Sempat Mati Suri, Ikan Mas Koki Bali Adakan Kontes Lagi
DENPASAR, NusaBali.com
Sempat mati suri lama, komunitas ikan mas koki Bali kini mulai aktif kembali. Ikan mas koki Bali memang memiliki keunikan tersendiri dari bentuk sirip ikannya.
Komunitas Pelestari Maskoki Bali 'Dewata' adakan kontes ikan mas koki pada Minggu (25/10). Bertempat di salah satu base camp komunitas yang berlokasi di Jalan Cekomaria, kontes dimulai sekitar pukul 09.00 Wita.
Pada kontes kali ini, panitia membagi peserta dalam dua kategori. Kategori tersebut di antaranya pemula, dewasa, yang diikuti oleh sekitar enam puluh peserta dari kategori dewasa dan seratusan dari pemula.
Menyikapi keadaan pandemi, panitia menyeleksi peserta dengan secara online terlebih dahulu. Dari proses seleksi tersebut, panitia memilih lima belas peserta untuk dihadirkan dan diseleksi secara langsung pada babak final. “Susahnya online itu karena cuma bisa dilihat dari video saja,” ungkap salah seorang panitia, I Nyoman Sujana.
Pada kontes kali ini, panitia membagi peserta dalam dua kategori. Kategori tersebut di antaranya pemula, dewasa, yang diikuti oleh sekitar enam puluh peserta dari kategori dewasa dan seratusan dari pemula.
Menyikapi keadaan pandemi, panitia menyeleksi peserta dengan secara online terlebih dahulu. Dari proses seleksi tersebut, panitia memilih lima belas peserta untuk dihadirkan dan diseleksi secara langsung pada babak final. “Susahnya online itu karena cuma bisa dilihat dari video saja,” ungkap salah seorang panitia, I Nyoman Sujana.
Komunitas Dewata juga menetapkan standar poin tersendiri pada cacat ataupun keistimewaan seekor ikan dalam penilaian yang dilakukan. “Kita sepakati untuk sistem skoring itu dari per bagian ikan. Ada mata, body, sirip ekor, sirip selain ekor, dan keseimbangan,” tutur Ida Bagus Dwi Putra atau yang lebih akrab disapa Gus Bob selaku juri pada kegiatan ini.
Meskipun baru pertama kali mengadakan ajang kontes seperti ini setelah sekian lama, komunitas Dewata tetap yakin dan bertujuan teguh bahwa ikan mas koki Bali bisa semakin dikenal. “Bahkan bisa bersaing juga di kancah nasional. Event seperti ini juga sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas dan membangkitkan generasi penerus supaya bisa lebih menghargai warisan leluhur. Memang ikan mas koki bukan asli Bali tapi ini sudah ada sejak hampir seribu tahun lalu,” tambah Nyoman Sujana lagi.
Komunitas Dewata sendiri pernah diundang mengadakan pameran di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali. Menurut Gus Bob sendiri, yang menjadi kendala adalah jumlah penghobi yang diketahui masih sedikit. “Harapannya bisa merata di tiap daerah. Kita sepakat semua untuk melestarikan ya,” tambah Gus Bob.
Peserta pada kontes kali ini berasal dari daerah sekitaran Denpasar dan Tabanan. Terpilihlah tiga juara dan satu favorit masing-masing dari kategori dewasa atau senior, serta pemula atau junior.
Salah satu pemenang kategori Favorit Dewasa, Kedux Garage, sempat memberikan kesan-kesannya. “Sebenarnya saya masih baru. Cuma sudah mengetahui tentang ikan mas koki Bali dari kakek saya sendiri,” ungkapnya. Ia juga berharap ikan mas koki Bali bisa dipatenkan menjadi endemik khas Bali. “Ya seperti ikan koi dari Jepang, harapannya ikan mas koki Bali juga bisa seperti itu,” tuturnya bersemangat.
Menurut Kedux yang memiliki nama asli Nyoman Gede Sentana Putra, ajang kontes ikan koki yang diadakan komunitas Dewata ini bisa menguatkan agar melestarikan dan mengembangkan ikan mas koki Bali.
Ikan mas koki Bali memang punya daya tarik tersendiri. Pada ikan mas koki dewasa, siripnya bisa mencapai dua kali panjang tubuh ikannya. Ukuran ikan mas koki dewasa atau senior sendiri umumnya berusia 1,5 tahun keatas. Sedangkan junior atau pemula berusia 1-6 bulan. Semakin lama usianya, panjang siripnya juga tidak akan berbohong.
Perawatan ikan ini pun mudah. Tidak butuh banyak oksigen, yang penting tempat perawatannya. Penghobinya juga banyak dari berbagai kalangan usia. Ada anak-anak, wanita, bahkan juga orang tua.*cla
1
Komentar