Balai Diklat Industri Denpasar Batasi Peserta Workshop
Pandemi Covid-19 membuat Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar mengubah kebijakan demi mengikuti protokol kesehatan (prokes). Institusi yang bisa menggelar workshop nasional ini memangkas peserta menjadi 50 persen lebih sedikit dari sebelum masa pademi.
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 membuat Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar mengubah kebijakan demi mengikuti protokol kesehatan (prokes). Institusi yang bisa menggelar workshop nasional ini memangkas peserta menjadi 50 persen lebih sedikit dari sebelum masa pademi.
Meskipun demikian, berbagai macam dan jenis workshop tetap diadakan secara daring maupun on-site. “Workshop selalu ada tiap bulan, dengan topik yang beda-beda dan pengajarnya juga berbeda,” tutur Agung Oka dari Timeline Production selaku salah satu pengajar workshop kelas animasi 2D. Workshop kelas animasi ini sendiri diadakan selama dua bulan dengan jumlah 20 peserta untuk onsite dengan peserta domisili Bali. Padahal biasanya Balai Diklat Industri Denpasar sampai mendatangkan peserta dari luar daerah Bali. Bahkan BDI juga membiayai akomodasi peserta yang berasal dari luar Bali.
Pandemi Covid-19 membuat Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar mengubah kebijakan demi mengikuti protokol kesehatan (prokes). Institusi yang bisa menggelar workshop nasional ini memangkas peserta menjadi 50 persen lebih sedikit dari sebelum masa pademi.
Meskipun demikian, berbagai macam dan jenis workshop tetap diadakan secara daring maupun on-site. “Workshop selalu ada tiap bulan, dengan topik yang beda-beda dan pengajarnya juga berbeda,” tutur Agung Oka dari Timeline Production selaku salah satu pengajar workshop kelas animasi 2D. Workshop kelas animasi ini sendiri diadakan selama dua bulan dengan jumlah 20 peserta untuk onsite dengan peserta domisili Bali. Padahal biasanya Balai Diklat Industri Denpasar sampai mendatangkan peserta dari luar daerah Bali. Bahkan BDI juga membiayai akomodasi peserta yang berasal dari luar Bali.
Sementara itu soal persyaratan peserta, mulai usia 17 tahun. Namun setiap peserta tetap mengikuti seleksi tersendiri. “Setidaknya punya basic skill sesuai dengan workshop yang akan diikuti. Tapi persyaratan lainnya mudah saja,” tambah Agung lagi.
Pelatihan dan workshop sendiri ada yang berdurasi satu minggu untuk yang singkat hingga dua bulan untuk yang intensif. BDI sendiri bekerja sama dengan berbagai mitra untuk pelatihannya sendiri. Misalkan, penciptaan games, video animasi, coding, inkubasi bisnis, UIX design dan berbagai pelatihan lainnya. Salah satu workshop singkat yang sempat diadakan di BDI ini yaitu pembuatan terrarium atau succulent. Workshop ini diadakan selama seminggu. Pelatihan pembuatan terrarium ini diadakan selama empat hari.
Pelatihan dan workshop sendiri ada yang berdurasi satu minggu untuk yang singkat hingga dua bulan untuk yang intensif. BDI sendiri bekerja sama dengan berbagai mitra untuk pelatihannya sendiri. Misalkan, penciptaan games, video animasi, coding, inkubasi bisnis, UIX design dan berbagai pelatihan lainnya. Salah satu workshop singkat yang sempat diadakan di BDI ini yaitu pembuatan terrarium atau succulent. Workshop ini diadakan selama seminggu. Pelatihan pembuatan terrarium ini diadakan selama empat hari.
Salah satu peserta, Irene, yang juga pelaku UMKM, mengaku sangat senang dan merasa terfasilitasi dari pemerintah. “Saya sudah tahu tentang terrarium dan ingin belajar dari lama tapi tidak tahu mulai dari mana. Merasa bangga sih bisa ikut ini. Jadi bisa dapat ide bisnis baru juga nantinya,” jelasnya dengan bersemangat.
Sementara itu Kepala Badan Diklat Industri Denpasar, Agus Kurniawan, mengatakan saat ini BDI Denpasar tetap melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang ada. “Kami tetap adakan diklat, incubator bisnis, teaching factory. Saat ini di BDI sendiri ada diklat 3in1. Tiap tahun ada 10 hingga 15 startup yang kami biayai untuk bisa create produknya. Sedangkan di teaching factory itu memperkenalkan dan membiasakan peserta untuk bekerja di perusahaan. Fokus kita sendiri lebih kepada lebih ke bidang animasi serta digital content. Ada beberapa juga yang kerajinan,” jelas Agus.
