Proyek Kereta Api di Bali Segera Digarap
PT Perusda Bali-PT Inka Sudah Tandatangani MoU, 23 Oktober
Informasinya, rute kereta api ramah lingkungan meliputi jalur Denpasar Sanur sepanjang 7 kilometer dan Sanur-Kuta 12 kilometer
DENPASAR, NusaBali
Transportasi kereta api ramah lingkungan segera akan terwujud di Bali. Memorandum of Understanding (MoU) atau perjanjian kerja sama proyek kereta api ramah lingkungan ini sudah ditandatangani PT Perusahaan Daerah (Perusda) Provinsi Bali dan PT Industri Kereta Api (Inka), 23 Oktober 2020 lalu.
Dirut PT Perusda Provinsi Bali, I Nyoman Kami Artana, mengatakan dalam penandatanganan MoU proyek kereta api ramah lingkungan tersebut, dirinya tandatangan mewakili Pemprov Bali. Penandatanganan MoU dilakukan secara online, di mana Nyoman Kami Antara berada di Denpasar, sementara PT Inka, Budi Noviantoro, di Jakarta.
“Setelah penandatanganan MoU, sekarang tinggal menunggu proses selanjutnya. Nanti akan ada penggarapan feasibility study (FS) dulu. Nanti kan menunggu proses lebih lanjut dari PT Inka," ungkap Kami Artana saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Minggu (25/10).
Ditanya kapan kira-kira proyek kereta api ini akan digarap, Kami Artana mengaku belum tahu. "Sejauh ini belum pasti kapan proyek kereta api ini akan dimulai. Kan ini baru kesepakatan kami dari PT Perusda Bali dengan PT Inka. Soal kapan dimulainya proyek, tergantung hasil kajian," tandas Kami Artana.
Menurut Kami Artana, bagaimana rute proyek kereta api yang dirancang nanti, juga belum ditetapkan. Untuk rute dan model kereta apinya, juga tergantung dari PT Inka. "Semuanya nanti akan dituangkan dalam FS (studi kelayakan). Apakah itu nanti kereta api listrik, kereta gantung, atau apa modelnya, itu PT Inka yang akan melanjutkan. Ini baru proses MoU saja," papar pejabat asal Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini.
Terkait anggaran yang akan dipakai dalam membangun proyek kereta api ramah lingkungan ini, menurut Kami Antara, nantinya PT Inka yang akan mencarikan investor. "Jadi, kalau anggarannya, itu PT Inka yang tahu. Yang jelas, anggarannya dari investor. Nilai proyek belum tahu juga," tegas Kami Artana.
Sementara itu, rencana proyek kereta api yang MoU-nya sudah ditandatangani PT Perusda Bali dan PT Inka ini mendapatkan dukungan dari Komisi III DPRD Bali (yang membidangi pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan lingkungan). Ketua Komisi III DPRD Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana, mengakui pihaknya sudah mendapatkan informasi soal MoU penggarapan proyek kereta api ini.
"Ini bagus kalau ada pihak atau stakeholder yang mau berinvestasi untuk transportasi publik di Bali. Apalagi, menggunakan sumber daya ramah lingkungan, seperti kereta api listrik. Kami di Komisi III DPRD Bali mendukung penuh sampai proyek ini terealisasi," tandas Adhi Ardhana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu siang.
Adhi Ardhana menegaskan, Bali saat ini sangat tertinggal dalam penyediaan transportasi publik, termasuk di wilayah perkotaan. "Yang ada saat ini baru dengan proyek percobaan Bus Metro Dewata dari Kementerian Perhubungan. Kita berharap nanti ada moda lain, agar memiliki sinergitas dan terintegrasi, saling melengkapi jalur-jalur pelayanan," papar politisi PDIP asal Puri Gerenceng, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini.
Dengan terintegrasinya moda transportasi publik di Bali, menurut Adhi Ardhana, krama Bali nantinya bisa memanfaatkan transportasi publik sebagai pilihan utama. "Perusda Bali sebagai perusahaan milik Provinsi Bali, dibentuk sebagai agen pembangunan dan pelayanan masyarakat. Maka, kerjasama dengan PT Inka harus terwujud dan menjadi gagasan besar Pemprov Bali menuju ‘Bali Era Baru," terang politisi yang juga praktisi pariwisata ini.
