Tinggi Gelombang Capai 3 Meter, BBMKG Warning Nelayan
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan tinggi gelombang di perairan Selatan Bali dalam tiga hari ke depan dikategorikan berbahaya.
Hal ini karena tinggi gelombang mencapai 3 meter. Sehingga sangat berbahaya bagi nelayan maupun pelaku wisata bahari dalam melakukan aktivitas di laut.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman, menerangkan sebagian wilayah Bali sudah memasuki musim penghujan dan sebagian memasuki periode peralihan. Dengan kondisi itu, akan menyebabkan peningkatan signifikan hujan harian. Hal ini juga diperkuat suhu muka laut yang relatif hangat yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan. Kondisi tersebut juga bisa memicu adanya gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai 3 meter di sekitaran Selatan Bali khususnya wilayah Nusa Dua, Pecatu, Ungasan dan perairan Selatan Nusa Penida. Selain itu, dampak dari pergerakan angin ini juga menimbulkan gelombang di perairan lainnya seperti Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok, dan Selat Alas bagian Selatan. “Kalau saat ini kan sudah masuk dalam peralihan musim. Sehingga, kondisi muka laut yang hangat bisa memicu gelombang tinggi,” kata Iman, Selasa (20/10).
Menurut Iman, gelombang tinggi ini diprediksi masih berlangsung hingga tiga hari ke depan. Untuk itu diimbau para nelayan khususnya di Kedonganan, Nusa Dua, dan sekitarnya untuk mewaspadai adanya gelombang tinggi. Begitu juga para pelaku wisata bahari juga diharapkan bisa menyesuaikan kondisi gelombang di lapangan saat beraktivitas. Hal ini semata untuk menekan risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor gelombang tinggi ini. “Cuaca ini sangat berisiko terhadap aktivitas nelayan, wisata bahari, dan kapal penumpang. Sehingga perlu diwaspadai dalam tiga hari ke depan,” ujar Iman.
Selain gelombang tinggi, masyarakat juga diharapkan waspada adanya potensi hujan lebat yang disertai kilatan petir dan angin kencang. Selain itu, masyarakat juga diharapkan waspada dengan bencana alam yang dapat ditimbulkan oleh cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, pohon tumbang, dan lainnya. “Karena sudah memasuki musim hujan dan ada juga yang masih dalam peralihan, maka perlu juga antisipasi berbagai penyakit,” tutur Iman. *dar
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman, menerangkan sebagian wilayah Bali sudah memasuki musim penghujan dan sebagian memasuki periode peralihan. Dengan kondisi itu, akan menyebabkan peningkatan signifikan hujan harian. Hal ini juga diperkuat suhu muka laut yang relatif hangat yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan. Kondisi tersebut juga bisa memicu adanya gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai 3 meter di sekitaran Selatan Bali khususnya wilayah Nusa Dua, Pecatu, Ungasan dan perairan Selatan Nusa Penida. Selain itu, dampak dari pergerakan angin ini juga menimbulkan gelombang di perairan lainnya seperti Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok, dan Selat Alas bagian Selatan. “Kalau saat ini kan sudah masuk dalam peralihan musim. Sehingga, kondisi muka laut yang hangat bisa memicu gelombang tinggi,” kata Iman, Selasa (20/10).
Menurut Iman, gelombang tinggi ini diprediksi masih berlangsung hingga tiga hari ke depan. Untuk itu diimbau para nelayan khususnya di Kedonganan, Nusa Dua, dan sekitarnya untuk mewaspadai adanya gelombang tinggi. Begitu juga para pelaku wisata bahari juga diharapkan bisa menyesuaikan kondisi gelombang di lapangan saat beraktivitas. Hal ini semata untuk menekan risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor gelombang tinggi ini. “Cuaca ini sangat berisiko terhadap aktivitas nelayan, wisata bahari, dan kapal penumpang. Sehingga perlu diwaspadai dalam tiga hari ke depan,” ujar Iman.
Selain gelombang tinggi, masyarakat juga diharapkan waspada adanya potensi hujan lebat yang disertai kilatan petir dan angin kencang. Selain itu, masyarakat juga diharapkan waspada dengan bencana alam yang dapat ditimbulkan oleh cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, pohon tumbang, dan lainnya. “Karena sudah memasuki musim hujan dan ada juga yang masih dalam peralihan, maka perlu juga antisipasi berbagai penyakit,” tutur Iman. *dar
1
Komentar