Kapolda Gelar Simakrama, Jelang Sidang Interpol
Kapolda Bali Irjen Pol Sugeng Priyanto mengajak para tokoh masyarakat turut menyukseskan Sidang Interpol ke-85 pada 7 - 10 Novemper 2016, melibatkan 190 negara.
GIANYAR, NusaBali
Selasa (18/10), Kapolda bertatap muka dengan polisi kehormatan di Bali dan para tokoh masyarakat melalui acara Simakrama di Hotel The Royal Pita Maha, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Irjen Sugeng mengungkapkan, sebagai tuan rumah Sidang Interpol, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak setahun lalu. Sidang Interpol berkontribusi positif, terutama dalam meningkatkan tugas, peran dan fungsi kepolisian khususnya dalam menangani terorisme serta kejahatan lainnya.
Irjen Sugeng juga menekankan selama pelaksanaan Sidang Interpol, segala bentuk kegiatan unjuk rasa atau penyampaian aspirasi yang melibatkan jumlah massa yang banyak setiap minggu bisa ditunda. Termasuk ormas agar tidak bertindak anarkis dan menimbulkan kerusuhan. "Semua ini demi menjaga nama Bali yang akan didatangi duta besar dari 190 negara," imbuhnya.
Kata dia, terlebih Bali dikenal sebagai pariwisata dunia, tentu mengutamakan keamanan dan kenyamanan. Untuk menjadi tuan rumah Sidang Interpol tidaklah mudah, karena negara lain berebut ingin menjadi tuan rumah. Pada kesempatan ini, tentu bisa menjadi promosi pariwisata Bali, sekaligus sebagai corong pariwisata di mata dunia.
Selain membahas Sidang Interpol, Irjen Sugeng juga membahas tentang polisi kehormatan. Seperti diketahui polisi kehormatan yang dibentuk di masa Kapolda Bali Made Mangku Pastika yang saat ini sebagai Gubernur Bali. Keberadaan polisi kehormatan, yaitu bagaimana masyarakat membantu tugas-tugas kepolisian, menciptakan Kamtibmas yang kondusif.
Di Bali ada polisi kehormatan, dari Mabes Polri sendiri membentuk Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) sebagai wadah masyarakat untuk mendukung kinerja kepolisian. "Selama ini, kegiatannya belum terkoordinir, kontrol dan inisiator belum jelas. Untuk itu kepedan perlu dilakukan pembahasan baik AD-ART, anggaran harus jelas, sehingga tidak hanya dibentuk namun harus dijalankan setiap programnya," jelas Kapolda Bali.
Sementara itu, salah seorang polisi kehormatan dan juga tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati alias Cok Ace mengatakan, sejauh ini keberadaan polisi kehormatan sangat relevan untuk keamanan Bali kedepan. Polisi kehormatan dapat menangkap fenomena sosial dan mampu menyikapi setiap kondisi yang ada. Selain itu, bagaimana mewujudkan keamanan wilayah Bali yang masing-masing. * cr62
Irjen Sugeng mengungkapkan, sebagai tuan rumah Sidang Interpol, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak setahun lalu. Sidang Interpol berkontribusi positif, terutama dalam meningkatkan tugas, peran dan fungsi kepolisian khususnya dalam menangani terorisme serta kejahatan lainnya.
Irjen Sugeng juga menekankan selama pelaksanaan Sidang Interpol, segala bentuk kegiatan unjuk rasa atau penyampaian aspirasi yang melibatkan jumlah massa yang banyak setiap minggu bisa ditunda. Termasuk ormas agar tidak bertindak anarkis dan menimbulkan kerusuhan. "Semua ini demi menjaga nama Bali yang akan didatangi duta besar dari 190 negara," imbuhnya.
Kata dia, terlebih Bali dikenal sebagai pariwisata dunia, tentu mengutamakan keamanan dan kenyamanan. Untuk menjadi tuan rumah Sidang Interpol tidaklah mudah, karena negara lain berebut ingin menjadi tuan rumah. Pada kesempatan ini, tentu bisa menjadi promosi pariwisata Bali, sekaligus sebagai corong pariwisata di mata dunia.
Selain membahas Sidang Interpol, Irjen Sugeng juga membahas tentang polisi kehormatan. Seperti diketahui polisi kehormatan yang dibentuk di masa Kapolda Bali Made Mangku Pastika yang saat ini sebagai Gubernur Bali. Keberadaan polisi kehormatan, yaitu bagaimana masyarakat membantu tugas-tugas kepolisian, menciptakan Kamtibmas yang kondusif.
Di Bali ada polisi kehormatan, dari Mabes Polri sendiri membentuk Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) sebagai wadah masyarakat untuk mendukung kinerja kepolisian. "Selama ini, kegiatannya belum terkoordinir, kontrol dan inisiator belum jelas. Untuk itu kepedan perlu dilakukan pembahasan baik AD-ART, anggaran harus jelas, sehingga tidak hanya dibentuk namun harus dijalankan setiap programnya," jelas Kapolda Bali.
Sementara itu, salah seorang polisi kehormatan dan juga tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati alias Cok Ace mengatakan, sejauh ini keberadaan polisi kehormatan sangat relevan untuk keamanan Bali kedepan. Polisi kehormatan dapat menangkap fenomena sosial dan mampu menyikapi setiap kondisi yang ada. Selain itu, bagaimana mewujudkan keamanan wilayah Bali yang masing-masing. * cr62
1
Komentar