BPBD Hentikan Distribusi Air ke Pengambengan
Distribusi air bersih ke Desa Pengambengan tidak dilanjutkan, karena tidak ada lagi permohonan dari kepala desa atau perbekel setempat.
NEGARA, NusaBali
Air sumur warga di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, yang sempat tercemar banjir pada Minggu (11/10), kini sudah kembali normal. Seiring hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana pun telah menghentikan distribusi bantuan air bersih ke desa setempat.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Gusti Ngurah Darma Putra, mengatakan distribusi air bersih ke Pengambengan yang dilakukan berturut-turut mulai Senin (12/10) lalu itu, sudah dihentikan pada Jumat (16/10). Distribusi air bersih tidak dilanjutkan, karena tidak ada lagi permohonan dari kepala desa atau perbekel setempat.
“Sudah tidak ada permohonan lagi ke kami. Sesuai prosedur, memang harus ada permohonan dari perbekel atau kelian banjar. Kalau sudah ada permohonan, pasti akan kami kirim. Tetapi sejak Jumat lalu, sudah tidak ada permohonan lagi,” ujar Darma Putra, saat dihubungi Minggu (18/10).
Selain mendistribusikan air bersih, sebelumnya BPBD Jembrana juga melakukan penyedotan air yang masih menggenang di sejumlah pekarangan rumah warga Desa Pengambengan, Rabu (14/10). Sisa genangan air itu dipastikan sudah habis disedot menggunakan mesin penyedot air milik BPBD maupun Dinas Lingkungan Hidup, bersama jajaran Satpol PP Jembrana, Kamis (15/10).
Perbekel Pengambengan Kamaruzaman saat dikonfirmasi secara terpisah Minggu kemarin, mengatakan dirinya tidak lagi mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD, lantaran kondisi air sumur warga sudah kembali normal. Hal itu pun tidak terlepas dengan bantuan penyedotan sisa genangan air di pekarangan rumah warga. “Air sumur warga sudah bisa digunakan,” ujarnya.
Kamaruzaman mengatakan, sebagai upaya mengantisipasi banjir di wilayahnya, sebelumnya dari pihak desa telah menyewa alat berat dan gotong-royong bersama masyarakat setempat, membuat tambahan saluran sementara pembuangan air ke laut. Kemudian berkoordinasi dengan sejumlah desa tetangga, agar memastikan saluran drainase di daerah mereka tidak ada yang tersumbat. Mengingat banjir di Pengambengan yang berada di dataran rendah ini, juga terjadi karena luapan air dari hulu. “Mudah-mudahan saja tidak ada banjir lagi,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang terjadi selama dua hari pada Sabtu (10/10) dan Minggu (11/10) mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah titik di Kabupaten Jembrana. Banjir yang terparah adalah di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Ratusan rumah warga di daerah langganan banjir ini, terendam hingga Senin (12/10), dan air baru surut memasuki sore.
Berdasar informasi, banjir yang merendam hampir seluruh rumah warga sedesa di Pengambengan ini terjadi sejak Minggu (11/10). Bahkan saat puncak banjir pada Minggu malam, air sempat naik hingga ke dalam rumah, dan membuat warga sibuk menyelamatkan sejumlah perabotan.
Perbekel Pengambengan Kamaruzaman, mengatakan dari 5 banjar di Desa Pengambengan, ada 4 banjar yang terendam banjir. Yang terparah adalah di Banjar Kelapa Balian. Seluruh rumah warga di satu banjar tersebut terendam banjir. “Kalau untuk korban jiwa, tidak ada. Tetapi aktivitas warga terganggu. Apalagi nunggu air surut cukup lama,” ucapnya.
Bupati Jembrana I Putu Artha, Rabu (14/10) pagi meninjau kondisi pasca banjir yang sempat merendam ratusan rumah warga di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Minggu (11/10) lalu. Saat itu, ada beberapa pekarangan rumah warga di Banjar Munduk yang diketahui masih tergenang air. Terkait hal itu, Bupati Artha menginstruksikan kepada OPD terkait untuk mempercepat pemulihan dengan mendatangkan alat penyedot air.
“Bawakan alat penyedot air. Kita fokuskan pemulihan agar warga dapat beraktivitas normal kembali,” ujar Bupati Artha yang didampingi Sekda Jembrana I Made Sudiada, Asisten I Setda Jembrana I Nengah Ledang, sejumlah kepala OPD Pemkab Jembrana, serta Perbekel Pengambengan Kamaruzaman.
