Pasar Umum Sukawati Relokasi Sepi
Pedagang memilih menyewa kios di sejumlah titik dekat bangunan pasar yang lama.
GIANYAR, NusaBali
Bangunan Pasar Umum Sukawati di sebelah selatan Puri Agung Sukawati, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar sudah mulai dibongkar. Seluruh pedagang telah mendapat tempat di Pasar Relokasi, Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati. Namun, suasana Pasar Relokasi masih sepi. Sepinya pedagang dan pembeli di Pasar Relokasi, diduga karena lokasi pasar yang jauh dari pusat kota kecamatan. Nampaknya, pedagang lebih memilih berjualan tak jauh-jauh dari eks Pasar Umum Sukawati lama.
Pedagang memilih menyewa kios di sejumlah titik dekat bangunan pasar yang lama. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah pedagang Senin (12/10). "Orang-orang kayaknya berat belanja ke Gelumpang karena cukup jauh. Sehingga kami pedagang, sewa kios dekat-dekat sini. Cari tempat strategis," ujar seorang pedagang Wayan Merta.
Pantauan NusaBali, kawasan sekitar pasar lama saat ini mulai ramai jadi tempat berjualan pedagang. Bahkan pembangunan kios makin marak di seputar pasar lama. Kios-kios yang dulunya tak laku disewa, kini mulai ramai buka. Beberapa lokasi pasar dadakan terpantau di Banjar Gelulung sebelah selatan puskesmas I Sukawati, wilayah Banjar Dlodtangluk, Banjar Tebuana, dan Banjar Babakan, Desa Sukawati.
Bendesa Adat Sukawati I Nyoman Suantha membenarkan kondisi ini. Bahwa pasar relokasi yang dibangun di lahan milik desa adat saat ini masih sepi.
Hal itu karena persepsi sejumlah pedagang bahwa warga dari Desa Batuan dan sekitarnya jauh berbelanja ketempat relokasi. Atas kondisi ini, pihak Desa Adat sudah berusaha untuk mengimbau. "Kami sudah berusaha menyampaikan kepada pedagang, kalau pasar relokasi mau hidup para pedagang yang sudah memiliki langganan dan mendapatkan tempat diharapkan perjualan di tempat relokasi, agar langganannya mau ketempat relokasi tersebut sehingga pasar jadi ramai," ungkapnya.
Hanya saja, sejumlah pedagang masih dikatakan membandel dan tetap milih berjualan di trotoar atau menyewa tempat di beberapa titik tersebut. Pihaknya pun sudah berkordinasi dengan dinas terkait agar menertibkan para pedagang yang berjualan ditrotoar. "Kita sudah berusaha untuk menertibakan pedagang, tapi harus perlu juga dibantu oleh Satpol PP. Kalau melanggar langsung angkut saja," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya pun juga akan berkordinasi ke dinas terkait agar bisa membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Sekarang masih dimaklumi karena masih proses transisi. Pasar relokasi ini kan baru, tentu akan ada proses transisi seperti ini. Mudahan kedepan, pedagang kompak pindah ke pasar relokasi," harapnya. *nvi
Bangunan Pasar Umum Sukawati di sebelah selatan Puri Agung Sukawati, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar sudah mulai dibongkar. Seluruh pedagang telah mendapat tempat di Pasar Relokasi, Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati. Namun, suasana Pasar Relokasi masih sepi. Sepinya pedagang dan pembeli di Pasar Relokasi, diduga karena lokasi pasar yang jauh dari pusat kota kecamatan. Nampaknya, pedagang lebih memilih berjualan tak jauh-jauh dari eks Pasar Umum Sukawati lama.
Pedagang memilih menyewa kios di sejumlah titik dekat bangunan pasar yang lama. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah pedagang Senin (12/10). "Orang-orang kayaknya berat belanja ke Gelumpang karena cukup jauh. Sehingga kami pedagang, sewa kios dekat-dekat sini. Cari tempat strategis," ujar seorang pedagang Wayan Merta.
Pantauan NusaBali, kawasan sekitar pasar lama saat ini mulai ramai jadi tempat berjualan pedagang. Bahkan pembangunan kios makin marak di seputar pasar lama. Kios-kios yang dulunya tak laku disewa, kini mulai ramai buka. Beberapa lokasi pasar dadakan terpantau di Banjar Gelulung sebelah selatan puskesmas I Sukawati, wilayah Banjar Dlodtangluk, Banjar Tebuana, dan Banjar Babakan, Desa Sukawati.
Bendesa Adat Sukawati I Nyoman Suantha membenarkan kondisi ini. Bahwa pasar relokasi yang dibangun di lahan milik desa adat saat ini masih sepi.
Hal itu karena persepsi sejumlah pedagang bahwa warga dari Desa Batuan dan sekitarnya jauh berbelanja ketempat relokasi. Atas kondisi ini, pihak Desa Adat sudah berusaha untuk mengimbau. "Kami sudah berusaha menyampaikan kepada pedagang, kalau pasar relokasi mau hidup para pedagang yang sudah memiliki langganan dan mendapatkan tempat diharapkan perjualan di tempat relokasi, agar langganannya mau ketempat relokasi tersebut sehingga pasar jadi ramai," ungkapnya.
Hanya saja, sejumlah pedagang masih dikatakan membandel dan tetap milih berjualan di trotoar atau menyewa tempat di beberapa titik tersebut. Pihaknya pun sudah berkordinasi dengan dinas terkait agar menertibkan para pedagang yang berjualan ditrotoar. "Kita sudah berusaha untuk menertibakan pedagang, tapi harus perlu juga dibantu oleh Satpol PP. Kalau melanggar langsung angkut saja," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya pun juga akan berkordinasi ke dinas terkait agar bisa membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Sekarang masih dimaklumi karena masih proses transisi. Pasar relokasi ini kan baru, tentu akan ada proses transisi seperti ini. Mudahan kedepan, pedagang kompak pindah ke pasar relokasi," harapnya. *nvi
1
Komentar