PABSI Karangasem Belum Punya Pengurus
AMLAPURA, NusaBali
Pengprov PABSI Bali hingga kini masih kesulitan membentuk pengurus Pengkab Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Karangasem periode 2020-2024.
PABSI Bali pun mengaku belum memiliki link yang bagus di daerah Kabupaten Karangasem sehingga masih buta, siapa-siapa saja yang potensial memimpin PABSI Karangasem.
PABSI Bali pun berecana melakukan pendekatan dan komunikasi dengan KONI Kabupaten Karangasem. Langkah itu dilakukan agar PABSI segera terbentuk di Gumi Lahar mengingat daerah lain sudah mulai terbentuk kepengurusan. Tinggal menunggu proses pelantikan Pengprov PABSI Bali. "Untuk daerah lainnya, di luar Karangasem seperti Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Buleleng, dan Kota Denpasar itu sudah ada nama-nama pengurusnya, dan semuanya itu memang dominan pengurus pecahan dari Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI). Jadi, mereka sebenarnya sudah tahu apa itu cabor angkat besi. Makanya akan lebih mudah bergerak melakukan pola pembinaan," ucap Ketua Umum PABSI Bali, Wayan Bun Setiady, Selasa (20/10).
Kata pria asal Peliatan Ubud Gianyar itu, pihaknya konsisten untuk membentuk semua kepengurusan di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Khusus Karangasem, Bun berencana menemui langsung Ketua Umum KONI Karangasem Putu Toya. "Jujur saya belum ada kenalan di Karangasem. Makanya kami akan bersurat resmi ke KONI Karangasem dulu. Audiensi untuk membicarakan cabor angkat besi di Karangasem. Kan, selama ini KONI juga yang membiayai pola pembinaan. Makanya, kami libatkan KONI Karangasem dalam membentuk kepengurusan PABSI Karangasem. Kalau daerah lainnya kami bisa langsung bergerak merancang pengurus, untuk di Karangasem relasi saya masih kurang," terang Bun Setiady.
Sikap ngotot membentuk kepengurusan di semua daerah, karena pihaknya sadar ujung tombak pembinaan itu ada di masing-masing daerah. Dan, atlet memang lahir di Pengkab. Untuk itu, prestasi angkat besi Bali kuncinya ada di masing-masing daerah. Kenapa begitu, karena di level provinsi sifatnya hanya sebagai koordinatif. Mengkomunikasikan ke pusat dan menjembati kembali ke daerah. "Cabor angkat besi itu adalah cabor andalan bagi Bali. Dengan dipisahkannya PABBSI jadi tiga cabor, kita harus lebih fokus membesarkan angkat besi saja," tegas Bun Setiady.
Dan, selama ini cabor angkat besi selalu menciptakan prestasi yang cukup bagus di level nasional. Untuk itu, pola pembinaan di semua daerah di Bali akan kami genjot dengan semaksimal mungkin. Harapannya atlet dari cabor angkat besi Bali selalu bisa eksis melanjutkan prestasi di nasional. Mengingat sebelumnya ada nama Luh Sinta Darmariani, kemudian Ketut Ariana. “Generasi selanjutnya harus bisa lebih baik lagi sehingga Bali sukses melanjutkan tradisi prestasi angkat besi di level nasional,” tuntas Bun.*dek
PABSI Bali pun berecana melakukan pendekatan dan komunikasi dengan KONI Kabupaten Karangasem. Langkah itu dilakukan agar PABSI segera terbentuk di Gumi Lahar mengingat daerah lain sudah mulai terbentuk kepengurusan. Tinggal menunggu proses pelantikan Pengprov PABSI Bali. "Untuk daerah lainnya, di luar Karangasem seperti Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Buleleng, dan Kota Denpasar itu sudah ada nama-nama pengurusnya, dan semuanya itu memang dominan pengurus pecahan dari Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI). Jadi, mereka sebenarnya sudah tahu apa itu cabor angkat besi. Makanya akan lebih mudah bergerak melakukan pola pembinaan," ucap Ketua Umum PABSI Bali, Wayan Bun Setiady, Selasa (20/10).
Kata pria asal Peliatan Ubud Gianyar itu, pihaknya konsisten untuk membentuk semua kepengurusan di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Khusus Karangasem, Bun berencana menemui langsung Ketua Umum KONI Karangasem Putu Toya. "Jujur saya belum ada kenalan di Karangasem. Makanya kami akan bersurat resmi ke KONI Karangasem dulu. Audiensi untuk membicarakan cabor angkat besi di Karangasem. Kan, selama ini KONI juga yang membiayai pola pembinaan. Makanya, kami libatkan KONI Karangasem dalam membentuk kepengurusan PABSI Karangasem. Kalau daerah lainnya kami bisa langsung bergerak merancang pengurus, untuk di Karangasem relasi saya masih kurang," terang Bun Setiady.
Sikap ngotot membentuk kepengurusan di semua daerah, karena pihaknya sadar ujung tombak pembinaan itu ada di masing-masing daerah. Dan, atlet memang lahir di Pengkab. Untuk itu, prestasi angkat besi Bali kuncinya ada di masing-masing daerah. Kenapa begitu, karena di level provinsi sifatnya hanya sebagai koordinatif. Mengkomunikasikan ke pusat dan menjembati kembali ke daerah. "Cabor angkat besi itu adalah cabor andalan bagi Bali. Dengan dipisahkannya PABBSI jadi tiga cabor, kita harus lebih fokus membesarkan angkat besi saja," tegas Bun Setiady.
Dan, selama ini cabor angkat besi selalu menciptakan prestasi yang cukup bagus di level nasional. Untuk itu, pola pembinaan di semua daerah di Bali akan kami genjot dengan semaksimal mungkin. Harapannya atlet dari cabor angkat besi Bali selalu bisa eksis melanjutkan prestasi di nasional. Mengingat sebelumnya ada nama Luh Sinta Darmariani, kemudian Ketut Ariana. “Generasi selanjutnya harus bisa lebih baik lagi sehingga Bali sukses melanjutkan tradisi prestasi angkat besi di level nasional,” tuntas Bun.*dek
Komentar