Nata Negara Berjaya dalam Kompetisi Informatika, Maha Deivy di Biologi
Dua Siswa SMAN 1 Sukawati Sabet Prestasi Akademik Tingkat Nasional di Tengah Pandemi Covid-19
Selain sabet medali perunggu Kompetisi Sains Nasional Bidang Informatika Tahun 2020, Made Swastika Nata Negara juga lolos seleksi pertukaran pelajar ke Amerika Serikat
GIANYAR, NusaBali
Dua siswa SMAN 1 Sukawati, Gianyar: I Made Swastika Nata Negara, 17, dan I Gusti Ayu Maha Deivy Darmadi, 17, meraih prestasi tingkat nasional di tengah pandemi Covid-19. Made Swastika Nata Negara berhasil sabet medali perunggu Kompetisi Sains Nasional Bidang Informatika Tahun 2020, sementara IGA Maha Deivy Darmadi rengkuh Juara I Lomba Esai Biologi Tingkat Nasional.
Kompetisi Sains Nasional Bidang Informatika Tahun 2020 yang mengantarkan Made Swastika Nata Negara sabet medali perunggu, digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Kompetisi ini berlangsung secara virtual, 12-16 Oktober 2020.
Sedangkan Biology Championship yang mengatarkan IGA Deivy Darmadi sebagai Juara I Lomba Esai Biologi Tingkat Nasional, diselenggarakan oleh Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana. Kompetisi bidang Biologi ini juga berlangsung secara virtual, 10 Oktober 2020.
Kepada NusaBali, Senin (19/10), Made Swastika Nata Negara sekilas penceritakan perjuangannya hingga lolos mewakili Bali ke ajang Kompetisi Sains Nasional Bidang Informatika Tahun 2020 dan akhirnya berhasil sabet medali perunggu (peringkat III). Menurut siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Sukawati ini, awalnya dia mewakili sekolah, lalu lolos mewakili Kabupaten Gianyar, lanjut menempati peringkat II tingkat Provinsi Bali.
“Sebagai peringkat runner-up Provinmsi Bali, saya berhak ikut kompetisi tingkat nasional. Karena pandemi Covid-19, kompetisi tingkat nasional berlangsung secara virtual selama dua hari, mulai pagi pukul 08.00 Wita sampai petang pukul 18.00 Wita,” terang Nata Negara saat ditemui NusaBali di SMAN 1 Sukawati.
“Jadi, selama itu pula saya mengerjakan soal-soal secara virtual. Ada 3 soal yang harus dikerjakan dalam waktu 5 jam. Soalnya rumit, tentang problem solving dalam bentuk kode program," lanjut siswa kelahiran Denpasar, 18 April 2003, yang tinggal di Jalan Batuyang Banjar Tampad, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Nata Negara mengaku bersyukur dan bangga, bisa sabet medali perunggu dalam Kompetisi Sains Nasional bidang Informatika Tahun 2020 ini. Menurut Nata Negara, selain berjaya dalam kompetisi tersebut, dirinya juga lolos seleksi pertukaran pelajar dengan negara tujuan Amerika Serikat. Seharusnya, kalau tidak pandemi Covid-19, Nata Negara sudah berangkat ke Amerika, Agustus 2020 lalu.
“Tapi, program pertukaran pelajar itu akhirnya ditunda sampai Januari 2021 mendatang. Itu pun, tetap melihat situasi. Saya rencananya akan tinggal dan belajar di Amerika selama 6 bulan," papar anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Ketut Budakari Nasiona dan Luh Putu Indrawati Iswari ini.
Sebaliknya, IGA Maha Deivy Darmadi berhasil menjadi Juara I Lomba Esai Biologi Tingkat Nasional, dengan mengandalkan esai berjudul ‘Sebarkan Butterfly Efek Milenial Perangi Covid-19 dengan Education Strategi Berbasis Video". "Semacam kampanye dari kaum milenial, dengan sasaran milenial juga. Intinya, mengajak masyarakat mentaati protokol kesehatan," jelas siswi Kelas XII IPA 1 SMAN 1 Sukawati ini.
