Rapid Test di LP Kerobokan, 627 Napi Dinyatakan Reaktif
MANGUPURA, NusaBali
Hasil mengejutkan muncul dari rapid test massal yang digelar di LP Kelas IIA Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, 19-21 Oktober 2020.
Bayangkan, dari total 1.294 narapidana (napi) LP Kerobokan yang di-rapid test, 627 orang di antaranya dengan hasil reaktif. Selain itu, dari 36 pegawai LP Kerobokan yang jalani rapid test, 6 orang hasilnya reaktif.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Provinsi Bali, Suprapto, menerangkan rapid test terhadap seluruh 1.294 warga binaan di LP Kerobokan ini sebagai upaya cegah penyebaran Covid-19. Proses rapid test ini dilakukan selama tiga hari, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
“Karena jumlah warga binaan cukup banyak, kita melakukan pemeriksaan (rapid test) secara bertahap. Pemeriksaan selama tiga hari, mulai pagi pukul 09.00 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita,” terang Suprapto dalam keterangan persnya, Rabu (21/10) sore.
Suprapto menjelaskan, pada hari pertama, Senin (19/10), dilakukan rapid test untuk napi penghuni Wisma Kuta, Wisma Amed, Wisma Bedugul, Wisma Sanur, dan Wisma Ubud. Hasilnya, dari 74 napi di Wisma Amed, 53 orang dinyatakan reaktif. Untuk Wisma Bedugul, dari 80 napi yang rapid test, 65 orang dinyatakan reaktif.
Bahkan, dari 58 napi di Wisma Sanur, semuanya dinyatakan reaktif. Demikian pula Wisma Kuta, dari 23 napi yang rapid test, 22 orang dinyatakan reaktif. Sementara dari 121 napi di Wisma Ubud, 90 orang dinyatakan reaktif.
Sedangkan pada hari kedua, Selasa (20/10), dilakukan rapid test terhadap napi penghuni Wisma Batur, Wisma Lovina, Wisma Taman Ayun, dan Wisma GWK. Hasilnya, 15 orang dari 95 napi di Wisma Danau Batur dinyatakan reaktif, 45 orang dari 114 napi di Wisma Lovina dinyatakan reaktif, 28 orang dari 126 napi di Wisma Taman Ayun dengan hasil reaktif, dan 60 orang dari 151 napi di Wisma GWK dengan hasil reaktif.
Sementara pada hari ketiga, Rabu kemarin, rapid test menyasar para napi penghuni Wisma Alas Kedaton, Wisma Kintamani, Wisma Nusa Lembongan, Wisma Tampaksiring, Wisma Tirta Gangga, serta bagian dapur, bagian pura, rehabilitas, dan klinik. Hasilnya, 91 dari 135 napi di Wisma Tirta Gangga dinyatakan reaktif, 68 dari 130 napi di Wisma Kintamani dinyatakan reaktif, 14 dari 82 napi di Wisma Alas Kedaton dinyatakan reaktif, 7 dari 24 napi di Wisma Nusa Lembongan dengan hasil reaktif, dan 1 dari 12 napi di Wisma Tampaksiring dengan hasil reaktif.
Secara keseluruhan, ada 627 orang dari 1.294 napi di LP Kerobokan dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test. Mereka lanjut harus menjalani uji swab, untuk memastikan statusnya tertular Covid-019 atau tidak. Menurut Suprapto, pengambilan sampel swab sudah langsung dilakukan, Rabu sore.
“Karena banyak yang hasilnya reaktif, kita putuskan untuk langsung melakukan uji swab. Pengambilan sampel swab dilakukan mulai hari ini (rabu) hingga besok (Kamis). Untuk hasilnya, masih menunggu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung,” beber Suprapto.
Meski hampir 50 pesren warga binaan di LP Kerobokan dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test, menurut Suprapto, mereka tetap ditempatkan di wisma masing-masing, seperti semula. Artinya, antara yang reaktif dan negatif tetap membaur. Tapi, kalau nanti dinyatakan positif Covid-19, mereka akan dirujuk ke rumah sakit atau tem[pat karantina yang disiapkan Pemprov Bali. “Sejauh ini, belum ada pemi-sahan,” katanya.
Sementara itu, Kepala LP (Kalapas) Kerobokan, Yulius Sahruzah, mengatakan rapid test massal bagi seluruh warga binaan dilakukan karena ada laporan dari dokter LP yang menyebut beberapa napi mengalami demam. "Dokter melapor bahwa empat-lima orang warga binaan yang demam, beberapa orang di antaranya kehilangan indra pengecap," ujar Yulius, Selasa (20/10) lalu.
Berdasarkan laporan dokter, pihak LP Kerobokan kemudian mengambil tindakan untuk melakukan rapid test warga binaan di Blok Sanur yang berjumlah sekitar 100 orang. Setelah rapid test, ada 21 orang yang reaktif. “Yang reaktif kami pisahkan. Tapi, mereka ini sehat tidak ada keluhan sakit,” katanya.
Setelah itu, LP Kerobokan kemudian mengambil langkah-langkah antisipasi. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, kemudian dilakukan rapid test massal terhadap seluruh warga binaan di LP Kerobokan.
