Proyek Gedung SMPN 14 Denpasar Molor
PUPR Ingatkan Rekanan Selesaikan Pembangunan Tepat Waktu
Proyek gedung SMPN 14 Denpasar harus selesai tepat waktu dengan lama pengerjaan 150 hari, yakni sampai 21 Desember 2020
DENPASAR, NusaBali
Progress pengerjaan proyek SMPN 14 Denpasar molor. Hingga, Rabu (14/10) progress pembangunan sekolah baru yang terletak di eks Balitex, Jalan WR Supratman, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur ini mencapai 40 persen pengerjaan dari rekanan. Padahal seharusnya sudah 50 persen pengerjaan. Kondisi tersebut membuat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar mengingatkan rekanan untuk menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
Kabid Pembangunan PUPR Kota Denpasar, Agus Sudarmo, mengatakan dalam kondisi seperti saat ini, yakni menghadapi musim penghujan, pihaknya tidak ingin penyelesaian proyek semakin mundur dari target. "Sekolah tersebut harus selesai tepat waktu dengan lama pengerjaan 150 hari, yakni sampai 21 Desember 2020," ungkapnya. Diakui Agus Sudarmo saat ini progress molor dengan hanya menyelesaikan 40 persen yang seharusnya setidaknya 50 persen pengerjaan sudah rampung. Proyek gedung SMPN 14 Denpasar ini dimulai sejak 25 Juni 2020 lalu.
Menurut Agus Sudarmo, kendalanya saat ini menaikkan batu kali. Namun, menurutnya itu merupakan kendala internal. "Tapi kita tetap antisipasi dan mengawasi mereka agar sesuai dengan jadwal penyelesaian tanpa ada masalah apapun. Sehingga, sekolah bisa ditempati oleh siswa paling lambat awal 2021," jelasnya.
Menurut Agus Sudarmo, selain progress pengerjaan proyek juga mundur tiga minggu dari tender. Tetapi pihaknya tetap menginginkan ada kinerja yang baik dan konsisten dari rekanan. Sebab, masa tender tetap terhitung selama 150 hari. Jangan sampai molor deh pokoknya," imbuhnya. Untuk saat ini menurut Agus Sudarmo, semua proses sudah dikerjakan, sehingga pengerjaan keseluruhan memang sudah dikerjakan sesuai dengan perjanjian hanya saja waktu pengerjaan yang molor sedikit. Tetapi rekanan kata dia tetap akan memastikan selesai sesuai jadwal.
"Kalau untuk pengerjaan itu sekalian. Cuman masalah waktu saja. Alasannya sih itu karena menaikkan batu kali yang memang agak susah. Kalau tidak tepat waktu nanti kami bakal kenakan penalti sesuai dengan ketentuan. Jadi kami tetap ingatkan mereka untuk kebut proyek," tandasnya. Proyek senilai Rp 12,1 miliar ini dikerjakan oleh rekanan PT Sepakat Pratama Indonesia. *mis
Kabid Pembangunan PUPR Kota Denpasar, Agus Sudarmo, mengatakan dalam kondisi seperti saat ini, yakni menghadapi musim penghujan, pihaknya tidak ingin penyelesaian proyek semakin mundur dari target. "Sekolah tersebut harus selesai tepat waktu dengan lama pengerjaan 150 hari, yakni sampai 21 Desember 2020," ungkapnya. Diakui Agus Sudarmo saat ini progress molor dengan hanya menyelesaikan 40 persen yang seharusnya setidaknya 50 persen pengerjaan sudah rampung. Proyek gedung SMPN 14 Denpasar ini dimulai sejak 25 Juni 2020 lalu.
Menurut Agus Sudarmo, kendalanya saat ini menaikkan batu kali. Namun, menurutnya itu merupakan kendala internal. "Tapi kita tetap antisipasi dan mengawasi mereka agar sesuai dengan jadwal penyelesaian tanpa ada masalah apapun. Sehingga, sekolah bisa ditempati oleh siswa paling lambat awal 2021," jelasnya.
Menurut Agus Sudarmo, selain progress pengerjaan proyek juga mundur tiga minggu dari tender. Tetapi pihaknya tetap menginginkan ada kinerja yang baik dan konsisten dari rekanan. Sebab, masa tender tetap terhitung selama 150 hari. Jangan sampai molor deh pokoknya," imbuhnya. Untuk saat ini menurut Agus Sudarmo, semua proses sudah dikerjakan, sehingga pengerjaan keseluruhan memang sudah dikerjakan sesuai dengan perjanjian hanya saja waktu pengerjaan yang molor sedikit. Tetapi rekanan kata dia tetap akan memastikan selesai sesuai jadwal.
"Kalau untuk pengerjaan itu sekalian. Cuman masalah waktu saja. Alasannya sih itu karena menaikkan batu kali yang memang agak susah. Kalau tidak tepat waktu nanti kami bakal kenakan penalti sesuai dengan ketentuan. Jadi kami tetap ingatkan mereka untuk kebut proyek," tandasnya. Proyek senilai Rp 12,1 miliar ini dikerjakan oleh rekanan PT Sepakat Pratama Indonesia. *mis
Komentar