Angkutan Perintis Damri Diujicobakan
Tarif super murah, hanya berkisar Rp 2.500 sampai Rp 10.000 dengan rute lintas kabupaten.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak empat bus angkutan perintis milik Damri beroperasi di dua trayek wilayah Buleleng. Sarana transportasi yang diproyeksikan untuk angkutan umum itu disebut sebagai uji coba pemanfaatan angkutan umum di masyarakat yang mulai hilang dari permukaan. Uji coba angkutan yang sudah berlangsung sebulan ini dimaksudkan pula untuk mengurangi mobilisasi kendaraan pribadi yang dapat menimbulkan kepadatan arus lalulintas.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng I Gede Sandhiyasa Minggu (11/10) mengatakan sudah disiapkan dua trayek. Pertama, rute Sukasada-Panji. Bus mengambil start dari Desa Ambengan menuju Lingkungan Sangket kemudian Desa Sambangan lalu melewati Desa Baktiseraga dan Desa Panji yang stop overnya ada di depan Monumen Perjuangan Bhuwana Kerta.
Sedangkan satu trayek lainnya adalah Dausa-Penarukan. Sebanyak dua bus juga disediakan untuk trayek antar kabupaten ini. Satu bus berangkat dari Dausa Kecamatan Kintamani, Bangli, turun memasuki wilayah Tajun, kemudian Desa Tamblang, Kubutambahan hingga sampai di Terminal Penarukan Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
“Damri sebelumnya memang sudah ada koordinasi dengan kami di kabupaten yang memang perencanaannya sudah dilakukan tahun lalu atas rekomendari dari Dinas Perhubungan Kabupaten. Ini adalah angkutan perintis untuk uji coba memberdayakan kembali angkutan umum yang sekarang sudah sangat langka di Buleleng,” jelas Sandhiyasa.
Mantan Kepala Dinas Sosial ini juga menegaskan jika angkutan perintis ini sudah berhasil menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan angkutan umum dalam berpergian maka akan diarahkan peluangnya kepada pengusaha swasta.
Pengoperasian angkutan perintis di dua trayek wilayah Buleleng pada masa pandemi Covid-19 memang masih jauh dari harapan. Terutama trayek Sukasada-Desa Panji. Bus yang beroperasi bergantian dari pukul 09.00 wita hingga pukul 14.00 Wita masih sepi penumpang. Meskipun tarif angkutan yang dipasang dari Desa Ambengan menuju Desa Panji dan jalur yang dilalui hanya Rp 5 ribu per orang.
Sedangkan untuk trayek Dausa-Penarukan sudah mulai ada peminat, meski masih satu dua orang. Penumpang yang naik dari Dauda menuju Penarukan atau sebaliknya hanya dikenakan ongkos Rp 10 ribu per orang. Tarif ini juga disesuaikan jika penumpang hanya menumpang setengah trayek maka akan dikenakan Rp 5 ribu per orang. “Targetnya selain masyarakat umum juga pelajar. Kalau pelajar hanya Rp 2.500 per orang, jadi sangat murah. Tetapi karena baru jadi belum banyak masyarakat tahu dan masih dalam pandemi ini siswa masih libur,” imbuh Kadis Sandhiyasa.
Pengenalan dan sosialisasi dilakukan lebh awal meski masih dalam kondisi pandemi. Sandhiyasa pun berharap begitu pandemi berakhir dan aktivitas kembali normal, angkutan perintis Damri ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk angkutan sekolah anak-anaknya yang dapat mengurangi beban antar jemput.
Sosialisasi juga sudah dilakukan melalui Perbekel dan Camat yang mewilayahi trayek angkutan perintis untuk dapat dimanfaatkan oleh warganya.
Sementara itu seluruh bus setelah selesai jam operasionalnya akan diparkir di depan Pasar Desa Giri Emas Kecamatan Sawan Buleleng. Menurut salah satu sopir Gede Oka, 42, dalam dua trayek Damri menyiagakan lima bus. Satu bus berfungsi sebagai kendaraan cadangan dan segera dioperasikan jika ada bus yang sedang mengangkut penumpang mengalami masalah di tengah perjalanan. “Satu tetap standby di sini, kalau satu ada yang masalah di jalan langsung disusul bus cadangan sehingga pengantaran penumpang tidak terganggu,” ucap sopir asal Kintamani yang ditemui di parkiran Pasar Desa Giri Emas.
