Areal Parkir Dishub Buleleng Jadi Pemberangkatan OTG Covid-19, Amankah?
Untuk menuju karantina hotel yang disediakan Pemprov Bali, para OTG dan GR mengambil titik kumpul pada area parkir Dishub Buleleng untuk naik bus yang membawa mereka ke Denpasar.
SINGARAJA, NusaBali
Areal parkir Dinas Perhubungan Buleleng di Banyuasri dipakai titik berkumpul keberangkatan pasien Covid-19 yang berstatus Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) menuju karantina hotel yang disediakan Pemprov Bali di Denpasar, dikhawatirkan mengganggu layanan umum lainnya. Salah satunya layanan pengujian kir kendaraan yang berada di sebelah timur areal parkir tempat OTG-GR berkumpul.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Gede Suyasa dikonfirmasi soal kekhawatiran tersebut Rabu (7/10) mengatakan penentuan dan pemilihan titik berkumpul dan keberangkatan pasien OTG-GR sudah menggunakan analisa. Gugus Tugas saat berdiskusi dengan Dinas Kesehatan sempat memunculkan sejumlah opsi titik pemberangkatan, hanya saja dari sejumlah opsi areal parkir Dinas Perhubungan dinilai paling tepat.
“Sempat didiskusikan kalau di Puskesmas ruang pengangkutan bus tidak memungkinkan, di rumah sakit bisa menimbulkan kegaduhan pasien lain, sehingga diputuskan areal parkir Dishub karena parkirnya luas dan sepi, tidak banyak interaksi. Selain itu kami menggunakan bus Dishub,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Penggunaan areal parkir Dishub untuk tempat berkumpul dan keberangkatan pasien OTG-GR yang dilakukan sejak Selasa (6/10) itu pun tak memerlukan ruang yang luas, karena jumlahnya juga tidak banyak. Mereka juga tidak sampai masuk ke gedung perkantoran atau tempat uji kir yang memang jarak dengan areal parkir cukup jauh sehingga menurutnya tak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan.
Sedangkan dalam protap keberangkatan bus sebelum dan sesudah digunakan akan disemprot dengan cairan disinfektan, sopir menggunakan APD lengkap termasuk penyekatan antara sopir dengan penumpang di bagian belakang. “Lalu kenapa kami memakai bus Dishub, untuk menjaga kenyamanan pasien yang secara fisik mereka sehat hanya hasil swabnya menyatakan terkonfirmasi Covid-19. Perjalanan menuju provinsi cukup jauh sehingga kami berikan kenyamanan biar keberangkatan tak menjadi keluhan juga,” imbuh Sekda yang pernah menjabat sebagai Kepala Bappeda Buleleng ini.
Dia juga mengatakan dari total 26 pasien OTG-GR yang dikirim termasuk 5 orang pada Rabu (7/10) tidak ada yang menolak untuk menjalani karantina di fasilitas yang disiapkan provinsi.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng Rabu kemarin terdapat penambahan kasus baru sebanyak 9 orang. Pasien Covid-19 baru ini tersebar 4 orang dari Kecamatan Buleleng, 3 orang dari Kecamatan Seririt, 1 orang masing-masing dari Kecamatan Sukasada dan Banjar. Di hari yang sama sebanyak 9 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Dua orang masing-masing berasal dari Kecamatan Buleleng dan Sawan, sedagkan 4 orang lainnya dari Kecamatan Gerokgak, Banjar, Kubutambahan dan Seririt.
Selain itu Gugus Tugas Kabupaten juga mencatat satu orang pasien yang dinyatakan meninggal karena Covid-19. Pasien perempuan asal Kecamatan Kubutambahan itu meninggal pada Jumat (2/10) lalu di salah satu rumah sakit swasta. Perempuan yang baru berumur 46 tahun ini datang dengan keluhan sesak nafas, demam, mual dan muntah. Kondisinya semakin memburuk karena memiliki penyakit penyerta gagal ginjal. Pasien yang bersangkutan baru dinyatakan positif Covid-19 setelah hasil swabnya keluar.
