Giri-Asa Lanjutkan 5 Program Prioritas
Debat Terbuka dengan Satu Paslon di Pilkada Badung 2020
Visi paslon Giri-Asa adalah melanjutkan pembangunan dengan konsep berlandaskan Tri Hita Karana. Sedangkan misi, sepenuhnya mengadopsi program Nawacita Presiden Jokowi.
MANGUPURA, NusaBali
Pasangan Calon (paslon) Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Calon Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa (Giri-Asa), berjanji akan melanjutkan program pembangunan yang telah dilakukan pada periode pertama bila terpilih kembali pada Pilkada Badung, 9 Desember 2020. Konsepnya berlandaskan Tri Hita Karana, yakni keseimbangan hubungan antarmanusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
Hal tersebut ditegaskan oleh paslon Giri-Asa dalam debat terbuka dengan tema Strategi Tata Kelola dan Tata Laksana Menuju Good Government dan Clean Government Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Badung, yang dilaksanakan oleh KPU Badung, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kecamatan Kuta Selatan, Sabtu (24/10) sekitar pukul 18.00 Wita. Debat dipandu oleh Dr Drs AA Gede Oka Wisnumurti MSi selaku moderator. Sementara Tim Panelis meliputi Dr I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari SH MKn, Dr Ni Made Eka Mahadewi MPar CHE CEM, Dr I Nyoman Mahaendra Yasa SE MSi, Prof Dr Ir I Nyoman Rai MS, dan Dr Ni Luh Riniti Rahayu MSi.
“Visi kami melanjutkan kebahagiaan masyarakat Kabupaten Badung melalui pembangunan dengan konsep Tri Hita Karana,” kata Giri Prasta saat menyampaikan visi misinya.
“Untuk misi, kita sepenuhnya mengadopsi program Nawacita Bapak Presiden (Joko Widodo),” lanjut Giri Prasta yang notabene mantan Ketua DPRD Badung.
Menurut Giri Prasta, ada enam prinsip dasar pembangunan di Kabupaten Badung, yakni pro growth, pro poor, pro jobs, pro culture, pro environment, pro low enforcement. “Kami juga akan menjalankan program pembangunan nasional semesta berencana (PPNSB) dengan lima program prioritas yakni bidang pangan, sandang dan papan; kesehatan pendidikan; pariwisata; jaminan sosial dan ketenagakerjaan, adat, hingga agama dan budaya,” imbuhnya.
Dalam penajaman visi misi ini, para panelis sempat menanyakan banyak hal, misalnya terkait persoalan pariwisata, ketimpangan pendapatan. Kemudian menyangkut persoalan sektor pertanian, bagaimana menyeimbangkan antara Badung Utara dan Badung Selatan.
Masalah alih fungsi lahan juga sempat ditanyakan oleh Prof Dr Ir I Nyoman Rai MS. Termasuk soal upaya untuk mendorong agar generasi muda atau generasi milenial tertarik pada sektor pertanian. Menjawab pertanyaan itu baik Giri Prasta maupun Suiasa menegaskan harus ada perubahan pola pikir dari para generasi muda itu sendiri. “Maka perlu pengembangan pertanian dengan teknologi, sehingga menjadi daya tarik bagi generasi muda,” kata Giri Prasta.
Kemudian pada segmen keempat, tim panelis yang diwakili Dr I Nyoman Mahaendra Yasa sempat membacakan rangkuman pertanyaan dari masyarakat. Intinya Kabupaten Badung sebagai destinasi wisata nasional maupun internasional, di satu sisi mampu memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat Badung. Di sisi lain menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba.
“Pertanyaannya, apa langkah dan strategi yang akan paslon terapkan untuk mengantisipasi persoalan tersebut, sekaligus menyiapkan generasi milenial Badung yang berkualitas dan memiliki daya saing agar mereka nantinya menjadi tumpuan Badung di masa depan,” tanyanya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Giri Prasta mengakui generasi muda adalah tulang punggung. Makanya kebutuhan dari anak-anak muda khususnya sekaa teruna di Badung sudah diberikan. “Sarana olahraga dan gamelan. Biar generasi muda tidak mabuk-mabukan dan menggunakan narkoba, supaya bisa ngayah di adat. Kami juga kerjasama dengan BNN Kabupaten Badung. Harapan ke depan kami zero (penyalahgunaan narkoba di Badung, Red),” katanya.
Suiasa menambahkan akan mengupayakan agar memasukkan kurikulum kearifan lokal di sekolah yang berisi tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba. “Kami akan wajibkan itu, memasukkan kurikulum kearifan lokal tentang pencegahan dan penanganan bahaya narkoba,” katanya.
Di samping, lanjut Suiasa, mendorong desa adat membuat perarem khusus terkait masalah narkoba. “Ini yang akan kami lakukan,” imbuhnya.
Pada segment terakhir, Dr Drs AA Gede Oka Wisnumurti MSi selaku moderator sempat memberikan waktu kepada paslon untuk menyampaikan closing statement. Pada kesempatan itu intinya Giri Prasta mengajak seluruh masyarakat Badung untuk bergotong royong menyukseskan Pilkada Badung pada 9 Desember 2020 mendatang.
Ketua KPU Badung I Wayan Semara Cipta menerangkan, debat paslon ini menjadi rangkaian tahapan Pilkada Badung. Hanya ada satu paslon yang mendaftar dan ditetapkan yakni I Nyoman Giri Prasta berpasangan dengan I Ketut Suiasa (Giri-Asa).
