KM Tanjung Permai Dilaporkan Hilang Kontak
Lakukan Pencarian, Basarnas Kerahkan Heli dan KM Arjuna
Kapal yang berangkat dari Benoa menuju perairan Selat Badung ini dilaporkan hilang kontak di titik koordinat 08°55'S-115°1'5."E.
MANGUPURA, NusaBali
Kapal ikan KM Tanjung Permai yang mengangkut 12 anak buah kapal (ABK) dilaporkan hilang kontak saat berada di perairan Selat Badung pada, Selasa (6/10). Laporan terakhir dari kapten kapal, kondisi kapal tersebut kemasukan air. Saat ini, petugas Basarnas berusaha melakukan pencarian terkait keberadaan kapal menggunakan KM Arjuna dan juga penyisiran dengan helikopter.
Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada, menerangkan laporan hilang kontaknya KM Tanjung Permai milik perusahaan PT Lianiti Abadi itu masuk pada, Selasa pukul 11.00 Wita.
Dalam laporan, kapal tersebut hilang kontak setelah berada di perairan Selat Badung. Komunikasi terakhir dari kapten kapal dengan pihak perusahaan bahwa kapal tersebut kemasukan air. “Kapal itu hilang kontak terakhir pada, Senin malam pukul 21.00 Wita. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi. Saat komunikasi terakhir, kapten kapal mengaku sedang mengatasi air yang masuk ke dalam kapal. Nah, setelah itu tidak ada kabar lagi,” uajr Darmada, Rabu (7/10) siang.
Setelah menerima laporan pada, Selasa siang pihaknya mengerahkan personel menggunakan helikopter ke titik atau lokasi terakhir kali berkomunikasi. Namun, penyisiran yang dilakukan sejak siang hingga sore itu tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal. “Dari penyisiran hari pertama kita tidak menemukan keberadaan kabal. Kita mengerahkan helikopter agar secepatnya tiba di titik terakhir, tapi, belum ada titik terang,” ungkap Darmada seraya mengakui pencarian dilanjutkan pada, Rabu (7/10) pagi.
Dalam pencarian kedua pada Rabu pagi, Basarnas mengerahkan puluhan personel dan mengerahkan KM Arjuna dari Pelabuhan Benoa. Tujuan utamanya di lokasi terakhir kapal ikan tersebut hilang kontak. Tim yang tiba di lokasi memperluas pencarian, namun belum membuahkan hasil. “Tadi juga sudah ada tim KM Arjuna. Sudah sisir juga di titik terakhir dan memperluas hingga radius 4 Km, tapi belum ada titik terang,” urai Darmada.
Dia juga menyayangkan terkait kondisi kapal ikan KM Tanjung Permai dengan ciri-ciri berwarna biru dengan panjang 17,89 meter dan lebar 4,60 meter tidak dilengkapi alat pendukung keselamatan telepon satelit. Sehingga, pihaknya tidak bisa mendeteksi kapal dengan pemancar sinyal darurat serta telefon satelit.
“Kendalanya tidak ada alat untuk pemancar sinyal darurat ataupun alat komunikasi. Sehingga kami tidak bisa mengetahui lokasi terakhir,” terangnya. Diketahui kapal ikan itu berisi 12 ABK dan hilang di titik koordinat 08°55'S-115°1'5."E. Rute kapal ikan tersebut berangkat dari Benoa menuju perairan Selat Badung. *dar
Kapal ikan KM Tanjung Permai yang mengangkut 12 anak buah kapal (ABK) dilaporkan hilang kontak saat berada di perairan Selat Badung pada, Selasa (6/10). Laporan terakhir dari kapten kapal, kondisi kapal tersebut kemasukan air. Saat ini, petugas Basarnas berusaha melakukan pencarian terkait keberadaan kapal menggunakan KM Arjuna dan juga penyisiran dengan helikopter.
Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada, menerangkan laporan hilang kontaknya KM Tanjung Permai milik perusahaan PT Lianiti Abadi itu masuk pada, Selasa pukul 11.00 Wita.
Dalam laporan, kapal tersebut hilang kontak setelah berada di perairan Selat Badung. Komunikasi terakhir dari kapten kapal dengan pihak perusahaan bahwa kapal tersebut kemasukan air. “Kapal itu hilang kontak terakhir pada, Senin malam pukul 21.00 Wita. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi. Saat komunikasi terakhir, kapten kapal mengaku sedang mengatasi air yang masuk ke dalam kapal. Nah, setelah itu tidak ada kabar lagi,” uajr Darmada, Rabu (7/10) siang.
Setelah menerima laporan pada, Selasa siang pihaknya mengerahkan personel menggunakan helikopter ke titik atau lokasi terakhir kali berkomunikasi. Namun, penyisiran yang dilakukan sejak siang hingga sore itu tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal. “Dari penyisiran hari pertama kita tidak menemukan keberadaan kabal. Kita mengerahkan helikopter agar secepatnya tiba di titik terakhir, tapi, belum ada titik terang,” ungkap Darmada seraya mengakui pencarian dilanjutkan pada, Rabu (7/10) pagi.
Dalam pencarian kedua pada Rabu pagi, Basarnas mengerahkan puluhan personel dan mengerahkan KM Arjuna dari Pelabuhan Benoa. Tujuan utamanya di lokasi terakhir kapal ikan tersebut hilang kontak. Tim yang tiba di lokasi memperluas pencarian, namun belum membuahkan hasil. “Tadi juga sudah ada tim KM Arjuna. Sudah sisir juga di titik terakhir dan memperluas hingga radius 4 Km, tapi belum ada titik terang,” urai Darmada.
Dia juga menyayangkan terkait kondisi kapal ikan KM Tanjung Permai dengan ciri-ciri berwarna biru dengan panjang 17,89 meter dan lebar 4,60 meter tidak dilengkapi alat pendukung keselamatan telepon satelit. Sehingga, pihaknya tidak bisa mendeteksi kapal dengan pemancar sinyal darurat serta telefon satelit.
“Kendalanya tidak ada alat untuk pemancar sinyal darurat ataupun alat komunikasi. Sehingga kami tidak bisa mengetahui lokasi terakhir,” terangnya. Diketahui kapal ikan itu berisi 12 ABK dan hilang di titik koordinat 08°55'S-115°1'5."E. Rute kapal ikan tersebut berangkat dari Benoa menuju perairan Selat Badung. *dar
Komentar