Selain soal penanganan genangan tersebut, Bupati Artha juga meminta BPBD Jembrana untuk mengintensifkan penyaluran air bersih buat warga. Hal itu karena pasca banjir, warga masih kesulitan mendapat air bersih lantaran air sumur yang masih kotor. “Penyaluran air bersih, salah satu prioritas. Tetap salurkan air bersih sampai kondisi normal,” tandas Bupati Artha. *ode
Air sumur warga di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, yang sempat tercemar banjir pada Minggu (11/10), kini sudah kembali normal. Seiring hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana pun telah menghentikan distribusi bantuan air bersih ke desa setempat.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Gusti Ngurah Darma Putra, mengatakan distribusi air bersih ke Pengambengan yang dilakukan berturut-turut mulai Senin (12/10) lalu itu, sudah dihentikan pada Jumat (16/10). Distribusi air bersih tidak dilanjutkan, karena tidak ada lagi permohonan dari kepala desa atau perbekel setempat.
“Sudah tidak ada permohonan lagi ke kami. Sesuai prosedur, memang harus ada permohonan dari perbekel atau kelian banjar. Kalau sudah ada permohonan, pasti akan kami kirim. Tetapi sejak Jumat lalu, sudah tidak ada permohonan lagi,” ujar Darma Putra, saat dihubungi Minggu (18/10).
Selain mendistribusikan air bersih, sebelumnya BPBD Jembrana juga melakukan penyedotan air yang masih menggenang di sejumlah pekarangan rumah warga Desa Pengambengan, Rabu (14/10). Sisa genangan air itu dipastikan sudah habis disedot menggunakan mesin penyedot air milik BPBD maupun Dinas Lingkungan Hidup, bersama jajaran Satpol PP Jembrana, Kamis (15/10).
Perbekel Pengambengan Kamaruzaman saat dikonfirmasi secara terpisah Minggu kemarin, mengatakan dirinya tidak lagi mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD, lantaran kondisi air sumur warga sudah kembali normal. Hal itu pun tidak terlepas dengan bantuan penyedotan sisa genangan air di pekarangan rumah warga. “Air sumur warga sudah bisa digunakan,” ujarnya.
Kamaruzaman mengatakan, sebagai upaya mengantisipasi banjir di wilayahnya, sebelumnya dari pihak desa telah menyewa alat berat dan gotong-royong bersama masyarakat setempat, membuat tambahan saluran sementara pembuangan air ke laut. Kemudian berkoordinasi dengan sejumlah desa tetangga, agar memastikan saluran drainase di daerah mereka tidak ada yang tersumbat. Mengingat banjir di Pengambengan yang berada di dataran rendah ini, juga terjadi karena luapan air dari hulu. “Mudah-mudahan saja tidak ada banjir lagi,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang terjadi selama dua hari pada Sabtu (10/10) dan Minggu (11/10) mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah titik di Kabupaten Jembrana. Banjir yang terparah adalah di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Ratusan rumah warga di daerah langganan banjir ini, terendam hingga Senin (12/10), dan air baru surut memasuki sore.
Berdasar informasi, banjir yang merendam hampir seluruh rumah warga sedesa di Pengambengan ini terjadi sejak Minggu (11/10). Bahkan saat puncak banjir pada Minggu malam, air sempat naik hingga ke dalam rumah, dan membuat warga sibuk menyelamatkan sejumlah perabotan.
Perbekel Pengambengan Kamaruzaman, mengatakan dari 5 banjar di Desa Pengambengan, ada 4 banjar yang terendam banjir. Yang terparah adalah di Banjar Kelapa Balian. Seluruh rumah warga di satu banjar tersebut terendam banjir. “Kalau untuk korban jiwa, tidak ada. Tetapi aktivitas warga terganggu. Apalagi nunggu air surut cukup lama,” ucapnya.
Bupati Jembrana I Putu Artha, Rabu (14/10) pagi meninjau kondisi pasca banjir yang sempat merendam ratusan rumah warga di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Minggu (11/10) lalu. Saat itu, ada beberapa pekarangan rumah warga di Banjar Munduk yang diketahui masih tergenang air. Terkait hal itu, Bupati Artha menginstruksikan kepada OPD terkait untuk mempercepat pemulihan dengan mendatangkan alat penyedot air.
“Bawakan alat penyedot air. Kita fokuskan pemulihan agar warga dapat beraktivitas normal kembali,” ujar Bupati Artha yang didampingi Sekda Jembrana I Made Sudiada, Asisten I Setda Jembrana I Nengah Ledang, sejumlah kepala OPD Pemkab Jembrana, serta Perbekel Pengambengan Kamaruzaman.
Selain soal penanganan genangan tersebut, Bupati Artha juga meminta BPBD Jembrana untuk mengintensifkan penyaluran air bersih buat warga. Hal itu karena pasca banjir, warga masih kesulitan mendapat air bersih lantaran air sumur yang masih kotor. “Penyaluran air bersih, salah satu prioritas. Tetap salurkan air bersih sampai kondisi normal,” tandas Bupati Artha. *ode
Komentar