Penyertaan Modal untuk Perumda Air Minum Tirta Mangutama Rp 252 M hingga Tahun 2025
MANGUPURA, NusaBali
Panitia Khusus (Pansus) Ranperda Penyertaan Modal Daerah pada Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama melaksanakan rapat finalisasi dengan eksekutif dan Direksi Perumda Air Minum Tirta Mangutama, Senin (19/10).
Rapat dipimpin Ketua Pansus Nyoman Graha Wicaksana dan didampingi Ketua Bapemperda I Nyoman Satria. Hadir pada rapat finalisasi Ni Komang Tri Ani, Made Suryananda Pramana, dan Wayan Sandra. Hadir pula Dirut Perumda Air Minum Tirta Mangutama Ketut Golak, Direktur Teknik Wayan Suyasa, Direktur Umum IA Eka Dewi Wijaya, Kabag Perekonomian Setda Badung AA Sagung Rosyawati, dan Kabag Hukum AA Gde Asteya Yudhya.
Ketua Pansus Nyoman Graha Wicaksana mengungkapkan, pada rapat finalisasi telah disepakati penyertaan modal untuk Perumda Air Minum Tirta Mangutama sebesar Rp 252 miliar. Penyertaan modal sampai tahun 2025 tersebut sudah termasuk Rp 92 miliar yang telah digunakan Perumda.
Tujuan pokok penyertaan modal tersebut, menurut Graha Wicaksana, untuk revitalisasi jaringan-jaringan air yang sudah sangat lama. Bahkan, ada yang berumur lebih dari 30 tahun yang berakibat tidak efisiennya pelayanan Perumda Tirta Mangutama. “Jadi sangat wajar warga mengeluhkan seringnya air mati. Karena tingkat kebocorannya sangat tinggi,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya menekankan kepada Direksi agar memprioritaskan revitalisasi jaringan dan pengembangan ke daerah-daerah yang belum mendapat pelayanan air bersih. “Pengembangan itu termasuk ada mata air yang selama ini belum termanfaatkan. Ada juga sumber air yang ada di dalam pura, jadi itu akan dipindahkan karena ada masukan dari pangempon pura,” kata Graha Wicaksana.
Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Air Minum Tirta Mangutama Wayan Suyasa mengatakan, mata air yang ada di dalam pura yang dimaksud yakni berada di wilayah Kecamatan Petang. Pihak pangempon mengusulkan agar dipindahkan ke luar pura, sehingga kegiatan upacara tidak terganggu.
Ditanya terkait prioritas dana penyertaan modal, Suyasa mengatakan yakni pelayanan eksisting yang aman. Misal pembangunan reservoir di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara yang sering mendapat keluhan. “Untuk pembangunan reservoir di Desa Dalung membutuhkan biaya Rp 25 miliar,” tandasnya. *asa
Komentar