IGA Maha Deivy Darmadi merupakan siswi kelahiran Gianyar, 4 April 2003, yang tinggal di Banjar Tubuh, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati. Jebolan SMPN 1 Sukawati ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Gusti Ketut Darmadi dan Ni Nyoman Yudani.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Sukawati, I Wayan Widia SPd MPd, mengaku bangga dengan prestasi yang diraih dua anak didiknya. Terlebih, prestasi tingkat nasional ini diraih dalam kondisi pandemi Covid-19. "Aroma sekolah tercium karena prestasi siswa. Saya pun merasa tertantang dan jengah melihat siswa berprestasi. Saya dan guru-guru juga harus berprestasi," ungkap Wayan Widia.
Widia menyebutkan, sebagai bentuk dukungan, sekolah senantiasa memfasilitasi pembinaan siswa yang ikut kompetisi. Meskipun dalam kondisi pandemi, pembinaan tetap diupayakan lewat pembelajaran virtual. "Intinya, siswa yang berprestasi ini perlu disemangati. Tugas kami sebagai guru bersama komite untuk memfasilitasi mereka," jelas Widia yang juga penyandang predikat Guru Berprestasi sebagai Asesor Tingkat Nasional.
Mantan Kasek SMAN 1 Tampaksiring memaparkan, siswa-siswi SMAN 1 Sukawati dengan basic penguasaan bahasa asing, akan lebih mudah mengikuti kompetisi, terutama jika dipercaya mewakili Indonesia di kancah dunia. "Informasinya, akan ada pelatihan nasional untuk nanti mewakili Indonesia ke tingkat internasional," terang pendidik asal Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar ini.
Sedangkan Wakahumas SMAN 1 Sukawati, Drs I Nyoman Putra MPd, mengungkapkan sekolahnya sejak awal melakukan seleksi ketat siswa berprestasi. "Sejak dulu sekolah komit buat program pembinaan Kompetisi Sains Nasional (KSN), mulai dari Kelas X. Dalam situasi pandemi ini, pembinaan dilakukan secara virtual," jelas Nyoman Putra.
Caranya, sekolah menyebarkan angket peminatan siswa terhadap satu mata pelajaran. "Kita seleksi melalui tes orientasi kisi-kisi soal nasional. Tesnya berkali-kali, lihat akumulasi nilai," papar Putra.
Dari masing-masing mata pelajaran, dijaring 10 besar sebagai tim inti. Jadi, ketika ada KSN, sekolah telah menyiapkan kandidat. "Siswa lain masuk dalam program Sigma (siswa gemar mata pelajaran). Perlakuannya sama, pembinaan setiap minggu," beber Putra. *nvi
Kompetisi Sains Nasional Bidang Informatika Tahun 2020 yang mengantarkan Made Swastika Nata Negara sabet medali perunggu, digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Kompetisi ini berlangsung secara virtual, 12-16 Oktober 2020.
Sedangkan Biology Championship yang mengatarkan IGA Deivy Darmadi sebagai Juara I Lomba Esai Biologi Tingkat Nasional, diselenggarakan oleh Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana. Kompetisi bidang Biologi ini juga berlangsung secara virtual, 10 Oktober 2020.
Kepada NusaBali, Senin (19/10), Made Swastika Nata Negara sekilas penceritakan perjuangannya hingga lolos mewakili Bali ke ajang Kompetisi Sains Nasional Bidang Informatika Tahun 2020 dan akhirnya berhasil sabet medali perunggu (peringkat III). Menurut siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Sukawati ini, awalnya dia mewakili sekolah, lalu lolos mewakili Kabupaten Gianyar, lanjut menempati peringkat II tingkat Provinsi Bali.
“Sebagai peringkat runner-up Provinmsi Bali, saya berhak ikut kompetisi tingkat nasional. Karena pandemi Covid-19, kompetisi tingkat nasional berlangsung secara virtual selama dua hari, mulai pagi pukul 08.00 Wita sampai petang pukul 18.00 Wita,” terang Nata Negara saat ditemui NusaBali di SMAN 1 Sukawati.
“Jadi, selama itu pula saya mengerjakan soal-soal secara virtual. Ada 3 soal yang harus dikerjakan dalam waktu 5 jam. Soalnya rumit, tentang problem solving dalam bentuk kode program," lanjut siswa kelahiran Denpasar, 18 April 2003, yang tinggal di Jalan Batuyang Banjar Tampad, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini.
