Bojog Putih Huni Lereng Gunung Agung, Kemunculannya Bawa Pertanda Baik
Ada 3 ekor bojog (kera/monyet) berbulu putih yang selama ini hidup di lereng Gunung Agung.
AMLAPURA, NusaBali
Bojog putih ini kerap muncul di sekitar Pura Pasar Agung, Desa Pakraman Subudi, Kecamatan Selat, Karangasem. Krama sekitar sangat percaya bahwa kemunculan bojog putih membawa pertanda baik.
Pamangku Pura Pasar Agung, Jro Mangku Gede Umbara, menyatakan dua dari tiga bojog putih penghuni lereng Gunung Agung ini berkelamin betina, sementara satu lagi jantan. Anehnya, populasi bojog putih ini konstan dari tahun ke tahun, alias tetap hanya tiga ekor, tak pernah berkembang biak.
“Saya sendiri sering menyaksikan kemunculan bojog putih ini di areal Pura Pasar Agung. Setiapkali muncul, bojog putih ini tidak berani mendekat, selalu jaga jarak dengan saya,” ungkap Jro Mangku Umbara saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Sebudi, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, beberapa hari lalu.
Jro Mangku Umbara meyakini kemunculan bojog putih sebagai pertanda membawa pesan baik. Biasanya, bojog putih ini muncul pada hari-hari tertentu, termasuk menjelang karya pujawali di Pura Pasar Agung yang dilaksanakan setahun sekali pada Purnamaning Kadasa. Selain itu, para pendaki Gunung Agung atau pamangku lainnya yang hendak menggelar upacara mulang pakelem di kawah Gunung Agung juga kerap menyaksikan kemunculan bojog putih ini.
Menurut Jro Mangku Umbara, jika bojog putih muncul menjelang karya pujawali di Pura Pasar Agung, bisa menjadi pertanda bahwa upacara yang akan dilaksanakan sesuai dengan harapan umat sedharma. “Itu keyakinan yang kami warisi sejak lama. Menurut kepercayaan kami, bojog putih yang terlihat jinak itu merupakan utusan Ida Batara di Gunung Agung,” papar Jro Mangku Umbara.
SELANJUTNYA . . .
Bojog putih ini kerap muncul di sekitar Pura Pasar Agung, Desa Pakraman Subudi, Kecamatan Selat, Karangasem. Krama sekitar sangat percaya bahwa kemunculan bojog putih membawa pertanda baik.
Pamangku Pura Pasar Agung, Jro Mangku Gede Umbara, menyatakan dua dari tiga bojog putih penghuni lereng Gunung Agung ini berkelamin betina, sementara satu lagi jantan. Anehnya, populasi bojog putih ini konstan dari tahun ke tahun, alias tetap hanya tiga ekor, tak pernah berkembang biak.
“Saya sendiri sering menyaksikan kemunculan bojog putih ini di areal Pura Pasar Agung. Setiapkali muncul, bojog putih ini tidak berani mendekat, selalu jaga jarak dengan saya,” ungkap Jro Mangku Umbara saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Sebudi, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, beberapa hari lalu.
Jro Mangku Umbara meyakini kemunculan bojog putih sebagai pertanda membawa pesan baik. Biasanya, bojog putih ini muncul pada hari-hari tertentu, termasuk menjelang karya pujawali di Pura Pasar Agung yang dilaksanakan setahun sekali pada Purnamaning Kadasa. Selain itu, para pendaki Gunung Agung atau pamangku lainnya yang hendak menggelar upacara mulang pakelem di kawah Gunung Agung juga kerap menyaksikan kemunculan bojog putih ini.
Menurut Jro Mangku Umbara, jika bojog putih muncul menjelang karya pujawali di Pura Pasar Agung, bisa menjadi pertanda bahwa upacara yang akan dilaksanakan sesuai dengan harapan umat sedharma. “Itu keyakinan yang kami warisi sejak lama. Menurut kepercayaan kami, bojog putih yang terlihat jinak itu merupakan utusan Ida Batara di Gunung Agung,” papar Jro Mangku Umbara.
SELANJUTNYA . . .
Komentar