Dengan situasi seperti ini, LP Kerobokan kembali melakukan lockdown hingga situasi dirasa aman. "Untuk sementara, sejak dua minggu kemarin kami sudah tidak menerima tahanan baru. Sementara lockdown kami perpanjang sampai kondisi benar-benar bagus. Walaupun kami meniadakan kunjungan, yang pasti ada petugas yang masuk dan keluar, pengacara mendampingi terdakwa yang ditahan di Lapas, juga ada kiriman makanan,” papar Yulis sembari menyebut jumlah warga binaan di LP Kerpobokan saat ini mencapai 1.315 orang. *dar,rez
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Provinsi Bali, Suprapto, menerangkan rapid test terhadap seluruh 1.294 warga binaan di LP Kerobokan ini sebagai upaya cegah penyebaran Covid-19. Proses rapid test ini dilakukan selama tiga hari, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
“Karena jumlah warga binaan cukup banyak, kita melakukan pemeriksaan (rapid test) secara bertahap. Pemeriksaan selama tiga hari, mulai pagi pukul 09.00 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita,” terang Suprapto dalam keterangan persnya, Rabu (21/10) sore.
Suprapto menjelaskan, pada hari pertama, Senin (19/10), dilakukan rapid test untuk napi penghuni Wisma Kuta, Wisma Amed, Wisma Bedugul, Wisma Sanur, dan Wisma Ubud. Hasilnya, dari 74 napi di Wisma Amed, 53 orang dinyatakan reaktif. Untuk Wisma Bedugul, dari 80 napi yang rapid test, 65 orang dinyatakan reaktif.
Bahkan, dari 58 napi di Wisma Sanur, semuanya dinyatakan reaktif. Demikian pula Wisma Kuta, dari 23 napi yang rapid test, 22 orang dinyatakan reaktif. Sementara dari 121 napi di Wisma Ubud, 90 orang dinyatakan reaktif.
Sedangkan pada hari kedua, Selasa (20/10), dilakukan rapid test terhadap napi penghuni Wisma Batur, Wisma Lovina, Wisma Taman Ayun, dan Wisma GWK. Hasilnya, 15 orang dari 95 napi di Wisma Danau Batur dinyatakan reaktif, 45 orang dari 114 napi di Wisma Lovina dinyatakan reaktif, 28 orang dari 126 napi di Wisma Taman Ayun dengan hasil reaktif, dan 60 orang dari 151 napi di Wisma GWK dengan hasil reaktif.
Sementara pada hari ketiga, Rabu kemarin, rapid test menyasar para napi penghuni Wisma Alas Kedaton, Wisma Kintamani, Wisma Nusa Lembongan, Wisma Tampaksiring, Wisma Tirta Gangga, serta bagian dapur, bagian pura, rehabilitas, dan klinik. Hasilnya, 91 dari 135 napi di Wisma Tirta Gangga dinyatakan reaktif, 68 dari 130 napi di Wisma Kintamani dinyatakan reaktif, 14 dari 82 napi di Wisma Alas Kedaton dinyatakan reaktif, 7 dari 24 napi di Wisma Nusa Lembongan dengan hasil reaktif, dan 1 dari 12 napi di Wisma Tampaksiring dengan hasil reaktif.
Secara keseluruhan, ada 627 orang dari 1.294 napi di LP Kerobokan dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test. Mereka lanjut harus menjalani uji swab, untuk memastikan statusnya tertular Covid-019 atau tidak. Menurut Suprapto, pengambilan sampel swab sudah langsung dilakukan, Rabu sore.
“Karena banyak yang hasilnya reaktif, kita putuskan untuk langsung melakukan uji swab. Pengambilan sampel swab dilakukan mulai hari ini (rabu) hingga besok (Kamis). Untuk hasilnya, masih menunggu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung,” beber Suprapto.
Meski hampir 50 pesren warga binaan di LP Kerobokan dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test, menurut Suprapto, mereka tetap ditempatkan di wisma masing-masing, seperti semula. Artinya, antara yang reaktif dan negatif tetap membaur. Tapi, kalau nanti dinyatakan positif Covid-19, mereka akan dirujuk ke rumah sakit atau tem[pat karantina yang disiapkan Pemprov Bali. “Sejauh ini, belum ada pemi-sahan,” katanya.
Sementara itu, Kepala LP (Kalapas) Kerobokan, Yulius Sahruzah, mengatakan rapid test massal bagi seluruh warga binaan dilakukan karena ada laporan dari dokter LP yang menyebut beberapa napi mengalami demam. "Dokter melapor bahwa empat-lima orang warga binaan yang demam, beberapa orang di antaranya kehilangan indra pengecap," ujar Yulius, Selasa (20/10) lalu.
Berdasarkan laporan dokter, pihak LP Kerobokan kemudian mengambil tindakan untuk melakukan rapid test warga binaan di Blok Sanur yang berjumlah sekitar 100 orang. Setelah rapid test, ada 21 orang yang reaktif. “Yang reaktif kami pisahkan. Tapi, mereka ini sehat tidak ada keluhan sakit,” katanya.
Setelah itu, LP Kerobokan kemudian mengambil langkah-langkah antisipasi. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, kemudian dilakukan rapid test massal terhadap seluruh warga binaan di LP Kerobokan.
Dengan situasi seperti ini, LP Kerobokan kembali melakukan lockdown hingga situasi dirasa aman. "Untuk sementara, sejak dua minggu kemarin kami sudah tidak menerima tahanan baru. Sementara lockdown kami perpanjang sampai kondisi benar-benar bagus. Walaupun kami meniadakan kunjungan, yang pasti ada petugas yang masuk dan keluar, pengacara mendampingi terdakwa yang ditahan di Lapas, juga ada kiriman makanan,” papar Yulis sembari menyebut jumlah warga binaan di LP Kerpobokan saat ini mencapai 1.315 orang. *dar,rez
1
Komentar