Pembelotan Wijaya Tak Tersentuh Sanksi
Wakil Koordinator Bappilu DPP Golkar Wilayah Bali Dewa Made Widiyasa Nida minta DPD I Golkar Bali tidak tebang pilih.
DENPASAR, NusaBali
Pembelotan kader senior Golkar Bali yang mantan Ketua Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali I Gusti Putu Wijaya dengan mendukung pasangan calon I Komang Gede Sanjaya – Edy Wirawan (Jaya Wira) yang diusung PDIP bersama Gerindra dalam Pilkada Tabanan 2020, belum mendapatkan sanksi apapun dari induk partai. Kader senior Golkar mempertanyakan sikap DPD I Golkar Bali yang dinilai tidak tegas dan lambat menindak pembelotan Wijaya di Pilkada Tabanan.
Kader senior Golkar Bali yang juga Wakil Koordinator Bappilu DPP Golkar Wilayah Bali Dewa Made Widiyasa Nida di Denpasar, Rabu (7/10) siang, mempertanyakan ketegasan DPD I Golkar Bali untuk memberikan sanksi kepada aksi pembelotan di Tabanan oleh Wijaya. "Jangan tebang pilih dalam menindak pembelotan. Di Tabanan sudah jelas kader senior dan mantan Ketua OKK mendukung Paslon lain di luar yang diusung Golkar. Malah lambat penjatuhan sanksinya," ujar Dewa Nida.
Dewa Nida menilai sikap DPD I Golkar Bali ini tebang pilih. Sangat berbeda ketika dirinya yang dilengserkan sebagai Ketua DPD II Golkar Kabupaten Klungkung pada 2014 lalu. Saat itu dirinya bergabung dengan Munas Golkar Ancol. Tetapi dirinya dipecat dan dilengserkan dari jabatan Ketua DPD II Golkar Klungkung. "Saat itu kan dualisme kepengurusan di Golkar. Ini jelas melawan Golkar, malah aman-aman saja, tidak tersentuh sanksi. Jangan karena teman dekat didiamkan. Kalau begini mengelola organisasi, krisis kepercayaan di internal Golkar," kata politisi asal Desa Akah, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, ini.
Dewa Nida mengatakan Wijaya sudah jelas membelot mendukung Jaya–Wira yang diusung PDIP. Sementara Golkar mengusung pasangan Anak Agung Ngurah Panji–Dewa Nyoman Budiasa di Pilkada Tabanan. "Katanya mau memanggil Wijaya untuk dimintai keterangan. Alasannya menunggu laporan DPD II Golkar Tabanan. Kok sampai sekarang nggak ada pemanggilan. Janjinya di media mau manggil, sampai sekarang masih sepi-sepi saja," ucap mantan Wakil Ketua DPRD Klungkung, ini.
Menurut Dewa Nida, sikap pembelotan Wijaya di Pilkada Tabanan akan menjadi contoh kader-kader lain di Pilkada. "Kalau DPD I Golkar Bali tak tegas dan lembek akan menjadi contoh bagi kader lain," tegas Dewa Nida.
Selaku Wakil Koordinator Bappilu Wilayah Bali DPP Golkar, Dewa Nida berharap kader Golkar di 6 kabupaten dan kota yang hadapi Pilkada makin solid , sehingga Golkar bisa menang di Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang. "Sebagai Wakil Koordinator Bappilu Wilayah Bali DPP Golkar, kami berharap kader menjaga soliditas di 6 Pilkada serentak 9 Desember ini," tandas Dewa Nida.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan DPD I Golkar Bali Dewa Made Suamba Negara dikonfirmasi soal desakan kader Golkar agar segera menindak Wijaya yang diduga membelot di Pilkada Tabanan, menjawab normatif. "Soal Wijaya itu kan perlu proses. Sekarang Ketua DPD II Golkar Tabanan Pak Nyoman Wirya masih memproses. Kan perlu waktu kita," kata Suamba Negara.
