Petugas di SMPN 2 Selat Kewalahan Rawat Sekolah
AMLAPURA, NusaBali
Petugas di SMPN 2 Selat, Karangasem, kewalahan merawat sekolah. Kasek SMPN 2 Selat, I Wayan Mustara, mesti terjun langsung potong rumput di halaman sekolah, Selasa (6/10).
Sebanyak 63 guru dan pegawai tata usaha dibagi tiga shift untuk bersih-bersih. Tiap shift sebanyak 20 hingga 21 orang, namun tetap kawalahan bersihkan sekolah.
Kasek SMPN 2 Selat, Wayan Mustara, mengatakan membersihkan halaman dan ruang kelas setiap hari dikerjakan 20 orang hingga 21 orang. Mereka adalah petugas piket terdiri dari tenaga guru dan tata usaha. Dengan kegiatan ini, ruangan tetap bersih walaupun belum digunakan untuk belajar. Proses belajar mengajar masih memberlakukan pelajaran jarak jauh. Wayan Mustara mengakui merasa jenuh dengan aktivitas bersih-bersih kelas, tanpa ada tatap muka.
Terpisah, Kasek SMPN 1 Selat I Nengah Sikiarta juga mengaku kewalahan melakukan bersih-bersih di setiap ruang kelas dengan memberdayakan 10 orang guru dan tata usaha setiap hari. “Seluruh bangku di ruang kelas kami tata dan ditumpuk biar lebih mudah membersihkan setiap hari,” kata Nengah Sikiarta. Awalnya siswa datang bergilir untuk ambil tugas. Setelah libur Galungan, ada warga di Desa Muncan yang terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga siswa tidak datang lagi ke sekolah. *k16
Kasek SMPN 2 Selat, Wayan Mustara, mengatakan membersihkan halaman dan ruang kelas setiap hari dikerjakan 20 orang hingga 21 orang. Mereka adalah petugas piket terdiri dari tenaga guru dan tata usaha. Dengan kegiatan ini, ruangan tetap bersih walaupun belum digunakan untuk belajar. Proses belajar mengajar masih memberlakukan pelajaran jarak jauh. Wayan Mustara mengakui merasa jenuh dengan aktivitas bersih-bersih kelas, tanpa ada tatap muka.
Terpisah, Kasek SMPN 1 Selat I Nengah Sikiarta juga mengaku kewalahan melakukan bersih-bersih di setiap ruang kelas dengan memberdayakan 10 orang guru dan tata usaha setiap hari. “Seluruh bangku di ruang kelas kami tata dan ditumpuk biar lebih mudah membersihkan setiap hari,” kata Nengah Sikiarta. Awalnya siswa datang bergilir untuk ambil tugas. Setelah libur Galungan, ada warga di Desa Muncan yang terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga siswa tidak datang lagi ke sekolah. *k16
Komentar