Investor Pasar Modal di Bali Melonjak
DENPASAR, NusaBali
ondisi pandemi Covid-19, ternyata tidak menyurutkan minat investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia khususnya di instrumen saham.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah investor saham baik nasional maupun di Bali pada khususnya. Per September 2020, investor saham di Bali sudah mencapai 30.416 investor atau bertumbuh sebesar 8.446 investor baru atau 38,44 persen dari tahun sebelumnya.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Agus Andiyasa mengatakan Rabu (21/10). “Peningkatan menunjukkan bahwa masyarakat Bali sudah mulai melek terhadap investasi di pasar modal,” jelasnya.
Agus Andiyasa merujuk jumlah investor yang menunjukkan pertumbuhan sejak sejak 2012. Diawali 3.747 investor kemudian meningkat 4.193 pada tahun 2013. Kemudian 5.343 tahun 2014. Setahun kemudian pada 2015 meningkat menjadi 6.484. Terus pada tahun 2016 menjadi 8.499. Tahun 2017 menjadi 10.729. Lanjut ke tahun 2018 meningkat mencapai 15.482 investor, 21.970 investor pada 2019, hingga 30.416 per September 2020.
Peningkatan investor menunjukkan, pandemi Covid-19 merangsang masyarakat untuk berinvestasi. “Masyarakat melihat sebagai sebuah peluang berinvestasi,” ucap Agus Andiyasa.
Dikatakan sejak pandemi Covid-19 harga saham banyak perusahaan menurun. Papar Agus Andiyasa, saat harga saham turun tajam itulah masyarakat melihatnya sebagai peluang untuk berinvestasi di pasar modal. “Ini kan kesempatan,” ujarnya. Lanjutnya dilihat dari story-nya, penurunan ini mirip seperti tahun 2008, yakni krisis subprime mortage di Amerika Serikat.
Terpisah Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fauzi menyatakan pandemi Covid-19 masih berlangsung dan tidak menjadi penghalang berperan aktif dalam mengembangkan pasar modal Indonesia. “ Era digital saat ini teknologi dan informasi, sangat berperan aktif dalam mendekatkan kita yang dalam posisi geografis yang saling berjauhan. Tidak terkecuali upaya BEI mendekatkan diri dengan masyarakat,” ujarnya.
Hasan Fauzi mengapresiasi capaian rekor 3 juta investor pasar modal pada 24 Juli 2020. “Tidak terlepas dari dominasi dan dukungan generasi muda yang meniadi basis investor domestik yang diharapkan dari seluruh penjuru Indonesia,” ujarnya.. Pertumbuhan investor lokal tersebut, kata Hasan Fauzi sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Itu sebagai upaya awareness kepada masyarakat terhadap eksistensi pasar modal Indonesia dan pertumbuhan investor-nya,” kata Hasan Fauzi.*k17
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Agus Andiyasa mengatakan Rabu (21/10). “Peningkatan menunjukkan bahwa masyarakat Bali sudah mulai melek terhadap investasi di pasar modal,” jelasnya.
Agus Andiyasa merujuk jumlah investor yang menunjukkan pertumbuhan sejak sejak 2012. Diawali 3.747 investor kemudian meningkat 4.193 pada tahun 2013. Kemudian 5.343 tahun 2014. Setahun kemudian pada 2015 meningkat menjadi 6.484. Terus pada tahun 2016 menjadi 8.499. Tahun 2017 menjadi 10.729. Lanjut ke tahun 2018 meningkat mencapai 15.482 investor, 21.970 investor pada 2019, hingga 30.416 per September 2020.
Peningkatan investor menunjukkan, pandemi Covid-19 merangsang masyarakat untuk berinvestasi. “Masyarakat melihat sebagai sebuah peluang berinvestasi,” ucap Agus Andiyasa.
Dikatakan sejak pandemi Covid-19 harga saham banyak perusahaan menurun. Papar Agus Andiyasa, saat harga saham turun tajam itulah masyarakat melihatnya sebagai peluang untuk berinvestasi di pasar modal. “Ini kan kesempatan,” ujarnya. Lanjutnya dilihat dari story-nya, penurunan ini mirip seperti tahun 2008, yakni krisis subprime mortage di Amerika Serikat.
Terpisah Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fauzi menyatakan pandemi Covid-19 masih berlangsung dan tidak menjadi penghalang berperan aktif dalam mengembangkan pasar modal Indonesia. “ Era digital saat ini teknologi dan informasi, sangat berperan aktif dalam mendekatkan kita yang dalam posisi geografis yang saling berjauhan. Tidak terkecuali upaya BEI mendekatkan diri dengan masyarakat,” ujarnya.
Hasan Fauzi mengapresiasi capaian rekor 3 juta investor pasar modal pada 24 Juli 2020. “Tidak terlepas dari dominasi dan dukungan generasi muda yang meniadi basis investor domestik yang diharapkan dari seluruh penjuru Indonesia,” ujarnya.. Pertumbuhan investor lokal tersebut, kata Hasan Fauzi sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Itu sebagai upaya awareness kepada masyarakat terhadap eksistensi pasar modal Indonesia dan pertumbuhan investor-nya,” kata Hasan Fauzi.*k17
Komentar