Made Dwi Putra Wijaya selaku Pelaksana Program Inkubator Bisnis di BDI Denpasar juga menambahkan bahwa saat ini BDI sedang membina 11 tim startup yang bergerak di bidang industri digital dan kerajinan. “Program kami ada dua jenis. Startup dan entrepreneurship. Jadi 2 tim bidang kerajinan dan 9 tim bidang digital. Semuanya ada workshopnya juga,” jelas Made Dwi Putra.
Made Dwi Putra juga menjelaskan bahwa tujuan pembinaan ini adalah untuk membibit calon-calon wirausaha yang selanjutnya akan diikutkan program business incubation pada tahun 2021 nanti.
Kegiatan di BDI Denpasar sendiri sempat terhenti karena pandemi pada bulan Maret hingga Juni. “Kami sudah mulai lagi tentunya dengan penerapan protokol kesehatan. Kami juga ada pemotongan anggaran hingga 50% terutama untuk digital 3in1. Workshop yang diadakan juga lebih fokus untuk orang-orang yang terkena dampak Covid. Terutama digital marketing agar bisa mengembagkan usahanya,” papar Agus menambahi.
Terkait pendaftaran peserta diminta selalu mengikuti update kanal sosial media instagram BDI Denpasar. “Kami juga bekerja sama juga dengan mitra BDI seperti di Jogja,” kata Agus lagi.
Pendaftarannya juga cukup dari link yang di-upload di sosial media BDI Denpasar. “Kami juga pilih narasumber yang kompeten serta didampingi oleh instruktur2 yang ada di BDI Denpasar,” timpal Made Dwi Putra.
BDI Denpasar sendiri terus melakukan amanah Presiden Jokowi untuk meningkatkan SDM terutama di bidang digital. Apalagi pandemi Covid-19 yang semakin mendorong semua dilakukan serba daring. “Harapannya dengan banyaknya workshop yang kita fasilitasi bisa menciptakan startup baru dengan program bisnis yang menarik. Generasi juga menjad lebih produktif dan kompetitif,” pungkas Made.*cla
Made Dwi Putra Wijaya selaku Pelaksana Program Inkubator Bisnis di BDI Denpasar juga menambahkan bahwa saat ini BDI sedang membina 11 tim startup yang bergerak di bidang industri digital dan kerajinan. “Program kami ada dua jenis. Startup dan entrepreneurship. Jadi 2 tim bidang kerajinan dan 9 tim bidang digital. Semuanya ada workshopnya juga,” jelas Made Dwi Putra.
Made Dwi Putra juga menjelaskan bahwa tujuan pembinaan ini adalah untuk membibit calon-calon wirausaha yang selanjutnya akan diikutkan program business incubation pada tahun 2021 nanti.
Kegiatan di BDI Denpasar sendiri sempat terhenti karena pandemi pada bulan Maret hingga Juni. “Kami sudah mulai lagi tentunya dengan penerapan protokol kesehatan. Kami juga ada pemotongan anggaran hingga 50% terutama untuk digital 3in1. Workshop yang diadakan juga lebih fokus untuk orang-orang yang terkena dampak Covid. Terutama digital marketing agar bisa mengembagkan usahanya,” papar Agus menambahi.
Terkait pendaftaran peserta diminta selalu mengikuti update kanal sosial media instagram BDI Denpasar. “Kami juga bekerja sama juga dengan mitra BDI seperti di Jogja,” kata Agus lagi.
Pendaftarannya juga cukup dari link yang di-upload di sosial media BDI Denpasar. “Kami juga pilih narasumber yang kompeten serta didampingi oleh instruktur2 yang ada di BDI Denpasar,” timpal Made Dwi Putra.
BDI Denpasar sendiri terus melakukan amanah Presiden Jokowi untuk meningkatkan SDM terutama di bidang digital. Apalagi pandemi Covid-19 yang semakin mendorong semua dilakukan serba daring. “Harapannya dengan banyaknya workshop yang kita fasilitasi bisa menciptakan startup baru dengan program bisnis yang menarik. Generasi juga menjad lebih produktif dan kompetitif,” pungkas Made.*cla
Komentar