Optimalkan Pengelolaan Sampah, Baktiseraga Punya TPS 3R
Sembilan desa lain juga diajukan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk didirikan TPS 3R.
SINGARAJA, NusaBali
Hingga saat ini sampah masih menjadi persoalan pelik. Sampah yang dibiarkan menumpuk tak jarang justru menimbulkan persoalan baru. Padahal, jika dikelola dengan baik hanya sedikit sampah yang perlu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang terkelola juga dapat meminimalisir potensi bencana alam seperti banjir.
Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS 3R) di Desa Baktiseraga Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dihadirkan untuk menjawab persoalan tersebut. TPS 3R yang dibangun dari bantuan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Bali ini ditujukan mengoptimalkan upaya penanggulangan dan pengelolaan sampah.
Bangunan TPS 3R ini diresmikan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Senin (19/10). Agus Suradnyana berharap TPS 3R ini nantinya akan menjadi percontohan TPS 3R lain yang dibangun di Buleleng. Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng saat ini tengah berfokus pada upaya pencegahan banjir di wilayah Kota Singaraja.
Salah satunya dengan pembangunan TPS 3R ini. Sehingga, permasalahan sampah yang selama ini menjadi penyebab utama banjir dapat diatasi secara bertahap. Ia juga mengajukan sembilan desa lain untuk didirikan TPS 3R kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR RI). "Tahun depan kami masih ada sembilan usulan lagi. Ada juga rencana pembuatan sodetan di Jalan Pulau Lombok," ujarnya.
Ia menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah sampah. Pembuatan regulasi tentang sampah telah dibuat yakni Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 47 Tahun 2019 serta Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 1 Tahun 2019. "Namun yang terpenting bagaimana orang yang menggerakkan dari tingkat paling bawah dalam memberikan edukasi kepada warga," sebutnya.
Ia meminta kepada Pemerintah Desa Baktiseraga untuk bersama masyarakat agar memanfaatkan dengan baik fasilitas itu. Karena, menurutnya ini merupakan kesempatan emas bagi masyarakat untuk membenahi permasalahan sampah yang kerap menggunung, terutama setiap hari raya.
"Harus dievaluasi setiap bulan seperti apa strateginya, edukasi kepada masyarakat. Kalau ini berhasil kan jadi contoh di tempat lain. Jika suatu teknis penanggulangan sampah tidak didukung dengan kesadaran diri, tidak akan mengurangi dampak dari masalah sampah," pintanya.
Perbekel Desa Baktisraga, Gusti Putu Armada menuturkan, dengan adanya TPS 3R akan meningkatkan kinerja penanganan sampah di Desa Baktiseraga. Hal itu karena menurutnya volume sampah yang dihasilkan oleh Desa Baktiseraga pergarinya cukup tinggi sehingga kerap menimbulkan masalah lingkungan seperti bau tidak sedap.
"Hitungan kasar timbulan sampah di Baktiseraga bisa mencapai 2 truk per hari. Itupun jauh lebih banyak jika hari raya, bisa lebih dari itu," ujar Armada. Karena itu, Armada optimis ke depan penanganan sampah di desa yang terdiri dari 2 ribu lebih KK ini meningkat jauh lebih baik dari sebelumnya.
Ia mengungkapkan, sebanyak 13 jejaring pemungut sampah rumah tangga yang dibentuk ditekankan agar menyampaikan kepada warga untuk memulai memilah sampah baik organik maupun anorganik. Kemudian setelah dipilah dirumah masing-masing, lanjut akan diolah di TPS 3R. Dengan begitu sampah yang dibawa ke TPA hanya sampah residu.
Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS 3R) di Desa Baktiseraga Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dihadirkan untuk menjawab persoalan tersebut. TPS 3R yang dibangun dari bantuan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Bali ini ditujukan mengoptimalkan upaya penanggulangan dan pengelolaan sampah.
Bangunan TPS 3R ini diresmikan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Senin (19/10). Agus Suradnyana berharap TPS 3R ini nantinya akan menjadi percontohan TPS 3R lain yang dibangun di Buleleng. Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng saat ini tengah berfokus pada upaya pencegahan banjir di wilayah Kota Singaraja.
