Pelajaran Daring, Guru SD Kirim Video Asusila
Diduga Salah Pencet, Diselesaikan Secara Kekeluargaan
Kadisdik mengimbau para pendidik lebih berhati-hati dan keluar dari group WA yang tidak penting.
BANGLI, NusaBali
Saat pelajaran daring, seorang guru justru mengirim video asusila di grup whatsapp kelas. Peristiwa ini terjadi di salah satu sekolah SD di Kecamatan Kintamani, Bangli. Kiriman video asusila itu diketahui pada Sabtu (10/10). Orang tua siswa pun tidak terima.
Sumber di lapangan mengatakan, orang tua siswa yang mengetahui video itu langsung mengambil sikap. “Video dikirim ke group oleh guru kelas,” ungkap sumber, Minggu (11/10). Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Namun kejadian itu tidak dilaporkan ke Polsek maupun Polres Bangli. “Laporan ke Polres maupun ke Polsek tidak ada. Menurut kadusnya memang ada kejadian itu. Hal tersebut karena ketidaksengajaan (kepencet),” jelas AKBP Gusti Agung Dhana Aryawan. Kejadian itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Nengah Sukarta, mengatakan kejadian yang melibatkan oknum guru itu sudah ditindaklanjuti. Oknum guru tersebut akan dipanggil untuk dimintai keterangan sekaligus pembinaan. “Besok (Senin) yang bersangkutan kami minta ke kantor. Kami akan kroscek kebenarannya,” ungkap Nengah Sukarta. Dikatakan, berdasarkan informasi dari pengawas jika oknum guru tersebut tidak sengaja mengirim video asusila ke group kelas. Video tersebut diperoleh dari group lain. Saat hendak mengirim video materi pelajaran, justru video asusila yang terkirim. “Guru tersebut tadinya membuat video menggambar dan mau dikirim ke group. Tapi malah video tidak senonoh yang terkirim,” bebernya.
Kepala Dinas asal Kelurahan Cempaga Bangli ini mengungkapkan, guru tersebut panik dan tidak bisa menghapus kiriman video. Yang bersangkutan sempat mendatangi siswa dan orang tua untuk menyampaikan permohonan maaf atas video itu. “Mungkin karena kurang dalam IT dan panik, video tidak cepat dihapus. Siswa yang membuka pesan group melihat video semacam itu dan langsung memberitahu orang tuanya,” kata Nengah Sukarta.
Atas kejadian itu, Nengah Sukarta berkoordinasi dengan perbekel setempat. Akhirnya dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Masalah sudah diselesaikan secara kekeluargaan, namun kami tetap akan minta keterangan yang bersangkutan,” tegasnya. Bila nantinya diketahui ada unsur kesengajaan akan diproses secara tegas. Nengah Sukarta mengimbau para pendidik seluruhnya lebih berhati-hati dan keluar dari group WA yang tidak penting. “Kami imbau untuk lebih berhati-hati, jangan sampai kejadian serupa terulang,” pintanya. *esa
Sumber di lapangan mengatakan, orang tua siswa yang mengetahui video itu langsung mengambil sikap. “Video dikirim ke group oleh guru kelas,” ungkap sumber, Minggu (11/10). Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Namun kejadian itu tidak dilaporkan ke Polsek maupun Polres Bangli. “Laporan ke Polres maupun ke Polsek tidak ada. Menurut kadusnya memang ada kejadian itu. Hal tersebut karena ketidaksengajaan (kepencet),” jelas AKBP Gusti Agung Dhana Aryawan. Kejadian itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, I Nengah Sukarta, mengatakan kejadian yang melibatkan oknum guru itu sudah ditindaklanjuti. Oknum guru tersebut akan dipanggil untuk dimintai keterangan sekaligus pembinaan. “Besok (Senin) yang bersangkutan kami minta ke kantor. Kami akan kroscek kebenarannya,” ungkap Nengah Sukarta. Dikatakan, berdasarkan informasi dari pengawas jika oknum guru tersebut tidak sengaja mengirim video asusila ke group kelas. Video tersebut diperoleh dari group lain. Saat hendak mengirim video materi pelajaran, justru video asusila yang terkirim. “Guru tersebut tadinya membuat video menggambar dan mau dikirim ke group. Tapi malah video tidak senonoh yang terkirim,” bebernya.
Kepala Dinas asal Kelurahan Cempaga Bangli ini mengungkapkan, guru tersebut panik dan tidak bisa menghapus kiriman video. Yang bersangkutan sempat mendatangi siswa dan orang tua untuk menyampaikan permohonan maaf atas video itu. “Mungkin karena kurang dalam IT dan panik, video tidak cepat dihapus. Siswa yang membuka pesan group melihat video semacam itu dan langsung memberitahu orang tuanya,” kata Nengah Sukarta.
Atas kejadian itu, Nengah Sukarta berkoordinasi dengan perbekel setempat. Akhirnya dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Masalah sudah diselesaikan secara kekeluargaan, namun kami tetap akan minta keterangan yang bersangkutan,” tegasnya. Bila nantinya diketahui ada unsur kesengajaan akan diproses secara tegas. Nengah Sukarta mengimbau para pendidik seluruhnya lebih berhati-hati dan keluar dari group WA yang tidak penting. “Kami imbau untuk lebih berhati-hati, jangan sampai kejadian serupa terulang,” pintanya. *esa
1
Komentar