‘Jangan Buka Pintu’ Membuka Pintu Selanjutnya Bagi Imagine Pilem
Bagian tata suara film ini dikerjakan melalui sejumlah proses yang rumit dan kompleks
DENPASAR, NusaBali.com
Satu film lagi dari ajang NusaBali Horror Film Festival yang sayang rasanya untuk dilewatkan, yakni film Jangan Buka Pintu produksi Imagine Pilem. Film pendek berdurasi hampir 11 menit ini berhasil meraih penghargaan dalam kategori Penata Suara Terbaik, dan menjadi salah satu dari nominasi Film Terbaik NusaBali Horror Film Festival 2020.
Film besutan Prisma Dewi sebagai sutradara ini berkisah mengenai empat orang pemuda yang memutuskan untuk menginap di rumah kerabat salah seorang anggota kelompoknya setelah melakukan perjalanan panjang. Tanpa diketahui, di desa tempat mereka menginap tersebut tengah diganggu sebuah teror tengah malam.
Keempat pemuda ini pun mengalami gangguan mistis di tengah malam. Ending dari film ini cukup membuat penonton menebak-nebak, apakah keempat pemuda kota ini akhirnya berhasil melalui malam penuh ujian tersebut, ataukah terjadi sesuatu pada mereka.
Sutradara film Jangan Buka Pintu, Prisma Dewi, mengungkapkan konsep film ini diangkat dari kisah nyata, yakni sebuah teror setiap tengah malam yang terjadi di tahun 1990an yang melanda salah satu desa di Buleleng. Berkaca dari urban legend tersebut, maka film Jangan Buka Pintu pun mengambil setting di era tahun 90an, yang dilengkapi dengan setting bangunan dan motor-motor jadul, serta tanpa kehadiran teknologi modern seperti smartphone.
“Itu dari kisah suatu desa yang desa itu ada teror ketuk pintu, jadi ada empat anak muda dan mereka lagi habis keliling, terus sampai di rumah pamannya tahu-tahu malah jadi momok karena di situ ada teror tiap malam,” ungkap Prisma Dewi pada NusaBali, Jumat (23/10).
Proses kerja keras yang berlangsung selama satu bulan dari bulan Agustus 2020 ini sukses menghantarkan Imagine Pilem menjadi salah satu film terpilih NusaBali Horror Film Festival 2020. Terutama, bagian tata suara yang juga dikerjakan oleh Prisma Dewi sebagai editor video berserta seluruh rekan-rekan Imagine Pilem, dikerjakan melalui sejumlah proses yang rumit dan kompleks, menjadikan Jangan Buka Pintu layak untuk mendapatkan predikat tersebut.
“Di hari kita terakhir editing itu, ngefixin suara itu memang karena banyak sekali track, seperti ada suara hujan, jangkrik, untuk menambah ambience. Belum lagi suara radio, suara pintu tertutup, suara ketok pintu. Ribet banget memang. Terus waktu kita lihat list nominasi, kita berpikir ‘pasti dapat nih Penata Suara’,” kenang Risma saat ditemui di markas Imagine Pilem di kawasan Jalan WR Supratman, Kesiman, Denpasar Timur.
Rencananya, film Jangan Buka Pintu sendiri akan dibuat dalam versi lainnya, yakni versi panjang yang masih akan berfokus pada keempat anak muda yang mengalami teror tersebut, namun dengan penjelasan atau kilas balik awal mula terjadinya teror ketuk pintu yang dimaksud dalam film tersebut.
Jangan Buka Pintu sendiri menjadi karya film pertama bagi Imagine Pilem. Sebelumnya, video-video yang dihasilnya berupa karya dokumenter. Terlebih, Prisma Dewi yang sebelumnya fokus di bagian editing untuk pertama kalinya menjadi sutradara dalam film ini. Tak salah jika Jangan Buka Pintu sendiri menjadi pintu baru bagi Imagine Pilem dalam berkarya. Prisma Dewi pun mengungkapkan, Imagine Pilem telah memiliki beberapa ide yang ingin diangkat dala film selanjutnya.*cr74
Komentar