Pengobatan Orgil di Tabanan Sempat 'Tersendat'
Sejumlah anggota DPRD Tabanan keluhkan penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di sejumlah puskesmas.
TABANAN, NusaBali
Pasalnya, para penderita gangguan jiwa itu sulit mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan. Akibatnya, ODGJ yang baru keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jiwa Provinsi Bali di Kabupaten Bangli itu ada sampai kumat dan membahayakan. Atas laporan itu, Ketua Komisi IV DPRD Tabanan I Made Dirga belum lama ini memanggil Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dan Kepala Puskesmas se-Tabanan.
“Saya dapat laporan dari anggota dewan di Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Pupuan bahwa penderita gangguan jiwa kesulitan dapat obat di puskesmas,” ungkap Dirga, belum lama ini. Setelah dikroscek, para pimpinan puskesmas mengakui tak ada obat yang dibutuhkan para penderita gangguan jiwa itu karena tak ada suplai dari Dinas Kesehatan. Mendengar alasan itu, Dirga langsung menanyakan kepada Dinas Kesehatan Tabanan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan dr Nyoman Suratmika, justru tak ada amparah obat dari puskesmas. “Itu terjadi setahun lalu karena sistem. Sekarang sudah lancar,” terang dr Suratmika kepada NusaBali.
Dari catatan NusaBali, di tahun 2016 ini sudah ada empat kasus orgil berbuat kegaduhan. Pada Kamis (31/3), Satpol PP Kabupaten Tabanan menangkap penderita gangguan jiwa, I Made Wedayana, 45, di Banjar Cengolo, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan. Pasalnya, Wedayana sering mengamuk dengan membawa senjata tajam (sajam). Saat diamankan, lelaki yang akrab disapa Bagler itu memegang gunting.
Penangkapan Bagler bermula dari masyarakat yang melapor ke Dinas Sosial Kabupaten Tabanan. Masyarakat mengaku resah karena di kampungnya ada penderita gangguan jiwa yang kerap mengamuk dengan membawa senjata tajam. Bagler memukul mata istrinya hingga lebam dan meninggalkan anaknya, I Made Restu Widana, 8, seorang diri di setra Cengolo. Bagler memukul istri dan meninggalkan anaknya di setra Cengolo karena marah ketika dianjurkan minum obat. Selain anak dan istri, Bagler juga memukul mata ibu kandungnya hingga berdarah.
Sementara pada Selasa (17/5), I Nengah Setiawan, 46, asal Banjar Dajan Peken, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ditangkap petugas karena mengamuk. Saat ditangkap, Setiawan melawan petugas meski tangannya sudah berhasil diborgol. Setiawan sudah empat kali keluar masuk RSJ Provinsi Bali di Kabupaten Bangli. Laporan dari desa setempat, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) ini sering meresahkan warga dengan bersuara keras-keras.
Selanjutnya, traktor milik Ketut Suadi, 63, petani asal Beraban Kauh, Desa Beraban, Kecamatan Selamadeg Timur, Tabanan dibakar oleh penderita orgil. Kapolsek Selamadeg Timur, AKP I Wayan Sunarsa membenarkan kejadiam tesebut. Pelaku diduga orang gila yang sering melintas di daerah tersebut.
Terbaru, penderita gangguan jiwa yang tinggal di Banjar Gelagah, Desa Payangan, Kecamatan Marga, Tabanan, I Wayan Wirawan, 35, nekat membakar rumah keluarganya hingga ludes, Kamis (20/10) pagi. Beruntung, tidak ada koran jiwa maupun terluka, karena sebelum api berkobar hebat, penghuni rumah yakni kakak ipar dan keponakan pelaku kabur menyelamatkan diri ke rumah tetangga.
Rumah yang dibakar Wayan Wirawan, Kamis pagi sekitar pukul 08.00 Wita, merupakan rumah permanen ukuran 9 meter x 6 meter yang ditempati pasutri I Ketut Semadi, 41, dan Ni Made Sugianti, 30, beserta dua anaknya yang masih kecil-kecil. Ketut Semadi merupakan kakak tiri dari pelaku Wayan Wirawan. Mereka tinggal dalam satu pekarangan rumah, di mana pelaku menempati bangunan di sebelah utara bersama ibunya.
Saat rumahnya dibakar sang adik tiri, Ketut Semadi sudah berangkat kerja maburuh. Sedangkan di rumah hanya ada sang istri, Made Sugianti, bersama anak bungsunya (kedua), Ni Kadek Nopiyanti, 3. Semantara anak sulungnya sudah berangkat sekolah. Sebelum rumahnya dibakar, Made Sugianti sudah kabur sembunyi ke rumah tetangga bersama si kecil Kadek Nopiyanti, karena melihat pelaku Wayan Wirawan ngamuk-ngamuk. k21
Pasalnya, para penderita gangguan jiwa itu sulit mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan. Akibatnya, ODGJ yang baru keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jiwa Provinsi Bali di Kabupaten Bangli itu ada sampai kumat dan membahayakan. Atas laporan itu, Ketua Komisi IV DPRD Tabanan I Made Dirga belum lama ini memanggil Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dan Kepala Puskesmas se-Tabanan.