Sementara, informai yang dihimpun NusaBali, proyek kereta api ramah lingkungan yang MoU-nya telah ditandatangani ini akan melayani jalur Kota Denpasar-Sanur dan Sanur-Kuta. Untuk rute Denpasar-Sanur (Kecamatan Denpasar Selatan), jalurnya sepanjang 7 kilometer. Sedangkan untuk rute Sanur (Kecamatan Denpasar Selatan)-Kuta (Kecamatan Kuta, Badung), jalurnya sepanjang 12 kilometer.
Dengan terwujudnya proyek kereta api nanti, praktis akan menambah moda transportasi publik di Denpasar dan sekitarnya. Sebelulmnya, sudah dioperasikan Trans Metro Dewata atau Teman Bus untuk jalur Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan) yang peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, 7 September 2020 lalu.
Trans Metro Dewata dirancang berkekuatan 105 armada, dengan melayani 4 koridor rute Sarbagita. Koridor I, dengan jumlah armada mencapai 31 unit Teman Bus, melayani rute Terminal Pesiapan (Ta-banan)-Central Parkir Kuta (Badung) sepanjang 63,6 kilometer PP, berisi 40 halte. Sedangkan Koridor II dengan jumlah armada 22 unit Te-man Bus, melayani rute GOR NGurah Rai (Denpasar)-Bandara Interna-sional Ngurah Rai Tuban, Kuta (Badung) sepanjang 30,2 kilometer PP, dengan 24 halte
Sementara Koridor III dengan jumlah armada 20 unit Teman Bus, melayani rute Pantai Matahari Terbit Sanur (Denpasar)-Desa Dalung (Kecamatan Kuta Utara, Badung), sepanjang 43 kilometer PP, dengan 24 halte. Sebaliknya, Koridor IV dengan 32 unit Teman Bus melayani rute Terminal Ubung (Denpasar)-Sentral Parkir Kuta (Badung)-Monkey Forest Ubud (Gianyar) sepanjang 55,3 kilometer PP, dengan 32 halte. *nat
Transportasi kereta api ramah lingkungan segera akan terwujud di Bali. Memorandum of Understanding (MoU) atau perjanjian kerja sama proyek kereta api ramah lingkungan ini sudah ditandatangani PT Perusahaan Daerah (Perusda) Provinsi Bali dan PT Industri Kereta Api (Inka), 23 Oktober 2020 lalu.
Dirut PT Perusda Provinsi Bali, I Nyoman Kami Artana, mengatakan dalam penandatanganan MoU proyek kereta api ramah lingkungan tersebut, dirinya tandatangan mewakili Pemprov Bali. Penandatanganan MoU dilakukan secara online, di mana Nyoman Kami Antara berada di Denpasar, sementara PT Inka, Budi Noviantoro, di Jakarta.
“Setelah penandatanganan MoU, sekarang tinggal menunggu proses selanjutnya. Nanti akan ada penggarapan feasibility study (FS) dulu. Nanti kan menunggu proses lebih lanjut dari PT Inka," ungkap Kami Artana saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Minggu (25/10).
Ditanya kapan kira-kira proyek kereta api ini akan digarap, Kami Artana mengaku belum tahu. "Sejauh ini belum pasti kapan proyek kereta api ini akan dimulai. Kan ini baru kesepakatan kami dari PT Perusda Bali dengan PT Inka. Soal kapan dimulainya proyek, tergantung hasil kajian," tandas Kami Artana.
Menurut Kami Artana, bagaimana rute proyek kereta api yang dirancang nanti, juga belum ditetapkan. Untuk rute dan model kereta apinya, juga tergantung dari PT Inka. "Semuanya nanti akan dituangkan dalam FS (studi kelayakan). Apakah itu nanti kereta api listrik, kereta gantung, atau apa modelnya, itu PT Inka yang akan melanjutkan. Ini baru proses MoU saja," papar pejabat asal Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini.