Mantan Sekretaris DPD II Golkar Bali ini mengatakan, agenda memanggil Wijaya belum ada diputuskan oleh DPD I Golkar Bali. "DPD II Golkar Tabanan perlu kumpulkan data, bukti valid. Nggak bisa langsung memanggil Wijaya. Semua masih kita komunikasi dengan DPD II Golkar Tabanan," ucap politisi asal Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, ini.
Sebelumnya diberitakan, kader senior Golkar, I Gusti Putu Wijaya, 65, membelot dengan mendukung pasangan I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan (Jaya-Wira), Cabup-Cawabup Tabanan yang diusung PDIP bersama Gerindra, di Pilkada Tabanan 2020. Aksi pembelotan dukungan tersebut terang-terangan dilakukan IGP Wijaya saat Jaya-Wira menggelar deklarasi di rumahnya yakni Jero Jambe, Banjar Kutuh Kelod, Desa Kutuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Sabtu (3/10) sore. IGP Wiyana yang hadir dalam deklarasi di kediamannya sore itu, mengatakan dukungan kepada IKG Sanjaya sudah dialirkan sejak Pilkada Tabanan 2010 silam, ketika maju tarung periode pertama sebagai Cawabup pendamping Ni Putu Eka Wiryastuti.
“Sekarang pun titiyang ingin ketemu dan memberikan dukungan kepada Jaya-Wira untuk periode 2020-2025,” ujar Wijaya dalam sambutannya sore itu. Kenapa dukung Jawa-Wira, padahal Golkar bersama mitra koalisinya, yakni NasDem-Demokrat, mengusung pasangan AA Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa di Pilkada Tabanan 2020?
Menurut Wijaya, dirinya pilih dukung Jaya-Wira, karena dengan kondisi sekarang yang sedang sulit akibat pandemi Covid-19, tentu sangat dibutuhkan pasangan calon pemimpin yang memiliki pengalaman dan wawasan luas. Kriteria itu ada pada IKG Sanjaya, Ketua DPC PDIP Tabanan yang sudah dua periode menjabat Wakil Bupati Tabanan. Demikian pula Made Edi Wirawan, Ketua PAC PDIP Kediri yang sudah tiga periode duduk di DPRD Tabanan. *nat
Pembelotan kader senior Golkar Bali yang mantan Ketua Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali I Gusti Putu Wijaya dengan mendukung pasangan calon I Komang Gede Sanjaya – Edy Wirawan (Jaya Wira) yang diusung PDIP bersama Gerindra dalam Pilkada Tabanan 2020, belum mendapatkan sanksi apapun dari induk partai. Kader senior Golkar mempertanyakan sikap DPD I Golkar Bali yang dinilai tidak tegas dan lambat menindak pembelotan Wijaya di Pilkada Tabanan.
Kader senior Golkar Bali yang juga Wakil Koordinator Bappilu DPP Golkar Wilayah Bali Dewa Made Widiyasa Nida di Denpasar, Rabu (7/10) siang, mempertanyakan ketegasan DPD I Golkar Bali untuk memberikan sanksi kepada aksi pembelotan di Tabanan oleh Wijaya. "Jangan tebang pilih dalam menindak pembelotan. Di Tabanan sudah jelas kader senior dan mantan Ketua OKK mendukung Paslon lain di luar yang diusung Golkar. Malah lambat penjatuhan sanksinya," ujar Dewa Nida.
Dewa Nida menilai sikap DPD I Golkar Bali ini tebang pilih. Sangat berbeda ketika dirinya yang dilengserkan sebagai Ketua DPD II Golkar Kabupaten Klungkung pada 2014 lalu. Saat itu dirinya bergabung dengan Munas Golkar Ancol. Tetapi dirinya dipecat dan dilengserkan dari jabatan Ketua DPD II Golkar Klungkung. "Saat itu kan dualisme kepengurusan di Golkar. Ini jelas melawan Golkar, malah aman-aman saja, tidak tersentuh sanksi. Jangan karena teman dekat didiamkan. Kalau begini mengelola organisasi, krisis kepercayaan di internal Golkar," kata politisi asal Desa Akah, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, ini.