Nata Negara mengaku bersyukur dan bangga, bisa sabet medali perunggu dalam Kompetisi Sains Nasional bidang Informatika Tahun 2020 ini. Menurut Nata Negara, selain berjaya dalam kompetisi tersebut, dirinya juga lolos seleksi pertukaran pelajar dengan negara tujuan Amerika Serikat. Seharusnya, kalau tidak pandemi Covid-19, Nata Negara sudah berangkat ke Amerika, Agustus 2020 lalu.
“Tapi, program pertukaran pelajar itu akhirnya ditunda sampai Januari 2021 mendatang. Itu pun, tetap melihat situasi. Saya rencananya akan tinggal dan belajar di Amerika selama 6 bulan," papar anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Ketut Budakari Nasiona dan Luh Putu Indrawati Iswari ini.
Sebaliknya, IGA Maha Deivy Darmadi berhasil menjadi Juara I Lomba Esai Biologi Tingkat Nasional, dengan mengandalkan esai berjudul ‘Sebarkan Butterfly Efek Milenial Perangi Covid-19 dengan Education Strategi Berbasis Video". "Semacam kampanye dari kaum milenial, dengan sasaran milenial juga. Intinya, mengajak masyarakat mentaati protokol kesehatan," jelas siswi Kelas XII IPA 1 SMAN 1 Sukawati ini.
IGA Maha Deivy Darmadi merupakan siswi kelahiran Gianyar, 4 April 2003, yang tinggal di Banjar Tubuh, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati. Jebolan SMPN 1 Sukawati ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Gusti Ketut Darmadi dan Ni Nyoman Yudani.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Sukawati, I Wayan Widia SPd MPd, mengaku bangga dengan prestasi yang diraih dua anak didiknya. Terlebih, prestasi tingkat nasional ini diraih dalam kondisi pandemi Covid-19. "Aroma sekolah tercium karena prestasi siswa. Saya pun merasa tertantang dan jengah melihat siswa berprestasi. Saya dan guru-guru juga harus berprestasi," ungkap Wayan Widia.
Widia menyebutkan, sebagai bentuk dukungan, sekolah senantiasa memfasilitasi pembinaan siswa yang ikut kompetisi. Meskipun dalam kondisi pandemi, pembinaan tetap diupayakan lewat pembelajaran virtual. "Intinya, siswa yang berprestasi ini perlu disemangati. Tugas kami sebagai guru bersama komite untuk memfasilitasi mereka," jelas Widia yang juga penyandang predikat Guru Berprestasi sebagai Asesor Tingkat Nasional.
Mantan Kasek SMAN 1 Tampaksiring memaparkan, siswa-siswi SMAN 1 Sukawati dengan basic penguasaan bahasa asing, akan lebih mudah mengikuti kompetisi, terutama jika dipercaya mewakili Indonesia di kancah dunia. "Informasinya, akan ada pelatihan nasional untuk nanti mewakili Indonesia ke tingkat internasional," terang pendidik asal Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar ini.
Sedangkan Wakahumas SMAN 1 Sukawati, Drs I Nyoman Putra MPd, mengungkapkan sekolahnya sejak awal melakukan seleksi ketat siswa berprestasi. "Sejak dulu sekolah komit buat program pembinaan Kompetisi Sains Nasional (KSN), mulai dari Kelas X. Dalam situasi pandemi ini, pembinaan dilakukan secara virtual," jelas Nyoman Putra.
Caranya, sekolah menyebarkan angket peminatan siswa terhadap satu mata pelajaran. "Kita seleksi melalui tes orientasi kisi-kisi soal nasional. Tesnya berkali-kali, lihat akumulasi nilai," papar Putra.
Dari masing-masing mata pelajaran, dijaring 10 besar sebagai tim inti. Jadi, ketika ada KSN, sekolah telah menyiapkan kandidat. "Siswa lain masuk dalam program Sigma (siswa gemar mata pelajaran). Perlakuannya sama, pembinaan setiap minggu," beber Putra. *nvi
1
Komentar