Penjualan Avtur Sempat Anjlok 96 Persen
Jika sebelumnya lalu-lintas penerbangan di bandara Ngurah Rai sangat sibuk dan persediaan avtur kurang dari 1 hari, kini mengalami penurunan tajam.
AMLAPURA, NusaBali
Parisisata Bali pasca diberlakukannya new normal lumayan menggeliat dibanding awal-awal pandemi Covid-19. Untuk sektor penerbangan misalnya, sempat mengalami keterpurukan karena dihentikannya penerbangan dari mancanegara dan dipangkasnya penerbangan dalam negeri.
Pada Juni lalu misalnya, terdata penjualan avtur di Bandara Ngurah Rai hanya 2 ribu kilo liter. Padahal pada periode sama tahun 2019, penjualan bahan bakar pesawat tersebut menembus 96 ribu kilo liter atau terjadi penurunan sebesar 96 persen.
"Sebelumnya ada sebanyak 250 penerbangan per harinya, namun hingga bulan September baru mencapai 30-50 penerbangan per hari," kata Koeshartanto, Direktur Human Capital PT Pertamina (Persero).
Penjualan avtur di Bali sendiri sebelum masa pandemi merupakan yang terbesar setelah Badara Soekarno Hatta. Dan persediaan avtur di bandara Ngurah Rai harus selalu terjaga, karena pasokan tersebut diambil dari Integrated Terminal (IT) Pertamina di Manggis, Karangasem.
Melihat kondisi ini Pertamina berharap agar pertumbuhan ekonomi Bali kembali pulih. Untuk pemulihan ini tentu akan membutuhkan dukungan penuh dari sektor energi baik BBM, LPG dan Avtur.
Kesiapan itu pun dilakukan Koeshartanto dengan
meninjau sarana operasional distribusi energi di wilayah Karangasem, Sabtu (17/10).
Dalam kunjungannya bersama Direktur Pengembangan Bisnis PT Pertamina (Persero), M Haryo Yunianto, serta Executive General Manager Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus, CD Sasongko, dipastikan bahwa seluruh sarana distribusi energi Pertamina yang ada di Bali siap beroperasi optimal untuk melayani kebutuhan energi penggerak roda ekonomi.
Peninjauan di IT Manggis dilakukan untuk memastikan tim di lapangan baik-baik dan sehat dalam bertugas. Selain itu, memantau penerapan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19 di sarana distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) yang dikelola oleh Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus.
Ia mengatakan selama ini, IT Manggis telah melayani pengiriman BBM ke 200 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan 18 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bulk Elpiji (SPBBE) yang tersebar di 9 kabupaten dan kota di Provinsi Bali.
Adapun kapasitas total penyimpanan BBM yang dimiliki oleh IT Manggis sebesar 153 ribu Kilo Liter (KL), yang setiap harinya rata-rata melayani pengiriman produk sebanyak 2.300 KL. Sedangkan untuk melayani distribusi produk LPG, kapasitas total yang dimiliki IT Manggis mencapai 5.600 Metrik Ton (MT), dengan jumlah pengiriman harian sebanyak 780 MT.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada triwulan II Tahun 2020 pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) minus 10,98 persen. Kontribusi sektor pariwisata terhadap penurunan angka PDRB menjadi faktor utama.
"Sebagai Objek Vital Nasional (OBVITNAS) yang melayani kebutuhan energi hampir seluruh wilayah Bali, kesiapan dan kehandalan peralatan yang ada di IT Manggis ini kami pastikan selalu dalam keadaan baik. Utamanya kami juga memastikan semua personel yang mengemban amanat melayani kebutuhan energi masyarakat juga dalam kondisi prima," tuntas Koeshartanto. *ant
Pada Juni lalu misalnya, terdata penjualan avtur di Bandara Ngurah Rai hanya 2 ribu kilo liter. Padahal pada periode sama tahun 2019, penjualan bahan bakar pesawat tersebut menembus 96 ribu kilo liter atau terjadi penurunan sebesar 96 persen.
"Sebelumnya ada sebanyak 250 penerbangan per harinya, namun hingga bulan September baru mencapai 30-50 penerbangan per hari," kata Koeshartanto, Direktur Human Capital PT Pertamina (Persero).
Penjualan avtur di Bali sendiri sebelum masa pandemi merupakan yang terbesar setelah Badara Soekarno Hatta. Dan persediaan avtur di bandara Ngurah Rai harus selalu terjaga, karena pasokan tersebut diambil dari Integrated Terminal (IT) Pertamina di Manggis, Karangasem.
Melihat kondisi ini Pertamina berharap agar pertumbuhan ekonomi Bali kembali pulih. Untuk pemulihan ini tentu akan membutuhkan dukungan penuh dari sektor energi baik BBM, LPG dan Avtur.
Kesiapan itu pun dilakukan Koeshartanto dengan
meninjau sarana operasional distribusi energi di wilayah Karangasem, Sabtu (17/10).
Dalam kunjungannya bersama Direktur Pengembangan Bisnis PT Pertamina (Persero), M Haryo Yunianto, serta Executive General Manager Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus, CD Sasongko, dipastikan bahwa seluruh sarana distribusi energi Pertamina yang ada di Bali siap beroperasi optimal untuk melayani kebutuhan energi penggerak roda ekonomi.
Peninjauan di IT Manggis dilakukan untuk memastikan tim di lapangan baik-baik dan sehat dalam bertugas. Selain itu, memantau penerapan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19 di sarana distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) yang dikelola oleh Pertamina Pemasaran Regional Jatimbalinus.
Ia mengatakan selama ini, IT Manggis telah melayani pengiriman BBM ke 200 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan 18 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bulk Elpiji (SPBBE) yang tersebar di 9 kabupaten dan kota di Provinsi Bali.
Adapun kapasitas total penyimpanan BBM yang dimiliki oleh IT Manggis sebesar 153 ribu Kilo Liter (KL), yang setiap harinya rata-rata melayani pengiriman produk sebanyak 2.300 KL. Sedangkan untuk melayani distribusi produk LPG, kapasitas total yang dimiliki IT Manggis mencapai 5.600 Metrik Ton (MT), dengan jumlah pengiriman harian sebanyak 780 MT.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada triwulan II Tahun 2020 pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) minus 10,98 persen. Kontribusi sektor pariwisata terhadap penurunan angka PDRB menjadi faktor utama.
"Sebagai Objek Vital Nasional (OBVITNAS) yang melayani kebutuhan energi hampir seluruh wilayah Bali, kesiapan dan kehandalan peralatan yang ada di IT Manggis ini kami pastikan selalu dalam keadaan baik. Utamanya kami juga memastikan semua personel yang mengemban amanat melayani kebutuhan energi masyarakat juga dalam kondisi prima," tuntas Koeshartanto. *ant
Komentar