Salah satunya dengan pembangunan TPS 3R ini. Sehingga, permasalahan sampah yang selama ini menjadi penyebab utama banjir dapat diatasi secara bertahap. Ia juga mengajukan sembilan desa lain untuk didirikan TPS 3R kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR RI). "Tahun depan kami masih ada sembilan usulan lagi. Ada juga rencana pembuatan sodetan di Jalan Pulau Lombok," ujarnya.
Ia menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah sampah. Pembuatan regulasi tentang sampah telah dibuat yakni Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 47 Tahun 2019 serta Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 1 Tahun 2019. "Namun yang terpenting bagaimana orang yang menggerakkan dari tingkat paling bawah dalam memberikan edukasi kepada warga," sebutnya.
Ia meminta kepada Pemerintah Desa Baktiseraga untuk bersama masyarakat agar memanfaatkan dengan baik fasilitas itu. Karena, menurutnya ini merupakan kesempatan emas bagi masyarakat untuk membenahi permasalahan sampah yang kerap menggunung, terutama setiap hari raya.
"Harus dievaluasi setiap bulan seperti apa strateginya, edukasi kepada masyarakat. Kalau ini berhasil kan jadi contoh di tempat lain. Jika suatu teknis penanggulangan sampah tidak didukung dengan kesadaran diri, tidak akan mengurangi dampak dari masalah sampah," pintanya.
Perbekel Desa Baktisraga, Gusti Putu Armada menuturkan, dengan adanya TPS 3R akan meningkatkan kinerja penanganan sampah di Desa Baktiseraga. Hal itu karena menurutnya volume sampah yang dihasilkan oleh Desa Baktiseraga pergarinya cukup tinggi sehingga kerap menimbulkan masalah lingkungan seperti bau tidak sedap.
"Hitungan kasar timbulan sampah di Baktiseraga bisa mencapai 2 truk per hari. Itupun jauh lebih banyak jika hari raya, bisa lebih dari itu," ujar Armada. Karena itu, Armada optimis ke depan penanganan sampah di desa yang terdiri dari 2 ribu lebih KK ini meningkat jauh lebih baik dari sebelumnya.
Ia mengungkapkan, sebanyak 13 jejaring pemungut sampah rumah tangga yang dibentuk ditekankan agar menyampaikan kepada warga untuk memulai memilah sampah baik organik maupun anorganik. Kemudian setelah dipilah dirumah masing-masing, lanjut akan diolah di TPS 3R. Dengan begitu sampah yang dibawa ke TPA hanya sampah residu.
"Di samping TPS 3R kami juga sudah punya Lubang Daur Ulang Sampah (Bang Daus) sebanyak sembilan lubang. Kalau sampah organik yang kita proses di TPS 3R penuh, kita akan proses di Bang Daus. Mudah-mudahan prosesnya berjalan lancar," pungkasnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Provinsi Bali, I Wayan Andi Suryantara menjanjikan akan membangun lebih banyak lagi TPS 3R di Kabupaten Buleleng. Namun, sebelum itu akan mengevaluasi beberapa aspek untuk menilai kesiapan desa dalam mengoperasikan TPS 3R terutama dari masyarakatnya sendiri.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Provinsi Bali, I Wayan Andi Suryantara menjanjikan akan membangun lebih banyak lagi TPS 3R di Kabupaten Buleleng. Namun, sebelum itu akan mengevaluasi beberapa aspek untuk menilai kesiapan desa dalam mengoperasikan TPS 3R terutama dari masyarakatnya sendiri.
"Yang mana yang benar-benar siap baik dari partisipasi masyarakatnya dan komitmen dari perbekelnya sendiri. Jadi ada pertimbangan lagi, mungkin dari sembilan itu kita akan kerucutkan menjadi lima yang benar-benar siap agar nantinya TPS 3R dapat berjalan secara berkelanjutan," tandas dia.*cr75
Komentar