Umat Diimbau Ngubeng di Merajan Masing-masing
Piodalan Pura Pucak Mangu Tinggan dengan Penerapan Prokes
MANGUPURA, NusaBali
Karya piodalan di Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan, Banjar Tinggan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung tetap dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
Rencananya karya piodalan dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (31 Oktober 2020) pukul 13.00 Wita dan nyinep pada Redite Umanis Merakih, Minggu (1 November 2020) pukul 13.00 Wita.
Untuk memantapkan karya piodalan di Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan di tengah pandemi Covid-19, Pangempon dan Pangemong Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan melaksanaan paruman pada Minggu (11/10), dihadiri oleh Panglingsir Puri Ageng Mengwi, sameton Asta Puri Ageng Mengwi, Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Camat Petang, Bendesa Gede serta para bendesa adat pangempon Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan.
Anak Agung Gde Agung selaku Panglingsir Puri Ageng Mengwi didampingi Bendesa Gede I Nyoman Lombok dan Penyarikan Pura I Nyoman Arya, Rabu (14/10), mengatakan, karya piodalan di Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan tetap dilaksanakan selama satu hari yakni pada Sabtu (31/10) pukul 13.00 Wita dan nyineb pada Minggu (1/11) pukul 13.00 Wita.
“Kami menginformasikan kepada seluruh umat Hindu, bahwa karya piodalan di Pura Pucak Mangu Tinggan tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Untuk itu kami meminta kepada panitia karya untuk melakukan pengawasan terkait pemakaian masker dan mengimbau untuk mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, serta menjaga jarak saat melaksanakan persembahyangan,” ujar Gde Agung.
Bupati Badung dua periode itu juga menyampaikan bahwa karya piodalan kali ini dilaksanakan secara madyaning nista, yakni upacara mapadudusan alit dengan Caru Panca Kelud yang menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. “Karya piodalan di Purnama Kelima nanti hanya dilaksanakan oleh pangempon, sehingga tapakan Ida Bhatara yang ada di wilayah Petang yang seyogianya lunga pada piodalan nanti, hanya akan lunga dalam bentuk Daksina Linggih dan hanya diikuti oleh maksimal 25 orang pengiring,” jelas Gde Agung.
Maka dari itu, bagi umat yang ingin melaksanakan persembahyangan diimbau agar dapat melalui merajan masing-masing. “Sekali lagi kami tidak melarang, tapi dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, krama bisa melakukan ngubeng di merajan masing-masing,” tegasnya.
Gde Agung yang juga anggota DPD RI ini mengatakan, terkait pelaksanaan karya akan digelar sejumlah kegiatan seperti Nunas Tirta Pemukat di Danau Beratan, Sidakarya dan Tirta Mumbul pada Wrespati Wage Pujut, 15 Oktober 2020. Dilanjutkan Nunas Pengalang Sasih, Ngadegang Tapini, Ngawit Nyamuh, Negtegang dan Upacara Ngingsah dilakukan pada 16 Oktober 2020.
Pada Wrespati Pon Krulut, 29 Oktober 2020 dilaksanakan upacara Nuwur Tirta ring Pucak Bon, Pucak Tedung, Terate Bang, Puncak Sangkur, Beratan, Penataran Bukian, Pantai Batubolong, dan Kebutan. Setelah itu dilanjutkan mapakelem di Danau Beratan, mendak ring Tegal Suci dan upacara pemelastian. Pada Sukra Wage Krulut (30/10) dilaksanakan Upacara Mapepada serta Upacara Memben Karya.
Upacara puncak akan dilaksanakan pada 31 Oktober 2020 dengan sejumlah kegiatan yang dimulai pukul 05.00 Wita menuju Pucak Mangu dan upacara di Pura Pucak Mangu dan sekitar pukul 13.00 Wita dilanjutkan dengan piodalan di penataran Pura Pucak Mangu Tinggan. “Ida Bhatara masineb pada Redite Umanis Merakih, 1 November 2020 sekitar pukul 13.00 Wita. Sekali lagi kami melakukan upacara ini dengan sederhana tanpa ada gamelan, serta kegiatan penganyaran yang biasanya sampai tujuh hari. Sekarang piodalan dilakukan sehari saja,” tandas Gde Agung. *asa
1
Komentar