Gugus Tugas Kabupaten hingga Rabu (7/10) mencatat sebanyak 893 orang kasus konfirmasi kumulatif. Namun 798 orang di antaranya dinyatakan sudah sembuh, selain 42 orang total pasien yang dinyatakan meninggal dunia. Sebanyak 53 orang sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit negeri dan swasta di Buleleng, di RSUP Sanglah 1 orang maupun yang menjalani karantina hotel fasilitas Pemprov Bali.*k23
Areal parkir Dinas Perhubungan Buleleng di Banyuasri dipakai titik berkumpul keberangkatan pasien Covid-19 yang berstatus Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) menuju karantina hotel yang disediakan Pemprov Bali di Denpasar, dikhawatirkan mengganggu layanan umum lainnya. Salah satunya layanan pengujian kir kendaraan yang berada di sebelah timur areal parkir tempat OTG-GR berkumpul.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Gede Suyasa dikonfirmasi soal kekhawatiran tersebut Rabu (7/10) mengatakan penentuan dan pemilihan titik berkumpul dan keberangkatan pasien OTG-GR sudah menggunakan analisa. Gugus Tugas saat berdiskusi dengan Dinas Kesehatan sempat memunculkan sejumlah opsi titik pemberangkatan, hanya saja dari sejumlah opsi areal parkir Dinas Perhubungan dinilai paling tepat.
“Sempat didiskusikan kalau di Puskesmas ruang pengangkutan bus tidak memungkinkan, di rumah sakit bisa menimbulkan kegaduhan pasien lain, sehingga diputuskan areal parkir Dishub karena parkirnya luas dan sepi, tidak banyak interaksi. Selain itu kami menggunakan bus Dishub,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Penggunaan areal parkir Dishub untuk tempat berkumpul dan keberangkatan pasien OTG-GR yang dilakukan sejak Selasa (6/10) itu pun tak memerlukan ruang yang luas, karena jumlahnya juga tidak banyak. Mereka juga tidak sampai masuk ke gedung perkantoran atau tempat uji kir yang memang jarak dengan areal parkir cukup jauh sehingga menurutnya tak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan.
Sedangkan dalam protap keberangkatan bus sebelum dan sesudah digunakan akan disemprot dengan cairan disinfektan, sopir menggunakan APD lengkap termasuk penyekatan antara sopir dengan penumpang di bagian belakang. “Lalu kenapa kami memakai bus Dishub, untuk menjaga kenyamanan pasien yang secara fisik mereka sehat hanya hasil swabnya menyatakan terkonfirmasi Covid-19. Perjalanan menuju provinsi cukup jauh sehingga kami berikan kenyamanan biar keberangkatan tak menjadi keluhan juga,” imbuh Sekda yang pernah menjabat sebagai Kepala Bappeda Buleleng ini.
Dia juga mengatakan dari total 26 pasien OTG-GR yang dikirim termasuk 5 orang pada Rabu (7/10) tidak ada yang menolak untuk menjalani karantina di fasilitas yang disiapkan provinsi.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng Rabu kemarin terdapat penambahan kasus baru sebanyak 9 orang. Pasien Covid-19 baru ini tersebar 4 orang dari Kecamatan Buleleng, 3 orang dari Kecamatan Seririt, 1 orang masing-masing dari Kecamatan Sukasada dan Banjar. Di hari yang sama sebanyak 9 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Dua orang masing-masing berasal dari Kecamatan Buleleng dan Sawan, sedagkan 4 orang lainnya dari Kecamatan Gerokgak, Banjar, Kubutambahan dan Seririt.
Selain itu Gugus Tugas Kabupaten juga mencatat satu orang pasien yang dinyatakan meninggal karena Covid-19. Pasien perempuan asal Kecamatan Kubutambahan itu meninggal pada Jumat (2/10) lalu di salah satu rumah sakit swasta. Perempuan yang baru berumur 46 tahun ini datang dengan keluhan sesak nafas, demam, mual dan muntah. Kondisinya semakin memburuk karena memiliki penyakit penyerta gagal ginjal. Pasien yang bersangkutan baru dinyatakan positif Covid-19 setelah hasil swabnya keluar.
Gugus Tugas Kabupaten hingga Rabu (7/10) mencatat sebanyak 893 orang kasus konfirmasi kumulatif. Namun 798 orang di antaranya dinyatakan sudah sembuh, selain 42 orang total pasien yang dinyatakan meninggal dunia. Sebanyak 53 orang sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit negeri dan swasta di Buleleng, di RSUP Sanglah 1 orang maupun yang menjalani karantina hotel fasilitas Pemprov Bali.*k23
Komentar