Bawang dan Cabe Laku, Kol dan Tomat Mati
DENPASAR,NusaBali
Pariwisata Bali yang kolaps berimbas pada petani hortikultura. Permintaan produk horrtikultura anjlok drastis.
Beruntung masih ada beberapa produk laku. Antara lain bawang dan cabe. Kalangan pelaku petani hortikultura menuturkan, Minggu (11/10).” Pasaran tomat dan kol sudah parah,” ujar I Putu Kertayasa Ariawan, seorang petani hortikultura dari Songan, Kintamani, Bangli.
Kata Kertayasa, bangkrutnya pariwisata menjadi penyebab dominan rendahnya serapan kol dan tomat tersebut.
“ Tidak ada permintaan dari hotel dan restoran, “ ujar pria yang juga Sekretaris Kelompok Tani Ternak Sari Pertiwi Bukit Selat ini.
Beruntung, beberapa produk masih lumayan bagus pasarannya. Antara bawang dan cabe. Bahkan khusus untuk bawang, dibeli langsung pedagang dari luar daerah. Antara lain dari Jawa, yang langsung bawa truk.
“Kita senang karena langsung dengan daunnya,” ungkap Kertayasa. Petani tak perlu membersihkan lagi. Harganya juga cukup bagus. Untuk bawang karet antara Rp 21 ribu sampai Rp 23 ribu per kilo. Sedang jenis lainnya dikiasaran Rp 19 ribu.
“Untuk bawang cukup bagus.”.
Hanya cuaca yang sering mendung mengkhawatirkan petani. Alasannya bawang perlu sinar matahari yang cukup yakni 12 jam sehari.
Faktor cuaca itulah menyebabkan produksi bawang menurun. Per hektare dalam cuaca normal bisa menghasilkan 23 ton. Namun karena mendung dan bukan musim, Kertayasa memastikan produksi pasti berkurang. *K17
1
Komentar