Dewa Nida mengatakan Wijaya sudah jelas membelot mendukung Jaya–Wira yang diusung PDIP. Sementara Golkar mengusung pasangan Anak Agung Ngurah Panji–Dewa Nyoman Budiasa di Pilkada Tabanan. "Katanya mau memanggil Wijaya untuk dimintai keterangan. Alasannya menunggu laporan DPD II Golkar Tabanan. Kok sampai sekarang nggak ada pemanggilan. Janjinya di media mau manggil, sampai sekarang masih sepi-sepi saja," ucap mantan Wakil Ketua DPRD Klungkung, ini.
Menurut Dewa Nida, sikap pembelotan Wijaya di Pilkada Tabanan akan menjadi contoh kader-kader lain di Pilkada. "Kalau DPD I Golkar Bali tak tegas dan lembek akan menjadi contoh bagi kader lain," tegas Dewa Nida.
Selaku Wakil Koordinator Bappilu Wilayah Bali DPP Golkar, Dewa Nida berharap kader Golkar di 6 kabupaten dan kota yang hadapi Pilkada makin solid , sehingga Golkar bisa menang di Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang. "Sebagai Wakil Koordinator Bappilu Wilayah Bali DPP Golkar, kami berharap kader menjaga soliditas di 6 Pilkada serentak 9 Desember ini," tandas Dewa Nida.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan DPD I Golkar Bali Dewa Made Suamba Negara dikonfirmasi soal desakan kader Golkar agar segera menindak Wijaya yang diduga membelot di Pilkada Tabanan, menjawab normatif. "Soal Wijaya itu kan perlu proses. Sekarang Ketua DPD II Golkar Tabanan Pak Nyoman Wirya masih memproses. Kan perlu waktu kita," kata Suamba Negara.
Mantan Sekretaris DPD II Golkar Bali ini mengatakan, agenda memanggil Wijaya belum ada diputuskan oleh DPD I Golkar Bali. "DPD II Golkar Tabanan perlu kumpulkan data, bukti valid. Nggak bisa langsung memanggil Wijaya. Semua masih kita komunikasi dengan DPD II Golkar Tabanan," ucap politisi asal Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, ini.
Sebelumnya diberitakan, kader senior Golkar, I Gusti Putu Wijaya, 65, membelot dengan mendukung pasangan I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan (Jaya-Wira), Cabup-Cawabup Tabanan yang diusung PDIP bersama Gerindra, di Pilkada Tabanan 2020. Aksi pembelotan dukungan tersebut terang-terangan dilakukan IGP Wijaya saat Jaya-Wira menggelar deklarasi di rumahnya yakni Jero Jambe, Banjar Kutuh Kelod, Desa Kutuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Sabtu (3/10) sore. IGP Wiyana yang hadir dalam deklarasi di kediamannya sore itu, mengatakan dukungan kepada IKG Sanjaya sudah dialirkan sejak Pilkada Tabanan 2010 silam, ketika maju tarung periode pertama sebagai Cawabup pendamping Ni Putu Eka Wiryastuti.
“Sekarang pun titiyang ingin ketemu dan memberikan dukungan kepada Jaya-Wira untuk periode 2020-2025,” ujar Wijaya dalam sambutannya sore itu. Kenapa dukung Jawa-Wira, padahal Golkar bersama mitra koalisinya, yakni NasDem-Demokrat, mengusung pasangan AA Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa di Pilkada Tabanan 2020?
Menurut Wijaya, dirinya pilih dukung Jaya-Wira, karena dengan kondisi sekarang yang sedang sulit akibat pandemi Covid-19, tentu sangat dibutuhkan pasangan calon pemimpin yang memiliki pengalaman dan wawasan luas. Kriteria itu ada pada IKG Sanjaya, Ketua DPC PDIP Tabanan yang sudah dua periode menjabat Wakil Bupati Tabanan. Demikian pula Made Edi Wirawan, Ketua PAC PDIP Kediri yang sudah tiga periode duduk di DPRD Tabanan. *nat
Komentar