Kayun sapaan akrab I Wayan Semara Cipta, menargetkan dalam pilkada 9 Desember 2020 ini partisipasi pemilih sebesar 85 persen. “Kami meyakini dengan rasa tanggung jawab dan peduli, masyarakat Badung hadir dalam pencoblosan nanti,” tandasnya.
Setelah debat pertama ini, KPU Badung menjadwalkan debat terbuka dua kali lagi. Namun jadwal debat selanjutnya masih menunggu hari baik. *asa
Hal tersebut ditegaskan oleh paslon Giri-Asa dalam debat terbuka dengan tema Strategi Tata Kelola dan Tata Laksana Menuju Good Government dan Clean Government Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Badung, yang dilaksanakan oleh KPU Badung, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kecamatan Kuta Selatan, Sabtu (24/10) sekitar pukul 18.00 Wita. Debat dipandu oleh Dr Drs AA Gede Oka Wisnumurti MSi selaku moderator. Sementara Tim Panelis meliputi Dr I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari SH MKn, Dr Ni Made Eka Mahadewi MPar CHE CEM, Dr I Nyoman Mahaendra Yasa SE MSi, Prof Dr Ir I Nyoman Rai MS, dan Dr Ni Luh Riniti Rahayu MSi.
“Visi kami melanjutkan kebahagiaan masyarakat Kabupaten Badung melalui pembangunan dengan konsep Tri Hita Karana,” kata Giri Prasta saat menyampaikan visi misinya.
“Untuk misi, kita sepenuhnya mengadopsi program Nawacita Bapak Presiden (Joko Widodo),” lanjut Giri Prasta yang notabene mantan Ketua DPRD Badung.
Menurut Giri Prasta, ada enam prinsip dasar pembangunan di Kabupaten Badung, yakni pro growth, pro poor, pro jobs, pro culture, pro environment, pro low enforcement. “Kami juga akan menjalankan program pembangunan nasional semesta berencana (PPNSB) dengan lima program prioritas yakni bidang pangan, sandang dan papan; kesehatan pendidikan; pariwisata; jaminan sosial dan ketenagakerjaan, adat, hingga agama dan budaya,” imbuhnya.
Dalam penajaman visi misi ini, para panelis sempat menanyakan banyak hal, misalnya terkait persoalan pariwisata, ketimpangan pendapatan. Kemudian menyangkut persoalan sektor pertanian, bagaimana menyeimbangkan antara Badung Utara dan Badung Selatan.
Masalah alih fungsi lahan juga sempat ditanyakan oleh Prof Dr Ir I Nyoman Rai MS. Termasuk soal upaya untuk mendorong agar generasi muda atau generasi milenial tertarik pada sektor pertanian. Menjawab pertanyaan itu baik Giri Prasta maupun Suiasa menegaskan harus ada perubahan pola pikir dari para generasi muda itu sendiri. “Maka perlu pengembangan pertanian dengan teknologi, sehingga menjadi daya tarik bagi generasi muda,” kata Giri Prasta.
Kemudian pada segmen keempat, tim panelis yang diwakili Dr I Nyoman Mahaendra Yasa sempat membacakan rangkuman pertanyaan dari masyarakat. Intinya Kabupaten Badung sebagai destinasi wisata nasional maupun internasional, di satu sisi mampu memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat Badung. Di sisi lain menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba.
“Pertanyaannya, apa langkah dan strategi yang akan paslon terapkan untuk mengantisipasi persoalan tersebut, sekaligus menyiapkan generasi milenial Badung yang berkualitas dan memiliki daya saing agar mereka nantinya menjadi tumpuan Badung di masa depan,” tanyanya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Giri Prasta mengakui generasi muda adalah tulang punggung. Makanya kebutuhan dari anak-anak muda khususnya sekaa teruna di Badung sudah diberikan. “Sarana olahraga dan gamelan. Biar generasi muda tidak mabuk-mabukan dan menggunakan narkoba, supaya bisa ngayah di adat. Kami juga kerjasama dengan BNN Kabupaten Badung. Harapan ke depan kami zero (penyalahgunaan narkoba di Badung, Red),” katanya.
Suiasa menambahkan akan mengupayakan agar memasukkan kurikulum kearifan lokal di sekolah yang berisi tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba. “Kami akan wajibkan itu, memasukkan kurikulum kearifan lokal tentang pencegahan dan penanganan bahaya narkoba,” katanya.
Di samping, lanjut Suiasa, mendorong desa adat membuat perarem khusus terkait masalah narkoba. “Ini yang akan kami lakukan,” imbuhnya.
Pada segment terakhir, Dr Drs AA Gede Oka Wisnumurti MSi selaku moderator sempat memberikan waktu kepada paslon untuk menyampaikan closing statement. Pada kesempatan itu intinya Giri Prasta mengajak seluruh masyarakat Badung untuk bergotong royong menyukseskan Pilkada Badung pada 9 Desember 2020 mendatang.
Ketua KPU Badung I Wayan Semara Cipta menerangkan, debat paslon ini menjadi rangkaian tahapan Pilkada Badung. Hanya ada satu paslon yang mendaftar dan ditetapkan yakni I Nyoman Giri Prasta berpasangan dengan I Ketut Suiasa (Giri-Asa).
Kayun sapaan akrab I Wayan Semara Cipta, menargetkan dalam pilkada 9 Desember 2020 ini partisipasi pemilih sebesar 85 persen. “Kami meyakini dengan rasa tanggung jawab dan peduli, masyarakat Badung hadir dalam pencoblosan nanti,” tandasnya.
Setelah debat pertama ini, KPU Badung menjadwalkan debat terbuka dua kali lagi. Namun jadwal debat selanjutnya masih menunggu hari baik. *asa
Komentar