Terkait anggaran yang akan dipakai dalam membangun proyek kereta api ramah lingkungan ini, menurut Kami Antara, nantinya PT Inka yang akan mencarikan investor. "Jadi, kalau anggarannya, itu PT Inka yang tahu. Yang jelas, anggarannya dari investor. Nilai proyek belum tahu juga," tegas Kami Artana.
Sementara itu, rencana proyek kereta api yang MoU-nya sudah ditandatangani PT Perusda Bali dan PT Inka ini mendapatkan dukungan dari Komisi III DPRD Bali (yang membidangi pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan lingkungan). Ketua Komisi III DPRD Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana, mengakui pihaknya sudah mendapatkan informasi soal MoU penggarapan proyek kereta api ini.
"Ini bagus kalau ada pihak atau stakeholder yang mau berinvestasi untuk transportasi publik di Bali. Apalagi, menggunakan sumber daya ramah lingkungan, seperti kereta api listrik. Kami di Komisi III DPRD Bali mendukung penuh sampai proyek ini terealisasi," tandas Adhi Ardhana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu siang.
Adhi Ardhana menegaskan, Bali saat ini sangat tertinggal dalam penyediaan transportasi publik, termasuk di wilayah perkotaan. "Yang ada saat ini baru dengan proyek percobaan Bus Metro Dewata dari Kementerian Perhubungan. Kita berharap nanti ada moda lain, agar memiliki sinergitas dan terintegrasi, saling melengkapi jalur-jalur pelayanan," papar politisi PDIP asal Puri Gerenceng, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini.
Dengan terintegrasinya moda transportasi publik di Bali, menurut Adhi Ardhana, krama Bali nantinya bisa memanfaatkan transportasi publik sebagai pilihan utama. "Perusda Bali sebagai perusahaan milik Provinsi Bali, dibentuk sebagai agen pembangunan dan pelayanan masyarakat. Maka, kerjasama dengan PT Inka harus terwujud dan menjadi gagasan besar Pemprov Bali menuju ‘Bali Era Baru," terang politisi yang juga praktisi pariwisata ini.
Sementara, informai yang dihimpun NusaBali, proyek kereta api ramah lingkungan yang MoU-nya telah ditandatangani ini akan melayani jalur Kota Denpasar-Sanur dan Sanur-Kuta. Untuk rute Denpasar-Sanur (Kecamatan Denpasar Selatan), jalurnya sepanjang 7 kilometer. Sedangkan untuk rute Sanur (Kecamatan Denpasar Selatan)-Kuta (Kecamatan Kuta, Badung), jalurnya sepanjang 12 kilometer.
Dengan terwujudnya proyek kereta api nanti, praktis akan menambah moda transportasi publik di Denpasar dan sekitarnya. Sebelulmnya, sudah dioperasikan Trans Metro Dewata atau Teman Bus untuk jalur Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan) yang peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, 7 September 2020 lalu.
Trans Metro Dewata dirancang berkekuatan 105 armada, dengan melayani 4 koridor rute Sarbagita. Koridor I, dengan jumlah armada mencapai 31 unit Teman Bus, melayani rute Terminal Pesiapan (Ta-banan)-Central Parkir Kuta (Badung) sepanjang 63,6 kilometer PP, berisi 40 halte. Sedangkan Koridor II dengan jumlah armada 22 unit Te-man Bus, melayani rute GOR NGurah Rai (Denpasar)-Bandara Interna-sional Ngurah Rai Tuban, Kuta (Badung) sepanjang 30,2 kilometer PP, dengan 24 halte
Sementara Koridor III dengan jumlah armada 20 unit Teman Bus, melayani rute Pantai Matahari Terbit Sanur (Denpasar)-Desa Dalung (Kecamatan Kuta Utara, Badung), sepanjang 43 kilometer PP, dengan 24 halte. Sebaliknya, Koridor IV dengan 32 unit Teman Bus melayani rute Terminal Ubung (Denpasar)-Sentral Parkir Kuta (Badung)-Monkey Forest Ubud (Gianyar) sepanjang 55,3 kilometer PP, dengan 32 halte. *nat
Komentar