Tiga Desa di Busungbiu Kelola Sampah Mandiri
Baru tiga desa yang bisa melakukan pengolahan sampah. Sedangkan desa lainnya terkendala lahan.
SINGARAJA, NusaBali
Kecamatan Busungbiu yang mewilayahi 15 desa di ujung barat daya masih minim sarana pengolahan sampah. Dari belasan desa itu, baru tiga desa yang memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R (reuse, reduce, recycle).
Sedangkan 12 desa lainnya belum dapat memanajemen pengelolaan sampahnya karena masih terkendala lahan.
Camat Busungbiu, I Gede Putra Aryana Jumat (16/10), mengatakan tiga desa yang sudah melakukan pengelolaan sampah mandiri melalui TPS 3R yakni Desa Kedis, Busungbiu dan Tinggar Sari. Sedangkan desa lainnya terus didorong untuk mengajukan pembangunan TPS 3R ke pusat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng.
“Terus kami dorong untuk pengusulan proposal seperti Desa Bengkel, Umajero. Kalau yang lain sejauh ini rata-rata masih terkendala lahan untuk pembangunan tempat pengolahan lahan,” jelas Gede Putra Aryana.
Mantan Kabag Humas DPRD Buleleng itu pun tak menampik dari belasan desa yang belum memiliki fasilitas pengelolaan sampah berbasis desa masih ada yang membuang sampahnya ke sungai, tegalan hingga lahan kosong.
Kondisi ini pun menjadi perhatian khusus mengingat wilayah Kecamatan Busungbiu berada di daerah hulu Kecamatan Seririt. “Masih ada yang membuang sampah sembarangan karena fasilitas memang tidak ada, kami juga sudah berulang kali menegur setiap turun ke lapangan da mengingatkan kembali ke Perbekelnya terkait itu,” imbuh dia.
Putra Aryana mengatakan belum lama ini desa yang masih terkendala lahan sudah diajak rapat bersama. Tak hanya desa dinas, tetapi desa adat yang selama ini memiliki pelaba pura atau lahan. Dalam rapat yang juga dihadiri Majelis Desa Adat (MDA) Buleleng, diharapkan antara desa dinas dan desa adat bersinergi untuk mewujudkan fasilitas pengelolaan sampah di desanya sehingga tak lagi ada gontok-gontokan desa adat dengan desa dinas terkait pembangunan TPST atau TPS 3R. “Kalau lahan milik desa adat dipakai TPTS atau TPS 3R itu yang pakai kan masyarakat yang juga krama adatnya sinergi ini yang kami arahkan,” kata Putra Aryana.
Pejabat asal Desa Bengkel Kecamatan Busungbiu ini mengatakan bagi desa yang belum memiliki tempat pengelolaan sampah diarahkan membangun bank sampah. Solusi itu pun sudah dilakukan beberapa desa. Selain juga menggalakkan edukasi pengolahan sampah dari sumbernya yang kini sedang digencarkan DLH Buleleng.*k23
Kecamatan Busungbiu yang mewilayahi 15 desa di ujung barat daya masih minim sarana pengolahan sampah. Dari belasan desa itu, baru tiga desa yang memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R (reuse, reduce, recycle).
Sedangkan 12 desa lainnya belum dapat memanajemen pengelolaan sampahnya karena masih terkendala lahan.
Camat Busungbiu, I Gede Putra Aryana Jumat (16/10), mengatakan tiga desa yang sudah melakukan pengelolaan sampah mandiri melalui TPS 3R yakni Desa Kedis, Busungbiu dan Tinggar Sari. Sedangkan desa lainnya terus didorong untuk mengajukan pembangunan TPS 3R ke pusat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng.
“Terus kami dorong untuk pengusulan proposal seperti Desa Bengkel, Umajero. Kalau yang lain sejauh ini rata-rata masih terkendala lahan untuk pembangunan tempat pengolahan lahan,” jelas Gede Putra Aryana.
Mantan Kabag Humas DPRD Buleleng itu pun tak menampik dari belasan desa yang belum memiliki fasilitas pengelolaan sampah berbasis desa masih ada yang membuang sampahnya ke sungai, tegalan hingga lahan kosong.
Kondisi ini pun menjadi perhatian khusus mengingat wilayah Kecamatan Busungbiu berada di daerah hulu Kecamatan Seririt. “Masih ada yang membuang sampah sembarangan karena fasilitas memang tidak ada, kami juga sudah berulang kali menegur setiap turun ke lapangan da mengingatkan kembali ke Perbekelnya terkait itu,” imbuh dia.
Putra Aryana mengatakan belum lama ini desa yang masih terkendala lahan sudah diajak rapat bersama. Tak hanya desa dinas, tetapi desa adat yang selama ini memiliki pelaba pura atau lahan. Dalam rapat yang juga dihadiri Majelis Desa Adat (MDA) Buleleng, diharapkan antara desa dinas dan desa adat bersinergi untuk mewujudkan fasilitas pengelolaan sampah di desanya sehingga tak lagi ada gontok-gontokan desa adat dengan desa dinas terkait pembangunan TPST atau TPS 3R. “Kalau lahan milik desa adat dipakai TPTS atau TPS 3R itu yang pakai kan masyarakat yang juga krama adatnya sinergi ini yang kami arahkan,” kata Putra Aryana.
Pejabat asal Desa Bengkel Kecamatan Busungbiu ini mengatakan bagi desa yang belum memiliki tempat pengelolaan sampah diarahkan membangun bank sampah. Solusi itu pun sudah dilakukan beberapa desa. Selain juga menggalakkan edukasi pengolahan sampah dari sumbernya yang kini sedang digencarkan DLH Buleleng.*k23
1
Komentar