Perpaduan Unsur Horror dan Komedi dalam Film Sugih Gen Tunas
Sukses Membawa Sugih Gen Tunas Raih Penghargaan Pemain Terbaik
Film Sugih Gen Tunas memadukan antara unsur horror dan komedi.
DENPASAR, NusaBali.com
Film Sugih Gen Tunas karya Mumed Visual menjadi salah satu film yang mencuri hati penonton dan dewan juri. Bagaimana tidak, film Sugih gen Tunas yang berlatar di Bangli ini memadukan antara unsur horror dan komedi. Film ini menceritakan tentang dua pemuda yang mencari uang dengan berpura-pura menjadi penunggu pohon bertuah, dan menghasut para warga yang memohon permintaan pada pohon tersebut untuk mengeluarkan sejumlah uang sebagai sesari.
Salah satu pemainnya pun, yakni I Wayan Tisna Dana, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik NusaBali Horror Festival dalam puncak penganugerahan NusaBali Horror Film Festival yang berlangsung di Dharmanegara Alaya, Denpasar, Sabtu (10/10). Karakter yang ditampilkan Tisna Dana dalam film besutan Gede Nadi ini melekatan unsur komedi berkat penjiwaannya.
Ditambah dengan cara tertawanya yang khas dalam perannya sebagai pemuda yang berpura-pura menjadi sosok penunggu pohon bertuah, menjadikan penampilannya dalam film ini menjadi ikonik dan berkesan. “Karakter ini, karakter yang diminta Nadi untuk saya perankan di film ini mungkin memang karakter asli saya seperti itu. Jahil, saya suka bercanda. Mungkin itu memang karakter asli saya,” ungkapnya.
Tisna Dana pun sempat tertantang dalam menjalani lakonnya sebagai aktor dalam film berdurasi 15 menit ini, sebab dirinya juga terlibat sebagai pemain sekaligus penulis naskah film Janggal, salah satu film yang juga merupakan peserta NusaBali Horror Film festival 2020, yang juga memasuki beberapa kategori nominasi.
“Kebetulan Janggal itu jauh produksinya, lebih dulu sebelum Sugih Gen Tunas ini. Jadi di antara film Sugih Gen Tunas dan Janggal ini karakternya benar-benar berbeda. Di Sugih Gen Tunas karakter saya ini lebih ke jahil, saya suka ngelucu, saya lebih dititikberatkan untuk berkomedi. Tapi di Janggal ini lebih ke hal-hal yang serius,” lanjut pemuda yang mengenyam pendidikan di Jurusan Seni Tari ISI Denpasar ini.
Selain I Wayan Tisna Dana yang menjadi pemain terbaik, film Sugih Gen Tunas juga memasuki nominasi dalam kategori-kategori lainnya, yakni nominasi pada tata artistik, tata suara, dan skenario. Khusus pada tata artistik, boleh dibilang tim produksi Sugih Gen Tunas cukup berani. Sebab, film ini menggunakan pohon bertuah sungguhan sebagai latar cerita.
Tentunya dalam pembuatan film yang benar-benar menampilkan lokasi mistis ini, para jajaran tim telah meminta ijin dengan matur piuning di pohon tersebut. “Ya, sebelum syuting yang jelas kita matur piuning di sana. Itu juga di kampung adik saya, jadi itu juga mengajak orang-orang di sana untuk terlibat di proses syuting di balik layar. Sama kita juga pasti jaga diri dan jaga perkataan biar sopan di sana,” ungkap Gede Nadi, sutradara dalam film Sugih Gen Tunas.
Meski merupakan sebuah film horror yang mengangkat mitos masyarakat mengenai sebuah cara yang dilakukan masyarakat untuk mengabulkan keinginan terpendam, namun film ini juga sarat akan bumbu komedi.“Dari saya dan tim juga suka bercanda, dan pemerannya juga suka bercanda. Jadi saya memang dari dulu bisanya bikin film komedi. Kita maunya biar tidak terlalu horror, biar tidak terlalu seram kita juga beri komedi,” lanjut Gede Nadi.
Proses pengambilan gambar dalam garapan Mumed Visual ini berlangsung cukup singkat, yakni selama dua hari. Meski demikian, dalam waktu yang singkat tersebut, kru Mumed visual telah mampu menghasilkan karya yang mendapatkan respon yang bagus, terbukti dengan masuknya Sugih Gen Tunas di beberapa nominasi NHFF.
“Kita syutingnya hanya dua hari karena itu pas cuma dua lokasi saja, yang pertama kita syutingnya di warung, hari kedua kita syutingnya di Bangli. Dan itu full dua hari saja dari hari produksi,” tandas sutradara yang juga sekaligus sekaligus juga penata suara dan editor Sugih Gen Tunas.*cr74
1
Komentar