Korban Perkosaan Trauma Berat, Keterangan Sulit Digali
Kasus dugaan pelajar SMP digilir sejumlah temannya belum bisa menguak secara jelas.
SINGARAJA, NusaBali
Penanganan kasus dugaan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur yang berinisial KMW, 14, sedikit mengalami kendala. Unit PPA Satreskrim Polres Buleleng yang menangani kasus ini masih kesulitan menggali keterangan korban. Pasalnya, korban yang diketahui masih duduk di bangku SMP ini mengalami trauma berat atas peristiwa keji yang menimpanya.
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Vicky Tri Haryanto menegaskan, meski ada kendala, penanganan kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa KMW tetap jalan terus. Bahkan kasus ini menjadi atensi khusus bagi Satreskrim Polres Buleleng. Hanya saja korban yang juga sempat dilaporkan menghilang beberapa hari oleh orangtuanya, masih belum bisa dimintai keterangan.
Korban KMW mengalami trauma berat lantaran diduga telah dicabuli oleh 10 pelaku yang berbeda di 5 tempat yang berbeda. "Korban masih trauma berat sehingga belum bisa dimintai keterangan. Sekarang ini korban masih dalam pendampingan psikiater. Meski demikian, kasus ini tetap kami atensi, dan proses penyelidikan akan tetap jalan terus," kata AKP Vicky, Kamis (22/10) siang saat ditemui NusaBali.
Sejauh ini, penanganan terhadap kasus ini baru tahap pemeriksaan saksi terutama dari orangtua korban. Sedangkan hasil visum yang sudah dilakukan belum terhadap korban hingga saat ini belum juga keluar. "Jadi kendala ada di korban yang masih sulit untuk dimintai keterangan. Sementara hasil visum masih menunggu," tambahnya.
AKP Vicky menyebutkan, sudah mengamankan barang bukti berupa baju yang korban kenakan saat kejadian naas tersebut. Ia mengaku belum melakukan penyelidikan ke tempat yang diduga sebagai lokasi kejadian, yakni TKP pertama di Kelurahan Penarungan diduga dilakukan 6 orang, dan TKP kedua hingga kelima terjadi di Alasangker dengan waktu dan tempat berbeda termasuk orang berbeda.
Pasalnya, polisi tidak ingin proses penyelidikan kasus tersebut hanya berdasarkan asumsi atau dugaan. Sehingga diperlukan bukti kuat, terutama keterangan dari korban yang kemudian dikaitkan dengan keterangan saksi-saksi lainnya, sehingga para pelaku aksi bejat tersebut bisa segera terungkap dan diproses hukum.
"Kami masih menunggu hasil konseling dari psikiater seperti apa, setelah itu baru kami tindaklanjuti dengan BAP sehingga bisa kami ekspos," jelas AKP Vicky.
Ia juga masih mendalami dugaan adanya tindak kekerasan fisik terhadap KMW oleh para terduga pelaku pencabulan. "Kemungkinanan dugaan kekerasan pasti ada. Ini kalau dilihat di satu TKP saja yang melakukan lebih dari 4 orang, TKP lain ada 2 orang, dan ada lagi. Ini masih kami dalami. Sekarang kami berharap, korban bisa segera pulih dan bisa kami mintai keterangan, agar kasus ini terungkap dengan tuntas," pungkas AKP Vicky. *cr75
Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Vicky Tri Haryanto menegaskan, meski ada kendala, penanganan kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa KMW tetap jalan terus. Bahkan kasus ini menjadi atensi khusus bagi Satreskrim Polres Buleleng. Hanya saja korban yang juga sempat dilaporkan menghilang beberapa hari oleh orangtuanya, masih belum bisa dimintai keterangan.
Korban KMW mengalami trauma berat lantaran diduga telah dicabuli oleh 10 pelaku yang berbeda di 5 tempat yang berbeda. "Korban masih trauma berat sehingga belum bisa dimintai keterangan. Sekarang ini korban masih dalam pendampingan psikiater. Meski demikian, kasus ini tetap kami atensi, dan proses penyelidikan akan tetap jalan terus," kata AKP Vicky, Kamis (22/10) siang saat ditemui NusaBali.
Sejauh ini, penanganan terhadap kasus ini baru tahap pemeriksaan saksi terutama dari orangtua korban. Sedangkan hasil visum yang sudah dilakukan belum terhadap korban hingga saat ini belum juga keluar. "Jadi kendala ada di korban yang masih sulit untuk dimintai keterangan. Sementara hasil visum masih menunggu," tambahnya.
AKP Vicky menyebutkan, sudah mengamankan barang bukti berupa baju yang korban kenakan saat kejadian naas tersebut. Ia mengaku belum melakukan penyelidikan ke tempat yang diduga sebagai lokasi kejadian, yakni TKP pertama di Kelurahan Penarungan diduga dilakukan 6 orang, dan TKP kedua hingga kelima terjadi di Alasangker dengan waktu dan tempat berbeda termasuk orang berbeda.
Pasalnya, polisi tidak ingin proses penyelidikan kasus tersebut hanya berdasarkan asumsi atau dugaan. Sehingga diperlukan bukti kuat, terutama keterangan dari korban yang kemudian dikaitkan dengan keterangan saksi-saksi lainnya, sehingga para pelaku aksi bejat tersebut bisa segera terungkap dan diproses hukum.
"Kami masih menunggu hasil konseling dari psikiater seperti apa, setelah itu baru kami tindaklanjuti dengan BAP sehingga bisa kami ekspos," jelas AKP Vicky.
Ia juga masih mendalami dugaan adanya tindak kekerasan fisik terhadap KMW oleh para terduga pelaku pencabulan. "Kemungkinanan dugaan kekerasan pasti ada. Ini kalau dilihat di satu TKP saja yang melakukan lebih dari 4 orang, TKP lain ada 2 orang, dan ada lagi. Ini masih kami dalami. Sekarang kami berharap, korban bisa segera pulih dan bisa kami mintai keterangan, agar kasus ini terungkap dengan tuntas," pungkas AKP Vicky. *cr75
1
Komentar