Meski animo masyarakat belum banyak, bus yang sudah beroperasi sebulan silam tetap berjalan sesuai jam trayeknya yakni pukul 06.00, 12.00 dan 14.00 Wita, ada atau tidaknya penumpang.*k23
Sebanyak empat bus angkutan perintis milik Damri beroperasi di dua trayek wilayah Buleleng. Sarana transportasi yang diproyeksikan untuk angkutan umum itu disebut sebagai uji coba pemanfaatan angkutan umum di masyarakat yang mulai hilang dari permukaan. Uji coba angkutan yang sudah berlangsung sebulan ini dimaksudkan pula untuk mengurangi mobilisasi kendaraan pribadi yang dapat menimbulkan kepadatan arus lalulintas.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng I Gede Sandhiyasa Minggu (11/10) mengatakan sudah disiapkan dua trayek. Pertama, rute Sukasada-Panji. Bus mengambil start dari Desa Ambengan menuju Lingkungan Sangket kemudian Desa Sambangan lalu melewati Desa Baktiseraga dan Desa Panji yang stop overnya ada di depan Monumen Perjuangan Bhuwana Kerta.
Sedangkan satu trayek lainnya adalah Dausa-Penarukan. Sebanyak dua bus juga disediakan untuk trayek antar kabupaten ini. Satu bus berangkat dari Dausa Kecamatan Kintamani, Bangli, turun memasuki wilayah Tajun, kemudian Desa Tamblang, Kubutambahan hingga sampai di Terminal Penarukan Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
“Damri sebelumnya memang sudah ada koordinasi dengan kami di kabupaten yang memang perencanaannya sudah dilakukan tahun lalu atas rekomendari dari Dinas Perhubungan Kabupaten. Ini adalah angkutan perintis untuk uji coba memberdayakan kembali angkutan umum yang sekarang sudah sangat langka di Buleleng,” jelas Sandhiyasa.
Mantan Kepala Dinas Sosial ini juga menegaskan jika angkutan perintis ini sudah berhasil menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan angkutan umum dalam berpergian maka akan diarahkan peluangnya kepada pengusaha swasta.
Pengoperasian angkutan perintis di dua trayek wilayah Buleleng pada masa pandemi Covid-19 memang masih jauh dari harapan. Terutama trayek Sukasada-Desa Panji. Bus yang beroperasi bergantian dari pukul 09.00 wita hingga pukul 14.00 Wita masih sepi penumpang. Meskipun tarif angkutan yang dipasang dari Desa Ambengan menuju Desa Panji dan jalur yang dilalui hanya Rp 5 ribu per orang.
Sedangkan untuk trayek Dausa-Penarukan sudah mulai ada peminat, meski masih satu dua orang. Penumpang yang naik dari Dauda menuju Penarukan atau sebaliknya hanya dikenakan ongkos Rp 10 ribu per orang. Tarif ini juga disesuaikan jika penumpang hanya menumpang setengah trayek maka akan dikenakan Rp 5 ribu per orang. “Targetnya selain masyarakat umum juga pelajar. Kalau pelajar hanya Rp 2.500 per orang, jadi sangat murah. Tetapi karena baru jadi belum banyak masyarakat tahu dan masih dalam pandemi ini siswa masih libur,” imbuh Kadis Sandhiyasa.
Pengenalan dan sosialisasi dilakukan lebh awal meski masih dalam kondisi pandemi. Sandhiyasa pun berharap begitu pandemi berakhir dan aktivitas kembali normal, angkutan perintis Damri ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk angkutan sekolah anak-anaknya yang dapat mengurangi beban antar jemput.
Sosialisasi juga sudah dilakukan melalui Perbekel dan Camat yang mewilayahi trayek angkutan perintis untuk dapat dimanfaatkan oleh warganya.
Sementara itu seluruh bus setelah selesai jam operasionalnya akan diparkir di depan Pasar Desa Giri Emas Kecamatan Sawan Buleleng. Menurut salah satu sopir Gede Oka, 42, dalam dua trayek Damri menyiagakan lima bus. Satu bus berfungsi sebagai kendaraan cadangan dan segera dioperasikan jika ada bus yang sedang mengangkut penumpang mengalami masalah di tengah perjalanan. “Satu tetap standby di sini, kalau satu ada yang masalah di jalan langsung disusul bus cadangan sehingga pengantaran penumpang tidak terganggu,” ucap sopir asal Kintamani yang ditemui di parkiran Pasar Desa Giri Emas.
Meski animo masyarakat belum banyak, bus yang sudah beroperasi sebulan silam tetap berjalan sesuai jam trayeknya yakni pukul 06.00, 12.00 dan 14.00 Wita, ada atau tidaknya penumpang.*k23
1
Komentar