi pohon yang sudah keropos pada bagian akar. Peristiwa pohon tumbang di antaranya terjadi di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada; Desa Anturan, Desa Pemaron, dan Kelurahan Banjar Jawa di Kecamatan Buleleng.
"Dan saat ini (kemarin), kami menerima laporan pohon perindang yang tumbang di Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk tepatnya di depan Balai Perikanan Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak. Beruntung masyarakat atau pengguna jalan tidak ada yang tertimpa," ungkap Kepala BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (6/10). Peristiwa tersebut terjadi pukul 12.30 Wita, pohon yang tumbang langsung dibersihkan oleh petugas BPBD setempat.
Dia menyebutkan pohon perindang yang tumbang adalah pohon asem dengan diameter sekitar 1,5 meter dengan tinggi sekitar 10 meter. Pohon tersebut tumbang disebabkan angin kencang yang kini mulai terjadi di wilayah pesisir Buleleng akibat dari peralihan musim kemarau ke hujan. "Kendati tidak ada korban, namun kami meminta warga tetap waspada dan berhati. Khususnya pengguna kendaraan yang melintas di jalan raya," ujarnya.
Dijelaskannya, wilayah Buleleng saat ini belum memasuki musim dengan curah hujan cukup tinggi. Musim penghujan baru akan mulai terjadi pada bulan Desember mendatang. Namun hal ini sudah patut menjadi kewaspadaan dari warga, karena angin kencang akibat anomali perubahan musim sudah terjadi belakangan ini "Informasi dari BMKG, wilayah Buleleng sejak pertengahan September lalu sudah mulai terjadi angin kencang diikuti dengan hujan intensitas ringan (gerimis)," ucapnya.
Ida Bagus Suadnyana melanjutkan, intensitas hujan di bawah garis rata-rata cukup ringan namun disertai angin kencang diprediksi terjadi hingga bulan November. Sedangkan untuk tinggi gelombang air laut di Bali Utara 0,5-2 meter. Ini juga patut jadi perhatian para nelayan di pesisir Buleleng. "Jadi kami imbau bukan hanya warga, tetapi nelayan untuk tetap berhati-hati terhadap perubahan musim ini. Karena angin kencang dan ombak di laut tidak bisa kami diprediksi," tandas dia. *cr75
Komentar