“Saya dapat laporan dari anggota dewan di Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Pupuan bahwa penderita gangguan jiwa kesulitan dapat obat di puskesmas,” ungkap Dirga, belum lama ini. Setelah dikroscek, para pimpinan puskesmas mengakui tak ada obat yang dibutuhkan para penderita gangguan jiwa itu karena tak ada suplai dari Dinas Kesehatan. Mendengar alasan itu, Dirga langsung menanyakan kepada Dinas Kesehatan Tabanan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan dr Nyoman Suratmika, justru tak ada amparah obat dari puskesmas. “Itu terjadi setahun lalu karena sistem. Sekarang sudah lancar,” terang dr Suratmika kepada NusaBali.
Dari catatan NusaBali, di tahun 2016 ini sudah ada empat kasus orgil berbuat kegaduhan. Pada Kamis (31/3), Satpol PP Kabupaten Tabanan menangkap penderita gangguan jiwa, I Made Wedayana, 45, di Banjar Cengolo, Desa Sudimara, Kecamatan/Kabupaten Tabanan. Pasalnya, Wedayana sering mengamuk dengan membawa senjata tajam (sajam). Saat diamankan, lelaki yang akrab disapa Bagler itu memegang gunting.
Penangkapan Bagler bermula dari masyarakat yang melapor ke Dinas Sosial Kabupaten Tabanan. Masyarakat mengaku resah karena di kampungnya ada penderita gangguan jiwa yang kerap mengamuk dengan membawa senjata tajam. Bagler memukul mata istrinya hingga lebam dan meninggalkan anaknya, I Made Restu Widana, 8, seorang diri di setra Cengolo. Bagler memukul istri dan meninggalkan anaknya di setra Cengolo karena marah ketika dianjurkan minum obat. Selain anak dan istri, Bagler juga memukul mata ibu kandungnya hingga berdarah.
Sementara pada Selasa (17/5), I Nengah Setiawan, 46, asal Banjar Dajan Peken, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ditangkap petugas karena mengamuk. Saat ditangkap, Setiawan melawan petugas meski tangannya sudah berhasil diborgol. Setiawan sudah empat kali keluar masuk RSJ Provinsi Bali di Kabupaten Bangli. Laporan dari desa setempat, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) ini sering meresahkan warga dengan bersuara keras-keras.
Selanjutnya, traktor milik Ketut Suadi, 63, petani asal Beraban Kauh, Desa Beraban, Kecamatan Selamadeg Timur, Tabanan dibakar oleh penderita orgil. Kapolsek Selamadeg Timur, AKP I Wayan Sunarsa membenarkan kejadiam tesebut. Pelaku diduga orang gila yang sering melintas di daerah tersebut.
Terbaru, penderita gangguan jiwa yang tinggal di Banjar Gelagah, Desa Payangan, Kecamatan Marga, Tabanan, I Wayan Wirawan, 35, nekat membakar rumah keluarganya hingga ludes, Kamis (20/10) pagi. Beruntung, tidak ada koran jiwa maupun terluka, karena sebelum api berkobar hebat, penghuni rumah yakni kakak ipar dan keponakan pelaku kabur menyelamatkan diri ke rumah tetangga.
Rumah yang dibakar Wayan Wirawan, Kamis pagi sekitar pukul 08.00 Wita, merupakan rumah permanen ukuran 9 meter x 6 meter yang ditempati pasutri I Ketut Semadi, 41, dan Ni Made Sugianti, 30, beserta dua anaknya yang masih kecil-kecil. Ketut Semadi merupakan kakak tiri dari pelaku Wayan Wirawan. Mereka tinggal dalam satu pekarangan rumah, di mana pelaku menempati bangunan di sebelah utara bersama ibunya.
Saat rumahnya dibakar sang adik tiri, Ketut Semadi sudah berangkat kerja maburuh. Sedangkan di rumah hanya ada sang istri, Made Sugianti, bersama anak bungsunya (kedua), Ni Kadek Nopiyanti, 3. Semantara anak sulungnya sudah berangkat sekolah. Sebelum rumahnya dibakar, Made Sugianti sudah kabur sembunyi ke rumah tetangga bersama si kecil Kadek Nopiyanti, karena melihat pelaku Wayan Wirawan ngamuk-ngamuk. k21
1
Komentar