Ujian Lampard di Ujung Tanduk
Big Match MU Vs Chelsea, Dinihari Nanti
Mereka (MU) mendapatkan hasil yang sangat bagus. Kini MU sebuah tes yang sangat besar setelah mereka mendapatkan hasil yang sangat baik, tapi kami (Chelsea) harus pergi ke sana dengan keyakinan.
LONDON, NusaBali
Manajer Chelsea Frank Lampard belum memiliki statistik meyakinkan lawan Manchester United (MU), pada laga big match Premier League. Bahkan karena rekor buruk itu, nasib Lampard pun di ujung tanduk alias terancam pemecatan oleh bos Chelsea Roman Abramovich.
Ya, Chelsea akan menantang MU, di Stadion Old Trafford, pada laga pekan keenam Liga Inggris, Minggu (25/10) dinihari nanti, pukul 00.30 Wita. Kini Chelsea di posisi delapan klasemen dengan 8 poin dari lima laga. Sedangkan MU di urutan 15 dengan 6 poin dari empat laga.
Menjelang big match, kedua tim dalam mood berbeda. The Blues hanya sekali menang dalam empat laga terakhirnya di liga, termasuk saat membuang keunggulan dua gol lawan Southampton dan akhirnya diimbangi 3-3. Juga ditahan 0-0 oleh Sevilla di Stamford Bridge. Hasil-hasil itu memunculkan rumor Lampard akan dipecat dan digantikan eks pelatih Juventus dan AC Milan Massimilliano Allegri.
Di sisi lain, MU dalam laju yang lebih baik karena meraih tiga kemenangan dalam lima laga terakhirnya di kompetisi. Kemenangan atas Paris St. Germain 2-1 di Liga Champions, pada Rabu Wita lalu, pasti akan menaikkan moral Bruno Fernandes dkk.
Kini pekerjaan menantang bagi Lampard untuk mengembalikan Chelsea ke jalur kemenangan. Namun, bagi Lampard MU bukan lawan yang mudah. Sejak menangani The Blues sejak musim lalu, Lampard selalu kalah dalam dua pertemuannya melawan MU di Premier League. Yakni, kalah 0-4 pada Agustus 2019 lalu, dan tumbang 0-2 di Old Trafford, Februari.
"Mereka (Manchester United) mendapatkan hasil yang sangat bagus. Kini MU sebuah tes yang sangat besar setelah mereka mendapatkan hasil yang sangat baik tapi kami harus pergi ke sana dengan keyakinan," kata Lampard, menatap duel MU vs Chelsea.
Sementara manajer MU Ole Gunnar Solskjaer menegaskan, timnya telah bangkit dari kekalahan memalukan 1-6 melawan Tottenham Hotspur. Usai kekalahan itu, MU meraih dua kemenangan beruntun. Sebelum menang 2-1 atas PSG, MU menang 4-1 atas tuan rumah Newcastle United di Liga Inggris.
Namun Solskjaer memastikan, aib di Old Trafford itu akan dikenang selamanya. "Saya rasa tidak ada yang dapat menghapus memori memalukan itu," ujar Solskjaer. Namun yang terpenting sekarang, bagaimana timnya bangkit dari kekalahan itu.
Solskjaer menyebut dalam sejarahnya, MU beberapa kali meraih hasil memalukan seperti itu. Namun dia menegaskan MU selalu mampu bangkit dari hasil buruk dan itulah yang terjadi pada timnya saat ini.
Namun Solskjaer dihadapkan pada situasi sulit. Dia harus memilih, formasi dan pemain saat menang lawan PSG atau kembali pada pakem awal. Solksjaer memilih formasi tiga bek saat melawan PSG, skema yang dipakai sejak musim 2019/2020 dalam laga-laga besar.*
Manajer Chelsea Frank Lampard belum memiliki statistik meyakinkan lawan Manchester United (MU), pada laga big match Premier League. Bahkan karena rekor buruk itu, nasib Lampard pun di ujung tanduk alias terancam pemecatan oleh bos Chelsea Roman Abramovich.
Ya, Chelsea akan menantang MU, di Stadion Old Trafford, pada laga pekan keenam Liga Inggris, Minggu (25/10) dinihari nanti, pukul 00.30 Wita. Kini Chelsea di posisi delapan klasemen dengan 8 poin dari lima laga. Sedangkan MU di urutan 15 dengan 6 poin dari empat laga.
Menjelang big match, kedua tim dalam mood berbeda. The Blues hanya sekali menang dalam empat laga terakhirnya di liga, termasuk saat membuang keunggulan dua gol lawan Southampton dan akhirnya diimbangi 3-3. Juga ditahan 0-0 oleh Sevilla di Stamford Bridge. Hasil-hasil itu memunculkan rumor Lampard akan dipecat dan digantikan eks pelatih Juventus dan AC Milan Massimilliano Allegri.
Di sisi lain, MU dalam laju yang lebih baik karena meraih tiga kemenangan dalam lima laga terakhirnya di kompetisi. Kemenangan atas Paris St. Germain 2-1 di Liga Champions, pada Rabu Wita lalu, pasti akan menaikkan moral Bruno Fernandes dkk.
Kini pekerjaan menantang bagi Lampard untuk mengembalikan Chelsea ke jalur kemenangan. Namun, bagi Lampard MU bukan lawan yang mudah. Sejak menangani The Blues sejak musim lalu, Lampard selalu kalah dalam dua pertemuannya melawan MU di Premier League. Yakni, kalah 0-4 pada Agustus 2019 lalu, dan tumbang 0-2 di Old Trafford, Februari.
"Mereka (Manchester United) mendapatkan hasil yang sangat bagus. Kini MU sebuah tes yang sangat besar setelah mereka mendapatkan hasil yang sangat baik tapi kami harus pergi ke sana dengan keyakinan," kata Lampard, menatap duel MU vs Chelsea.
Sementara manajer MU Ole Gunnar Solskjaer menegaskan, timnya telah bangkit dari kekalahan memalukan 1-6 melawan Tottenham Hotspur. Usai kekalahan itu, MU meraih dua kemenangan beruntun. Sebelum menang 2-1 atas PSG, MU menang 4-1 atas tuan rumah Newcastle United di Liga Inggris.
Namun Solskjaer memastikan, aib di Old Trafford itu akan dikenang selamanya. "Saya rasa tidak ada yang dapat menghapus memori memalukan itu," ujar Solskjaer. Namun yang terpenting sekarang, bagaimana timnya bangkit dari kekalahan itu.
Solskjaer menyebut dalam sejarahnya, MU beberapa kali meraih hasil memalukan seperti itu. Namun dia menegaskan MU selalu mampu bangkit dari hasil buruk dan itulah yang terjadi pada timnya saat ini.
Namun Solskjaer dihadapkan pada situasi sulit. Dia harus memilih, formasi dan pemain saat menang lawan PSG atau kembali pada pakem awal. Solksjaer memilih formasi tiga bek saat melawan PSG, skema yang dipakai sejak musim 2019/2020 dalam laga-laga besar.*
1
Komentar